13

201 5 4
                                    

Hayoo siapa yang nungguin Zela sama Zaro?

Happy reading semua

.

.

.

.

.

Jantung Zela berdetak kencang mendengar apa yang barusan ia dengar. Bahkan matanya sedikit membola, ketika dukun ganteng di depannya ini mengetahui siapa dirinya.

"Pak ... bapak tau saya siapa?" tanya Zela dengan pelan.

Matanya menatap lekat Pak Leo yang juga sedang menatapnya, "jangan natap gitu dong ... nanti saya naksir gimana?" Guraunya diakhiri dengan kekehan pelan.

Sejenak Zela terkagum mendengar kekehan tersebut, sungguh kekehan ganteng, tidak hanya mukanya saja yang ganteng.

"Ya sudah, naksir aja sana Pak, saya juga gak rugi." ucapnya setelah berhenti dengan kekagumannya tadi.

Senyum tipis terbit dimuka Leo, "yakin? Saya pelet mau?" Masih dengan tatapan lekatnya, sambil memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Gue serius!" Bentak Zela

"Ya sudah, mau nikahnya kapan?"

Zela yang kesal, mengambik tisu sebanyak mungkin lalu menggumpalkan tisu itu menjadi bola, lalu melemparnya kepada Leo.

"Mampus!" ucapnya kesenangan saat lemparannya tepat mengenai muka Leo.

Bukannya marah, Leo malah tertawa dengan tingkah laku Zela, "ada yang lagi mempermainkan jiwa kamu. Saya tidak tau ini nerasal dari mana. Yang intinya kamu jangan terlalu banyak berinteraksi yang berkaitan dengan hal aneh." jelas Leo.

Zela yang semula tidak bisa diam akibat menahan kesal kepada Leo menjadi terdiam. Ia mencerna semua kalimat yang dilontarkan Leo.

Pikirannya kembali bercampur aduk antara kehidupan lamanya dengan kehidupan tubuh yang ia tempati.

"Sebelumnya, apa kamu pernah berinteraksi dengan pemilik tubuh ini?" tanya Leo.

"Pernah, tapi itu cuma satu kali. Bentar ... bapak tau kalau saya bukan jiwa asli raga ini?"

Leo tersenyum tipis, "saya sudah tau sebelum bertemu dengan kamu, aura kamu begitu kuat membuat saya terasa mual bahkan hampir pingsan."

"Pingsan?" kepala Zela memiring karena merasa bingung.

"Setia saya menghadapi aura yang begitu pekat, itu akan mempengaruhi tubuh saya."

Kening Zela berkerut, "lah terus ini gimana? Gak hoek hoek?" tanya Zela seraya menirukan orang yang mual.

"Untuk saat ini saya bisa menahannya, demi melihat wajah cantik kamu," Leo mengedipkan mata.

Melihat itu dengsn cepat Zela menirukan seperti orang mau muntah. Tak disangka hidupnya bakal serandom dan seaneh ini. Sudah bertransmigrasi, bertemu orang mesum, dan sekarang digombalin dukun.

'Bisa gila gue!!' Pekiknya dalam hati.

"Untuk saat ini hanya itu yang ingin saya sampaikan, kalau ada sesuatu yang aneh cepat beri tahu saya."

"Apa dukun gila kek lo bisa dipercaya?" tanya Zela dengan tatapan tajam.

"Bisa sayang." sahut Leo dengan genit dan di akhiri ia mendapat pukulan pada perutnya.

Azela transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang