Bagian 19 : Perasaan yang Mengikat

8 2 1
                                    

It's fate, it's the way that we're made

***

“Nona? Anda ingin berkeliling di hutan lagi?” Vero yang sedang menyapu halaman depan tertarik ketika melihat Ivy lengkap dengan gaun panjang sebetis yang normal berwarna coral dan jubah panjang berwarna krim muda berjalan keluar dan mendekati hutan.

Ivy menoleh ke arah Vero dan segera mengangguk. “Aku ingin melakukan sesuatu sebentar dan kembali paling lama sore. Jangan khawatir, aku sudah membawa beberapa kue kudapan yang kau siapkan dan juga air mineral yang cukup.”

Vero mengangguk mengerti dan melambaikan tangannya. “Baiklah, Nona, hati-hati.”

Ivy balas melambaikan tangan dan berjalan memasuki hutan sambil melihat-lihat keadaan sekitarnya. Suara hewan-hewan kecil terdengar berdengung di mana-mana walaupun masih siang hari. Semilir nyanyian angin dan suara gesekan dedaunan membawa irama tersendiri yang menenangkan perasaan Ivy. Hutan ini tidak begitu luas hingga ia tidak terlalu merasa takut berkeliaran seperti ini seorang diri.

Setelah 10 menit berjalan, Ivy menemukan sebuah air terjun buatan yang sempat ia kunjungi beberapa minggu yang lalu, memandangi keindahan tersebut yang masih sama seperti sebelumnya. Ia merenggangkan tubuhnya kemudian melepas jubahnya sebagai alasnya untuk duduk, meletakkan sebuah tas tote bag yang ia jahit sendiri dari beberapa kain yang diberikan oleh Vero sebagai pelepas rasa bosan. Di dalamnya terdapat satu pasang gaun, kotak makan kayu berisi kudapan dan botol air yang terbuat dari logam.

Sebenarnya Ivy memutuskan kemari untuk melatih kekuatannya, sudah hampir seminggu ia bolak-balik hutan karena tujuan itu. Ia tidak ingin kehilangan kendali lagi hingga berakhir melukai seseorang hanya karena sebuah rune kuno yang masih mengikat tangannya. Ia juga berusaha untuk belajar menenangkan pikirannya agar tidak membuat orang-orang khawatir. Dan yang lebih penting adalah ia ingin melindungi dirinya sendiri, terutama dari seseorang yang tidak mengunjunginya hampir seminggu lebih juga.

Ivy harus bisa mengantisipasi kehadiran pria gila itu, atau mungkin bisa ia panggil Pangeran Zachary. Pria itu kuat dan berbahaya, walaupun ada sebuah perasaan yang mengikat mereka, pria itu bahkan bisa melukai Ivy dengan mudahnya walaupun tidak sampai membunuhnya.

Segera Ivy menggelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan pria itu. Ia harus fokus dan berusaha dengan keras. Ia sudah mengalami perkembangan dalam memanipulasi kekuatan apinya, membuat beberapa jenis serangan tanpa perlu mengulurkan tangan ke depan tanpa persiapan apapun, seperti yang dilakukan oleh Jave waktu itu. Pria itu pasti sudah mengalami banyak pelatihan, mungkin semua peri melakukan itu. Terlebih lagi bangsawan tinggi di Kerajaan Feyre.

Arcane : Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang