Bab 5 •>

190 18 0
                                    


Hari ini bisa dibilang hati bahagia untuk Kalea karena tiba-tiba Jihoon mengajaknya ke pasar malam, waktu jam istirahat tadi Jihoon bilang jika ingin jalan bersama Kalea karena sudah lama juga mereka tidak jalan berdua atau dibilang date.

Kalea senang sekali sekaligus merasa bersalah karena kemarin ia malah bohong kepada Jihoon tentang buket bunga untuk siapa.

Kalea sudah siap dan sedang menunggu Jihoon menjemputnya, Kalea juga sedari tadi senyum-senyum sendiri membuat ibu Kalea yang melihatnya terkekeh gemas.

Suara motor membuat Kalea langsung berdiri lalu keluar rumah, disana sudah ada Jihoon. Kalea baru saja akan izin pergi kepada ibunya tetapi ibunya sudah keluar rumah.

"Bu, Lea pergi dulu sama Jihoon"

"Iya, hati-hati ya jangan pulang terlalu malem juga" Kalea dan Jihoon mengangguk.

"Jaga Lea ya nak Jihoon"

"Siap Bu, Lea aman sama Jihoon"

Jihoon sudah dekat dengan kedua orang tua Kalea jadi dia memanggil mereka ibu dan ayah.

Setelah berpamitan mereka pun pergi, tanpa disadari ada Junkyu yang melihat dari jendela rumahnya jika Kalea pergi dengan orang yang tidak Junkyu kenal.

"Kalea pergi kemana ya malem-malem" gumam Junkyu.

Kalea serta Jihoon sudah sampai di pasar malam yang ramai akan pengunjung. Jihoon menggandeng tangan Kalea saat berjalan dan Kalea pun langsung mengeratkan genggamannya.

"Kita naik kora-kora yuk" ajak Kalea.

"Aku beli dulu tiketnya" sementara Jihoon membeli tiket Kalea menunggu didekat wahana kora-kora.

Setelah tiket sudah ada mereka pun menaiki kora-kora dipaling belakang. Wahana tersebut mulai mengayun pelan hingga lebih kencang sehingga yang menaikinya berteriak.

Selesainya mereka mencari makanan untuk mengisi perutnya sebelum menaiki wahana lainnya, Kalea berencana setelah ini ingin menaiki bianglala.

Mereka membeli beberapa makanan lalu duduk dikursi. Jihoon izin untuk pergi ke toilet dan Kalea menunggu dikursi sana sendiri.

Saat tengah asik menikmati makanan yang dibeli tiba-tiba datang seorang yang Kalea kenal, teman sekolahnya.

"Doyoung"

"Sendirian lo?" Tanya Doyoung lalu duduk disamping Kalea.

"Sama Jihoon dong, yakali sendiri gue kan gak jomblo kaya lo"

"Gue punya permen kapas, mau gak" Doyoung memberikan permen kapas itu kepada Kalea.

"Seriusan buat gue? Terus lu gak jadi makan dong"

"Gue udah, tadi beli kelebihan aja" Kalea mengangguk lalu mengambil permen kapasnya.

Jujur saja Doyoung menyukai Kalea, Doyoung juga selalu mendekati Kalea secara terang-terangan dan tak peduli jika Kalea sudah mempunyai kekasih yaitu temannya sendiri, Jihoon.

Saat Kalea akan membuka bungkus permen kapasnya tiba-tiba permen kapas itu direbut oleh Jihoon yang baru datang setelah dari toilet.

"Apa apansih Ji, kok dibuang!" Kalea kesal karena pemberian Doyoung malah dibuang, Kalea kan jadi merasa tidak enak dengan Doyoung.

"Ngapain nerima pemberian dia sih! Kalo mau yang kaya gitu aku juga bisa beliin!"

"Doyoung cuma ngasih permen kapas gak boleh?!"

"Jangan terima apapun dari dia!" Tunjuk Jihoon pada Doyoung yang masih terduduk.

"Lo juga kenapa gangguin cewek gue terus hah!" Jihoon mendekati Doyoung tetapi langsung dijauhkan oleh Kalea karena takut terjadi apa-apa.

"Udah Ji, kenapa malah emosi sih perkara permen kapas doang" lerai Kalea.

Doyoung berdiri lalu mendekati Kalea , "Gue suka sama Kalea"

Ucapan Doyoung mampu membuat Jihoon emosi, hampir saja memukul Doyoung jika saja tidak Kalea tarik Jihoon untuk menjauh.

"Kita pergi aja, Doyoung makasih buat permennya juga gue minta maaf"

"Gak usah minta maaf sama orang kaya dia!"

Doyoung tanpa takut kembali mendekati Kalea dan Jihoon lalu berbicara sesuatu yang mampu membuat emosi Jihoon semakin naik.

"Kalea lo hati-hati sama Jihoon, kalo ada apa-apa langsung hubungin gue" setelah berbicara itu pada Kalea Doyoung beralih menatap Jihoon dengan tajam.

"Jangan sampe jadi korban selanjutnya bajingan ini, cowok lo kan pembunuh" Doyoung menekankan kata pembunuh membuat Kalea kebingungan apa yang dimaksud Doyoung.

Jihoon mengepalkan lengannya kuat dan Doyoung pergi dari sana dengan smirk nya.

"Udah Ji, Doyoung juga udah pergi" Kalea mengusap tangan Jihoon berusaha menenangkan.

"Kita duduk aja" Jihoon menepis tangan Kalea.

"Pulang sekarang"

"Tapi kita baru aja sebentar loh disini, masa udah pulang aja"

"Gak inget apa kata ibu lo! Jangan pulang terlalu malem" Kalea tertegun dengan panggilan dari Jihoon untuknya, Jihoon benar-benar sedang marah sekarang hingga berubah kembali.

"Iya tapi kita disini juga belum ada sejam"

"Pilih pulang sekarang atau nanti lo pulang sendiri, hah!" Akhirnya Kalea hanya pasrah pulang sekarang meskipun kecewa.

Saat sampai diparkiran Kalea memberanikan diri menanyakan sesuatu terus terpikirkan oleh Kalea.

"Jihoon" Jihoon tak menyahut.

"Maksud dari omongan Doyoung tadi itu apa, kamu pembunuh?" Jihoon yang hendak menaiki motornya langsung urung karena pertanyaan Kalea.

"Jangan pikirin omongan dia, tuh orang cuma asal ngomong doang biar gue keliatan jelek"

"Tapi bener kan kamu gak lakuin hal aneh tanpa sepengetahuan aku?"

"Lo gak usah banyak tanya! Lo lebih percaya Doyoung dari pada pacar lo sendiri?!" Ucap Jihoon meninggikan suaranya.

"Gak gitu, aku percaya kamu kok"

"Yaudah kalo percaya ngapain tanya terus"

Mereka pun menjauh dari pasar malam itu. Kalea sangat kecewa sebenarnya karena jalan dengan Jihoon kali ini tidak sesuai dengan ekspektasi nya.

Kalea juga marah dengan Doyoung dan dirinya sendiri, jika saja Kalea tidak menerima apa yang Doyoung beri pasti sekarang dirinya dan Jihoon masih ada di pasar malam dan menaiki beberapa wahana lagi.

Padahal baru saja Kalea merasa bahagia tetapi kebahagiaan itu hanya sebentar, Kalea harap ia bisa mengulangi lagi dengan Jihoon dan tentunya tidak ada gangguan apapun.

Sesampainya di rumah Kalea, Jihoon langsung menancapkan gas motornya untuk pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kalea harap Jihoon tidak kenapa-kenapa karena mengendarai dengan kesal, tadi saja ia mengendarai motornya dengan kencang.

"Kangen Jihoon yang dulu haha" Kalea tertawa hambar lalu masuk kedalam rumah dengan raut wajah sedih serta kecewanya.











Tbc.

Asmaraloka JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang