Bagian 6 : Teman Lama dan Sebuah Pintu

19 3 0
                                    

I need to release, somewhere i can be free, so I'm going back to the place it began.
-MN-

***

Ivy tersentak kemudian terbangun dalam tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Apa yang terjadi sebelumnya? Apakah hanya mimpi?

Ia menoleh ke sekitar dan mendapati tempat asing yang menyapa pandangannya. Seketika Ivy panik, berusaha untuk bangkit dan mencari keberadaan ayahnya yang tidak ia ketahui bagaimana keadaannya. Ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika ayahnya benar-benar terluka, terlebih lagi Ivy lah yang melukainya. Namun tubuhnya menolak untuk bangkit. Tubuhnya terasa kaku dan menyakitkan di saat yang bersamaan.

Ia menunduk ketika sebuah cahaya kecil berpendar dan mencuri perhatiannya, melihat sinar redup yang kini menjalar di urat nadinya dan pergelangan tangannya membentuk tulisan rune kuno. Wajah Ivy pias, tidak menyangka bahwa kejadian itu benar-benar terjadi. Bagaimana bisa?

Desakan untuk menangis menghampirinya. Bagaimana kabar ayah? Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ingatan terakhirnya adalah seseorang telah membuatnya tidak sadarkan diri. Apakah kali ini ia menghadapi orang jahat lagi? Ada apa dengan nasib buruk yang menghampirinya akhir-akhir ini?

Suara pintu terbuka mengejutkan Ivy. Dengan gesit Ivy berdiri di atas tempat tidur, dengan reflek ia mengulurkan satu tangannya yang seketika bersinar dan menembakkan kobaran api.

"Hey apa kau sudah-wow! Apa ini?!"

Suara hembusan angin yang kencang mengisi ruangan tersebut. Ivy menatap pria yang berdiri di depan pintu dengan iris mata yang bersinar putih dan berkilat, mengamati ketika pria tersebut menggerakkan tangannya hingga suara hembusan angin semakin terdengar keras.

Api yang sebelumnya berkobar tanpa kendali tersebut perlahan berkobar seperti api biasa, seakan-akan seseorang membungkus api tersebut dengan kubah tak terlihat, hingga akhirnya api tersebut semakin kecil dan padam tak bersisa.

Ivy merasakan denyutan di tubuhnya semakin menggila, kepalanya terasa berat. Ada apa dengan reflek tubuhnya yang bergerak dengan sendirinya seperti tadi? Dan apa-apaan dengan tangannya? Dari mana api itu berasal?

Tubuh Ivy limbung, ia terjatuh dan sialnya dari atas kasur. Tubuhnya hampir saja menghantam lantai jika saja hembusan angin itu tidak menangkapnya, seolah-olah sepasang tangan sedang menangkapnya. Tubuhnya kembali terbaringkan di atas kasur, sebuah selimut terhampar lebar di atasnya dan menyelimuti tubuhnya. Pandangan Ivy mengabur oleh air mata, bingung dengan situasi yang kini dihadapinya.

Arcane : Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang