Bab 13

1.1K 98 12
                                    

"Biru sekarang hanya punya ayah,
Kalau ayah pergi nanti biru
Sama siapa?"

•••••••••

[Kisah Pilu Biru]

•••••

"Maaf kakek biru takut untuk berbicara jujur." Ujar biru seraya menunduk.

"Kenapa takut biru? Wanita itu berbuat jahat kepada kamu, wajar jika kamu mengatakan sejujurnya." Jawab Dafo.

"Tapi kalau biru jujur ayah yang akan disakiti, biru gapapa bohong setidaknya ayah gak disakiti kalau ayah disakiti nanti ayah semakin rapuh." Ucap biru.

Dafo sungguh tak menyangka dengar ucapan yang keluar dari cucunya ini, bagaimana tidak anak sekecil biru sudah pintar berbicara yang baik.

"Sini peluk kakek." Ucap Dafo seraya merentangkan tangannya. Biru mendongak tersenyum tipis lalu menerima rentangan tangan kakeknya dan memeluk tubuh kakeknya itu.

Dafo memeluk erat tubuh kecil Biru menciumi puncak kepala sang cucu dengan gemas. "Biru jika dia kembali menyakiti Biru bilang kepada kakek ya nak?" Ucap Dafo.

"Biru usahain ya kek." Jawabnya.

"Kamu anak yang baik Biru, perlakuan jahat mereka tidak pantas untuk dirimu nak. Dan maafkan kakekmu ini jika sebelumnya pernah melakukan perbuatan yang sangat jahat kepadamu Biru." Ujar Dafo.

Biru hanya menggeleng di dalam dekapan Dafo. "Kakek semua manusia itu wajar punya kesalahan masing-masing seiring berjalannya waktu mereka akan berdamai dengan diri mereka sendiri. Begitu juga dengan kakek, Biru tahu kakek cuman butuh waktu yang tepat untuk kembali sadar." Ujar biru.

Dafo semakim mengeratkan pelukannya ia merasa terharu dengan apa yang diucapkan oleh cucunya.

'Bahagia ya Biru, kamu pantas untuk bahagia nak. Kamu cuman lahir di takdir yang salah.'

••••••••••

"Dadah kakek!!! Hati-hati dijalan ya!!! Terima kasih untuk hari ini!!" Ujar biru seraya melambaikan tangan ke arah kakeknya.

Dafo membalas lambaian tangan biru sembari tersenyum hangat. "Kakek pamit dulu Biru dadah." Biru mengangguk semangat dengan tangan masih melambai sampai mobil yang dikendarai Dafo hilang dari penglihatannya.

Setelahnya Biru melangkahkan kakinya untuk dibawa ke dalam rumah. Namun baru saja ingin membuka gerbang tiba-tiba saja dari arah belakang biru ada seseorang yang memberi bius kepada Biru.

Seketika Biru hilang kesadaran bersamaan tubuhnya yang sudah dibawa ke dalam mobil.

Mobil putih dan mewah itu telah memasuki perkarangan rumah, setelah mobil terpakir rapih orang itu keluar dari mobil tersebut.

Alaric berjalan santai memasuki rumahnya saat ia sudah masuk ia merasa mengapa rumahnya sangat sepi? Namun ia tak memerdulikannya bukankah rumahnya sudah lama sepi semenjak istrinya meninggal.

Sedangkan di sisi lain biru baru saja tersadar dari pingsannya matanya mengerjap untuk memfokuskan penglihatannya.

Ia ingin bergerak namun tak bisa Biru menoleh untuk melihat tanganya dan betapa terkejutnya dia saat menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat dengan keadaan dia yang berdiri.

Kisah Pilu Biru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang