Bab 1

1.4K 106 2
                                    

"Bahkan bisa sarapan bersama ayah saja
biru sangat bahagia."

•••••

[Kisah Pilu Biru]

•••••

Mata indah itu terus mengerjap seraya menghalau cahaya sinar matahari pagi dari jendelanya, saat sudah kembali fokus pemuda tersebut bangun dari tidurnya dan bersiap-siap untuk bersekolah.

Setelah sudah menyiapkan segala hal untuk sekolah pemuda tersebut membawa langkahnya untuk turun melewati tangga dan menuju meja makan untuk sarapan.

Saat sudah tiba ia melihat ada sang ayah yang sedang membaca koran, matanya berbinar senang karena hari ini adalah kesempatannya untuk sarapan bersama sang ayah.

"Pagi ayah" ujarnya namun tak ada balasan, ia yang sudah hafal pun hanya tersenyum tipis.

"Aden sarapannya mau apa?" Tanya bi rumi asisten rumah tangga yang lumayan sudah lama di keluarga ini.

"Biru sarapan pakai roti saja bibi." Ucapnya.

"Kenapa tidak makan nasi? Kan nanti upacara." Jawab bi rumi.

"Eum biru tidak ada selera untuk makan nasi bibi maaf." Ujarnya, bi rumi tersenyum lalu mengusap rambut biru. "Gak papa, kalau gitu rotinya mau pakai selai apa tuan kecil?" Tanya bi rumi.

"Blueberry!" Ujarnya semangat, bi rumi hanya terkekeh menatap gemas sang majikan kecilnya, sedangkan ada pria paruh baya menatap interaksi di depannya dengan tatapan dingin.

"Bi rumi tolong cepat buatkan sarapan untuk saya, saya harus cepat pergi ke kantor untuk meeting." Ujar pria paruh baya tersebut.

Bi rumi yang tadinya sedang bicara dengan biru segera mengiyakan perkataan majikannya, "baik tuan Alaric segera bi rumi buat kan." Lalu bi rumi pun pamit dari sana.

Dan sekarang tinggalah biru dengan sang ayah, hanya sunyi menemani mereka berdua saat ini dengan biru di posisi sedang memainkan jarinya.

"Ayah." Panggil biru, yang dipanggil hanya diam tanpa menoleh. "Ayah ini hari pertama biru masuk sekolah lagi setelah ujian naik kelas." Ujarnya, "lalu?" Hingga sautan tiba-tiba itu membuat binar di mata biru.

"Ayah boleh tidak biru minta di antar ke sekolah bersama ayah? Hanya kali ini saja kok." Ucapnya dengan rasa takut sedikit.

Alaric mengalihkan matanya untuk menatap sang anak ia nampak sedang berpikir yang membuat biru ragu dan takut akan permintaannya yang tadi.

"Baiklah kau akan berangkat bersama ku hari ini." Ucap alaric seraya kembali membaca korannya, biru yang mendengar itu menatap tak percaya kepada sang ayah.

Ini pertama kalinya sang ayah mau mengabulkan permintaanya. "terima kasih ayah!" Ucap biru gembira, "tapi dengan satu syarat." Ujar sang ayah yang membuat biru yang tadinya senang tiba-tiba menjadi murung kembali.

"Apa ayah?" Tanyanya, "saya akan memberhentikan mu jauh dari gerbang sekolah." Ucapnya yang dimana langsung membuat biru sangat sedih.

"Tapi kenapa ayah?" Tanya biru, "saya tak mau ada yang tahu bahwa kamu adalah anak saya, yang dimana kamu selalu membuat saya malu." Ujar Alaric.

Biru menundukkan kepalanya, "baik ayah." Jawabnya ia tak apa diberhentikan jauh dari sekolahnya yang penting ia bisa berangkat bersama sang ayah.

"Tuan ini sarapannya." Ucap bi rumi dengan membawakan sarapan untuk alaric dan biru, alaric melipat kembali korannya lalu menikmati sarapannya.

Kisah Pilu Biru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang