14

162 6 3
                                    

Happy reading semua
.

.

.

.

.

.

Zela menghentak-hentakkan kakinya ke jalanan, lantaran ia masih kesal dengan mukanya yang di tampar. Tangannya mengelus pipi tembem itu, sudut bibirnya terlihat sedikit mengeluarkan darah, bersyukur ia menemukan tisu didalam tas sehingga bisa membersihkan darah dibibirnya.

Matanya menatap sekeliling, memandangi kota malam ini, lagi dan lagi kenapa kota yang ia tinggali saat ini sangatlah cantik. Ah ... Zela lupa memberi tahu kalian, bahwa ia terdampar di tubuh Azela yang tinggal di Amerika, untuk daerahnya ia masih bingung, masih belum mencari dengan jelas.

Beruntung dulu ia lumayan lancar menggunakan bahasa inggris, jadi tidak terlalu canggung sekarang jika ia berbahasa inggris.

Zela menatap jam tangan yang melingkar ditangan kanannya, 22.12

Sudah lumayan larut, tetapi ia malas untuk pulang, jika ia pulang bisa jadi dirumahnya sudah ada Zaro. Saat ini ia tidak mau melihat muka Zaro.

Entah kenapa akhir-akhir ini, Zella merasa kalau Zaro sering ada di apartemennya, bahkan ia tidak tau bagaimana dia masuk kedalam. Apa ia harus melaporkan itu ke pihak gedung?

Saat langkah kakinya melewati suatu bangunan, ia mendadak berhenti. Lalu mundur dua langkah, untuk melihat nama tulisan dari bangunan itu.

ChleoBar

Mata Zela berbinar, dengan langkah yang gembira ia memasuki bar itu. Sebelum itu ia diminta KTP untuk memastikan bahwa dia tidak dibawah umur.

Setelah memasuki didalam, terdapat banyak orang-orang yang sedang berdansa, oh tidak lebih tepatnya berjoget. Wanita dengan pakaian sexy bertebaran dimana-mana.

Tak ia sangka, padahal awalnya ia mengira hanya sebuah Bar kecil, ternyata juga seperti club. Zela tak ambil pusing, ia bergegas mendekati dimana orang memesan minuman yang memabukkan itu.

"Permisi,"

Laki-laki yang sedang membersihkan botol-botol itu menoleh, "Ah ... iya, anda mau minuman apa?"

Zela berfikir, apakah ia harus memesan alkohol? Ia penasaran, tapi apakah tubuh ini kuat untuk meminum alkohol? Kalau ditubuhnya dulu ia tidak pernah meminum alkohol, jadi ini pertama kali ia meminum alkohol.

"Em ... apakah ada yang kadar alkoholnya yang rendah?"

"Ada, mohon ditunggu."

Pelayan itu kembali menghampiri Zela dengan sebuah gelas yang berukuran kecil. Lalu menuangkan minuman itu, dan langsung di minum habis oleh Zela.

Ia tidak bisa mendeskripsikan bagaimana meminum itu, tenggorokannya terasa sedikit panas, lantaran baru pertama kali mencoba alkohol.

"Saya mau lagi!" Pelayan itu kembali menuangkan minuman tersebut.

Hampir lima gelas Zela meminum Alkohol, ternyata tidak seburuk itu meminum minuman yang sangat ia hindari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Azela transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang