Prolog || Kisah Baby Griffin
🦁🐯🦁
Green Hospital, 08.45 A.M
Suasana rumah sakit terbesar di kota Bandung itu sedang padat-padatnya. Orang-orang berjalan hilir-mudik, keluar-masuk bergantian. Suara gesekan roda beradu lantai menandakan betapa sibuk nya mobilitas rumah sakit.
Di sebuah ruanganterjadi ketegangan adu pendapat keluarga pasien dengan seorang Dokteryang berusaha menenangkankeluarga itu
"Apa-apaan ini?! Kenapa mahal sekali biayanya?" bentak seorang pria paruh baya dengan emosi saat mata nya membaca rincian tagihan biaya rumah sakit.
Wanita yang sejak tadi melotot diam itu menyambar kertas tagihan di tangan sang suami dan membacanya dengan raut kesal. "Kami tidak mau membayarnya! Apa-apaan semua ini, kalian ingin memeras kami kan?!" sentak nya tak terima dengan jari telunjuk mengacung ke depan.
Dokter pria ber-name tag Daniel Green itu mengusap wajahnya dengan pelan, "Mohon maaf Tuan dan Nyonya Pratama. Dari keseluruhan penanganan dan pengobatan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur rumah sakit. Kami tidak mungkin melakukan pemerasan seperti yang anda layang kan. Kami mengayomi bukan menzalimi."
"Terlebih keadaan pasien cukup mengkhawatirkan perlu penanganan khusus dari kami. Jika sampai terjadi pembengkakan di Laring akan berpotensi merambat ke Faring. Mau tidak mau operasi juga harus segera di lakukan, jika ini dibiarkan bisa berakibat fatal ke depannya." papar nya berusaha se-sopan mungkin.
"Halah anak sialan! Bisa-bisanya hanya membuat ulah!" Geram pria itu menggepalkan kedua tangan nya.
"Kami akan membayarkan setengah dari tagihan itu. Sisanya kami tak mau tahu, kalian bisa memungut atau menjual anak itu untuk kompensasi. Lagian kami sudah tidak memerlukannya lagi, tidak berguna sama sekali. Membuang-buang uang saja, tidak sudi aku membawa anak penyakitan itu kembali!" seru wanita itu berapi-api menarik lengan suaminya keluar menuju meja administrasi.
"Astaga, orang tua macam apa mereka?!" geram dokter itu marah.
Sementara itu di sebuah ranjang pasien, tepat nya di ruangan GR.01. Seorang anak kecil kisaran 4 tahunan duduk dengan pandangan sendu pada infus di tangan nya.
"Tenapa cakit lagi?" Lirih nya sedih.
Dia sudah senang bisa sembuh kemarin. Tapi sekarang kembali lagi ke rumah sakit, pasti nya ibu dan ayah nya akan memukuli nya lagi karena membuang-buang uang mereka untuk anak tak berharga seperti dirinya.
Dia memang tidak seperti kedua kakaknya yang lain, yang pintar berprestasi dan sehat bugar. Dia hanya anak kecil yang tak tahu apapun. Tubuh ringkih nya dihinggapi penyakit Asma akut akibat keseringan menghirup asap rokok sejak kecil.
"Ay—
"Hai adik kecil" sapa dokter Daniel lembut.
"Apa napas mu masih sesak? Ada yang sakit lagi?" tanya pria ber jas putih itu mencoba membangun komunikasi dengan pasien kecil nya.
"Ungg ayah ibu na Ifin ana om doktel?" tanya anak itu dengan wajah lugu.
Sungguh demi apapun Daniel tak tega, kenapa ada orang tua yang tega pada anak manis di depannya?. Di luaran sana banyak pasangan yang menginginkan seorang anak, tapi bisa-bisanya mereka membuang anak tak berdosa ini.
"Adek tenang ya, nanti kita jalan-jalan kalau sudah sembuh" hibur Dokter Daniel mengusap kening lebar anak itu.
Anak kecil bertubuh pendek itu tersenyum miris. Dia paham pasti orang tua nya sudah lelah mengurusi dirinya yang sakit-sakitan ini. Apa mereka membuang nya sekarang? Kalau iya apa yang bisa di lakukan anak kecil seperti diri nya?
"Hikss tenapa meleka buang Ifin?"
TBC
Haii hooo Baby Boy lovers
Mami datang bawa cerita baru nih khusus pecinta Brothership tentunya.
Anyway ini masih satu lingkaran dari cerita awal mami yang baby Timo ya..
Kepo kan?
Nanti kalian juga tau wkwk
So jangan lupa add Baby Griffin ke library kalian yaa
With Luv
Taya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Griffin [TERBIT]
Fanfiction[PART MASIH LENGKAP] PESAN sekarang juga ya di : @salenovel14 👉dianacheapy @chocovan95 @bukubeken @cintabukubookshop @wasurjaya.vicyshoop @rumahbukubundarasya [ Pentalogi Brothership ] "Ifin tak pelnah minta di lahilkan, tenapa ifin di buang?" "If...