Bagian 2 : Mimpi

34 4 0
                                    

You were there as well as I, it doesn't seem like a dream even when it's over.
-M2U-

***

"Hei."

Ivy menoleh dan hanya kegelapan yang ia lihat.

Siapa? Siapa yang sedang berbicara?

Ivy mencari-cari ke sekelilingnya dengan pandangan bingung. Ini mimpi? Yang dilihatnya hanyalah kekosongan dan kegelapan, ia bahkan tidak bisa melihat kedua tangannya sendiri.

Menghela nafas dengan pelan, Ivy mengumpulkan keberanian untuk melangkah entah kemana dan berdoa agar tidak ada apapun yang akan menyandung kakinya.

Ini bukanlah mimpi yang ketika aku tersandung kemudian aku akan mati terkena serangan jantung kan? Ivy merasa ngeri memikirkan hal itu, maka dari itu langkahnya yang sebelumnya sedikit laju kemudian memelan, menghindari agar ia tidak mati di dalam mimpi.

Namun sepertinya apa yang ia pikirkan benar-benar terjadi. Ivy tersandung sesuatu hingga terjatuh dengan keras, namun untungnya ia tidak mati, ya sepertinya, atau mungkin tubuhnya di dunia nyata yang telah mati terkena serangan jantung dan sekarang arwahnya sedang menuju peristirahat terakhir.

Ivy secepatnya menggeleng dengan ngeri, berusaha untuk bangkit dan terhenti ketika tangannya sama sekali tidak bisa bergerak. Ada apa ini? Apakah sudah waktunya ia membayar dosa-dosanya? Ia mencoba menarik tangannya yang seakan-akan menempel pada lantai di bawahnya, hampir saja panik dan teriak minta tolong ketika sebuah sinar muncul di bawahnya, membentuk sebuah tulisan seperti rune kuno yang tidak ia mengerti. Gradasi warna merah dan biru menjalar mengikuti garis tulisan rune tersebut, tak lama kemudian golakan api kecil berwarna merah dan biru terlihat.

Apa ini? Apa neraka memang terlihat indah seperti ini?

Ivy menggelengkan kepala dengan cepat dan mengutuk pikirannya sendiri, ia mengamati ketika api-api itu mengenai kulitnya. Tidak terasa apa-apa. Ivy tidak mengerti dengan mimpinya kali ini, terasa aneh dan begitu nyata. Sebelumnya Ivy memang sering mengalami mimpi yang aneh, namun sepertinya mimpi yang ia alami itu masih dalam kategori normal dari pada saat ini.

Saat Ivy masih tenggelam dalam pikirannya, nafasnya tiba-tiba tersentak, seakan-akan jalur pernapasannya tertutup. Ia tidak bisa menarik udara sedikitpun menuju paru-parunya, jantungnya berdetak dengan kencang, mendobrak dada kirinya dengan keras. Ivy tercekat dan terjatuh dengan lemas, pandangannya buram oleh air mata.

Arcane : Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang