Chapter 22. The Real Cozta

22.9K 1.9K 159
                                    

Chapter 22 ||The Real Cozta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 22 ||The Real Cozta

🦁🐯🦁

Langkah kaki Abyan terdengar tergesa mendekati ruang keluarga dimana keluarga nya yang lain sudah berkumpul.

"Jelaskan Rio!" Suara tegas Abyan membuat pria itu meneguk ludah susah payah.

Lalu mengalirlah cerita Mario yang semula membawa Griffin piknik di taman hingga pertemuan mereka dengan keluarga kandung si kecil yang justru berakhir tak mengenakkan.

Hinaan ya?

Muak melihat putra nya hidup?

Seperti nya keluarga itu belum pernah merasakan kemarahan pria Cozta. Jangankan manusia lemah banyak tingkah seperti mereka, itu semua bisa hilang dalam sekejap mata.

"Jika dia tak ingin melihat baby, congkel saja mata nya." Celetuk Aarav dengan wajah datar.

"Jika tidak ingin menghirup udara yang sama, kita bunuh saja dia. Setidaknya mengurangi populasi sampah di bumi." Sambung Arkan.

Abyan tersenyum miring membuat mereka bergidik ngeri. Abyan satu-satunya putra Damario yang yang jarang marah dan hampir tak pernah terjun langsung membasmi komplotan Mafia. Tidak seperti Aarav dan Arkan.

Jangan pernah tertipu dengan sosok humble Arkan. Dokter itu bisa menjadi psycho dan memutilasi korban nya hitungan menit.

"Apa yang akan kau lakukan boy?" Damario menatap rumit putra bungsu nya.

Abyan menoleh sekilas, "Tentu saja membunuh nya apa lagi?."

Mereka mengangguk paham, para wanita hanya diam sejak tadi tak berani memotong pembicaraan mereka yang serius.

Sementara Mario dan Nero cukup diam mendengarkan dan meng-copy apa yang akan di tugaskan untuk mereka.

Jika kalian bertanya dimana Daniel, Asia dan Gamaliel. Mereka sedang di hukum tak boleh keluar kamar dan bertemu Griffin selama sebulan. Mereka di perbolehkan keluar hanya untuk sekolah, itu pun hanya untuk sekolah dan juga dalam pengawasan ketat. Sarapan, makan siang hingga makan malam di lakukan di dalam kamar.

Menurut Aarav itu sudah hukuman ringan untuk anak-anak nakal itu. Aarav dan Arkan sempat tak setuju, namun Abyan masih memiliki hati. Kejadian kemarin hanyalah ketidaksengajaan, memang ada yang tau musibah kapan datang nya? Tidak kan?.

Hukuman ini lumayan memberi efek jera agar lebih berhati-hati dalam menjaga adik mereka. Toh mereka tidak melakukan kejahatan besar sampai di hukum berat.

"Lacak posisi orang itu, kita bawa ke tempat biasa!" Cetus Abyan tajam.

Pria itu tak mau berbasa-basi lagi memberikan maaf untuk mereka. Cukup bunuh, masalah akan selesai. Griffin tidak akan bisa melihat mereka di kemudian hari dan menangisi mereka lagi.

Baby Griffin [TERBIT]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang