Sama sekali tak pernah terbayangkan oleh Azela jika ia akan mengalami transmigrsi seperti ini. Otaknya saat ini berfikir keras, bagaimana bisa jiwanya masuk pada tubuh orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Azela Kaylin sangat tidak mempercayai dengan namanya transmigasi jiwa, walau kadang-kadang berkhayal mengalami itu. Kening Azela mengekerut memikirkan titik terang dari masalah jiwanya yang tersesat ini. Tidak mungkin jiwa ada disini tanpa alasan.
Azela menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya memegang kedua pipinya, tatapannya kosong melihat mukanya yang masih sama dengan mukanya yang dulu, hanya saja tubuh ini sedikit pendek, dan Rambutnya panjang tak lupa dengan badan yang sedikit berisi dari tubuh lamanya.
Saat ini ia ingin bekerja di sebuah cafe, seingatnya Azela ini sangat menyukai pekerjaannya, alhasil dia tidak ingin berhenti bekerja walau Zaro melarangnya.
Azela masih tidak tau apa penyebab Azela menjadi tunangannya. Azela tidak memberikan ingatan penting seperti itu, Azela hanya memberikan ingatan sehari-harinya, dan itu pun cuma sedikit, membuat Azela berdecak kesal.
Bertepatan ia keluar dari apartemen, Azela dikejutkan dengan kehadiran sosok Zaro berdiri tegak tepat didepannya sambil membawa setangkai bunga tulip, jangan lupakan dengan senyuman yang manis dibibirnya.
Najis– pikir Azela.
Entah mengapa melihat muka Zaro membuat dirinya menjadi Ilfeel, padahal Zaro bisa dikatakan sesuai dengan tipenya, tampan, tinggi dan berdompet tebal.
"Apa?" tanya Zela
(Sekarang kita panggil Zela, karena supaya tidak tertukar Nama dengan jiwa Azela Kaylin)
Mata Zaro menatap pakaian yang dipakai oleh tunangannya, yang terlihat begitu rapi, "Mau kemana, hm?" Zaro bertanya sambil mengelus pipi Zela.
Tatapan tajam dilayangkan Zela saat Zaro mengelus pipinya, dengan segera ia menepis tangan itu dengan cepat, "Buta lo? Awas minggir gue mau lewat!" Bentaknya sembari mendorong keras pundak Zaro, mood yang awalnya cerah menjadi mendung seketika melihat tampang Zaro.
"Kenapa? Kamu masih marah pada Saya, Zel? Baiklah Saya minta maaf karena hampir memperkosamu, tetapi Saya melakukan itu agar kamu tak pergi." ucapnya tanpa rasa bersalah.
Mata Zela membola saat mendengar ucapan sang tunangan, semudah itukah dia meminta maaf tanpa rasa bersalah, amarah yang semula hanya sedikit menjadi memuncak.
Zela menatap mata Zaro dengan lekat, masih dengan muka yang memerah menahan amarah "Bacot!"
Setelah mengatakan itu Zela pergi meninggalkan Zaro yang terdiam mendengar ucapan sang tunangan.
"Ada apa dengan dirinya?" gumam Zaro.
****
Dalam ingatan sang pemilik tubuh ini, Berkerja di sebuah Restouran berada ditengah-tengah kota. Ia berkerja mulai dari sekitar jam lima sore sampai malam. Sedangkan dari pagi sampai sore ia melakukan pekerjaan yang lain, yaitu berkerja di toko bunga.
Kalau saja Zela tidak memberikannya ingatan tentang sedikit kehidupannya, mungkin ia akan seperti orang hilang arah, tak menentu arah.
Seperti saat ini ia merasa kebingungan, dengan kaki yang terus bergerak, sesekali ia melihat ponselnya melihat jam, yang sudah menunjukkan jam 23.10
Satu jam lalu ia sempat memesan ojek online, tetapi entah mengapa sampai sekarang tidak datang. Kedua mata Zela bergerak kesana kemari melihat sekeliling yang terasa sepi.
Walau ada kendaraan yang berlalu lalang, tetap saja ia merasa takut, apa lagi dia cewek. Sebelum pulang tadi ia sempat diajak pulang bersama temannya, terapi ia merasa tidak enak.
Berakhir ia menunggu disini sendirian, di halte bus yang terletak tepat di samping Restouran tempatnya berkerja.
Suasana seperti ini mengingatkan Zela saat masih menjadi Azela. Dimana ia tidak boleh pulang larut malam, kalau sampai larut malam ia akan dicariin oleh kakaknya, bahkan papanya.
Zela menghembuskan nafas dengan kasar, baru sehari ia berada disini tapi sudah merindukan keluarganya. Apa lagi kelakuan abstur dari para temannya.
"Kira-kira mereka bakalan sedih gak ya, liat gue gitu." gumamnya sambil menatap sepatunya.
"Kangen mereka, tapi kalau gue dm mereka nanti dikira orgil lagi."
Sebenarnya dari ia berada di tubuh ini, ingin sekali menghubungi keluarga dan teman-temannya bahwa dia baik-baik saja.
Tapi, itu sangat tidak memungkinkan. Karena ia baru saja mengalami kecelakaan, yang entah selamat atau tidak.
Tangannya membuka ponselnya mencari aplikasi yang tak pernah ia pakai dulu. Ia mencari nama instagram teman-temannya, walau ia tidak menggunakan instagram, tetapi ia mengetahui nama akun mereka karena ia sering meminjam ponsel mereka untuk berfoto.
Terlihat disana terdapat postingan dari teman-temannya, ia membuka satu persatu.Hembusan nafas lega terdengar, "untunglah mereka nggak kenapa-kenapa."
Tapi, tepat saat melihat postingan yang terakhir, ia terdiam kaku. "Jadi ... gue koma?"
Perasaannya campur aduk, "syukurlah kalau gue masih ada kesempatan hidup!" pekiknya sambil melompat-lompat tak jelas.
Tanpa Zela sadari ada sebuah mobil yang berhenti tak jauh dari dirinya berada, ia menatap Zela dengan senyum.
"Lucu," gumamnya pelan, sebelum menjalankan mobil berjalan kearah Zela.
Zela yang masih melompat kaget melijat ada mobil yang berhenti di hadapannya, keningnya berkerut tersadar kalau ini sudah menuju tengah malam, ia malah kegirangan meloncat-loncat.
Langkah kaki Zela perlahan mundur ketika mobil itu mulai terbuka. Tetapi saat melihat orang itu, seketika mukanya menjadi datar.
"Ngapain lo disini, Hah!!" Pekiknya
Orang itu terkekeh, "memangnya salah kalau Saya menjemput tunanganku sendiri?" Bisiknya tepat ditelinganya setelah itu ia mendaratkan kecupan di pipi tembab Zela.
"Ayo pulang sayang."
****
11.20
18 juni 2023
(Revisi, 22.23
Selasa, 23 april 2024)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azela transmigrasi
Teen FictionWARNING CERITA DEWASA!! DIBAWAH UMUR MENJAUH!! "Wah!" "keren-keren, gue jadi bisa ngerasain Transmigrasi!" Azela Kaylin, gadis berusia 20 tahun, yang tiba-tiba bertransmigasi pada tubuh seorang cewek yang anti-sosial. Dan Na'asnya cewek itu adalah...