10

274 8 2
                                    

Untuk semua yang sudah Vote dan komen, makasih banyak yaaa >_<

HAPPY READING GUYS

.

.

.

.

.

"Kalau gue bukan seorang Azela, apa lo bakalan tetap cinta sama gue?"

Kening Zaro berkerut berusaha mencerna apa yang dimaksud oleh Zela. Tangan yang masih mengelus rambut lembut Zela seketika terhenti.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Misalnyaa gue bukan Azela, apa lo cinta sama gue?" Zela kembali mengulang kalimatnya.

Wajah Zaro sedikit berubah saat ia paham akan maksud pertanyaan yang di lontarkan Zela.

"Saya mencintai kamu, kalau kau menjadi orang lain. Kemungkinan besar saya tidak mencintai kamu. Saya mencintai kamu karna kamu Azela, tunangan saya."

Setelah mengatakan itu, Zaro berdiri lalu keluar dari ruangan itu, tak lupa mencium kening Zela dengan lembut.

Sedangkan Zela sendiri menatap kepergian Zaro dengan bingung, ia masih mencerna kalimat yang Zaro ucapkan. Dari tubuh aslinya Zela memang orang yang lemot yang sedikit membuatnya kesusahan.

Matanya terpejam, setelah mengerti apa yang dilontarkan Zaro. Berarti kalau dia bukan seorang Azela sang tunangan Zaro. Ia tak akan pernah di cintai oleh Zaro.

Yah kalau di pikir-pikir memang tidak mungkin kalau di cintai dalam sosok yang berbeda. Bahkan dalam tubuh ini saja dia tak mendapatkan cinta, tapi yang mendapatkan cinta itu adalah Azela, bukan Zela.

"It's ok, lo pasti bisa lewatin ini semua. Sampai lo bisa balik ke tubuh lo." ucapnya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

***

'Kembalikan tubuhku!'

'Kembalikan tubuhku!'

'KEMBALIKAN TUBUHKU!'

Mata Zela terbuka, badannya basah penuh dengan keringat, bahkan rambutnya seidkit basah, nafasnya tak beraturan.

"Bangsat!" gumannya sambil mengelus dadanya dengan kasar.

Matanya menatap sekeliling ruangan, berharap yang ada dimimpi tak ada diruangannya. Jantungnya masih berdegub kencang mengingat teriakan itu kembali teringat dalam ingatannya.

"Mau lo apa sih, masih untung lo gue disini ada di tubuh lo. Kalau bukan karena tubuh lo diisi gue, pasti tubuh lo udah dikubur!" ucapnya sambil menggeram kesal.

"Kalau lo mau balik ke tubuh lo sendiri. Lo harus pastiin tubuh gue yang asli sehat tidak ada luka sedikitpun."

Sekali lagi Zela berbicara sambil mengepalkan tangan, ia berfirasat bahwa Azela yang ia ajak bicara ada diruangan itu.

Zela masih berfikir agar cara kembali ketubuhnya, tapu malah ia di terror oleh Azela. Sungguh ia pengin cepat-cepat balik ke tubuhnya.

"Gue harus cepat-cepat cari dukun biar bisa balik ke tubuh gue."

***

Azela transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang