Bagian 17 : Tidak Tertebak

8 3 0
                                    

There is something about you and I, I feel like I have known you whole my life
-BM-

***

Iris mata kelabunya itu terbuka dengan perlahan. Ivy mengerang sesaat merasakan tubuhnya yang terasa lelah dan nyeri di beberapa tempat. Ia menghela nafas kemudian menatap langit-langit ruangan yang terlihat tidak asing di matanya. Apa yang terjadi sebelumnya?

Ia mengangkat tangannya kemudian melihat garis biru yang mengelilingi pergelangan tangannya, terasa nyeri ketika ia gerakkan. Ia juga merasakan rasa nyeri lain di punggungnya, entah bagaimana keadaan punggungnya saat ini setelah menabrak dengan keras rak kayu di perpustakaan, apakah sebiru garis di lengannya?

Ivy merasakan nafasnya yang terengah-engah juga tubuhnya yang terasa lelah dan panas. Ia mengangkat tangannya untuk menyentuh keningnya, namun sebuah kain kecil yang terlipat ia temukan di sana. Ia menggerakkan kepalanya untuk menoleh ke arah meja kecil yang berada di samping kasurnya dan melihat sebuah wadah yang sepertinya berisi air di sana dan juga nampan dengan sebuah mangkuk dan piring yang terisi.

Sebuah suara pintu yang terbuka menarik perhatian Ivy.

“Nona? Anda sudah sadar! Akhirnya!” Vero memekik senang melihat Ivy yang akhirnya membuka mata setelah sekian lama.

Ivy menggelengkan kepala untuk mengusir rasa pusing di kepalanya kemudian mengangguk.

“Saya sangat khawatir sekali karena tidak menemukan anda di perpustakaan seperti biasanya tadi pagi, saya mengelilingi paviliun ini dan memanggil beberapa penjaga untuk menyusuri hutan. Namun ketika memeriksa kamar anda ternyata anda berada di sini dan suhu tubuh anda sangat tinggi. Sepertinya anda kelelahan dan terkena demam, anda harus banyak beristirahat sekarang.”

Ivy ditemukan berada di kamar ini? Pria itu ternyata membawanya kemari, ya.

“Jam berapa sekarang?” Ivy bertanya dengan lesu kemudian meminta bantuan pada Vero untuk bisa bangkit dari posisi berbaringnya kemudian bersandar pada kepala ranjang. Ia sedikit meringis walaupun telah menaruh bantal untuk melindungi punggungnya.

“Ini sudah siang hari, Nona. Saya akan meminta koki di bawah sebelum pergi untuk memasakkan sesuatu yang hangat. Sup krim, apakah anda suka?” Vero mengangkat kembali loyang di atas meja yang berisi beberapa makanan yang sepertinya disiapkan oleh Vero sebelumnya namun sudah terlihat dingin.

Ivy mengangguk pelan. “Aku ingin air lemon hangat juga, tambahkan madu.”

“Baik, Nona.” Vero menunduk sekilas kemudian segera keluar dari kamar setelah sebelumnya kembali mengompres kening Ivy dengan air dingin.

Arcane : Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang