Bab 14

1K 71 2
                                    

"Ayah seiring berjalannya waktu
Semua kejahatan akan terungkap pada
Akhirnya."


••••••••••

[Kisah Pilu Biru]

•••••

Alaric berlari dengan Biru yang berada di gendonganya memasuki ruangan UGD untuk Biru supaya cepat ditangani.
Pada akhirnya ada satu perawat yang melihat dirinya.

"Pak tolong taruh disini anaknya." Ujar sang perawat.

Laku dengan segera Alaric merebahkan tubuh biru di atas ranjang tersebut. "Boleh di jelaskan kenapa bisa seperti ini?" Tanya sang perawat dengan tenang dan tangan yang sibuk menyiapkan alat perawatan.

"S-saya gak tahu sus, tadi anak saya tiba-tiba saja mengeluh dadanya sakit." Jawab Alaric. "Baik pak, sebelumnya apa anak bapak mengidap penyakit jantung?" Tanya sang perawat kembali.

"Iya sus." Jawabnya lalu suster itu memberi anggukan Alaric hanya bisa melihat bagaimana baju Biru yang di buka  lalu sang suster memerikasa detak jantung Biru.

Tak lama ada dokter yang tiba-tiba mengahampiri mereka, "Ada apa sus?" Tanya sang dokter. "Ini dok ada anak sepertinya terkena serangan jantung dia sudah memiliki penyakit jantung dan sekarang terkena seranganya tadi saya mengecek detak jantungn6a sangat lemah perkiraan dibawah 70 bpm." Jelas sang perawat.

"Tolong siapkan ICU karena anak ini harus benar-benar intensif." Perawat pun mengangguk namun tak lama tiba-tiba saja sang dokter dengan terburu-buru memompa dada Biru setelah tadi memeriksanya.

"Dokter kenapa dengan anak saya?" Tanya Alaric yang semakin panik. "Detak jantungnya sangat lemah pak hampir hilang." Seru sang dokter.

Alaric jatuh melemas ia tak kuasa menaha air matanya untuk tidak jatuh. "Ya tuhan anakku Biru.... jangan tinggalkan ayah nak..." lirih Alaric.

Dokter terus memompa dada Biru sampai ada 2 perawat pria yang datang. "Tidak usah dipindahkan ke brangkar lain cepat dorong brangkar ini, anak ini butuh pertolingan yang lebih!" Pekik sang dokter.

Lalu dengan segera 2 perawat itu mendorong brangkar Biru, Alaric kembali berdiri untuk mengikuti brangkar Biru yang di dorong sampai mereka tiba di ICU.

"Mohon maaf pak, bapak dilarang masuk ruangan ini hanya khusus para dokter dan perawat mohon pengertiannya." Lalu perawat itu kembali masuk.

Alaric duduk di bangku tunggu kakinya ia gerakan dengan gelisah dan tangan yang terus ia rapatkan untuk keselamatan biru.

Alaric merogoh ponselnya kala suara telpon berdering, ternyata saat ia lihat sang ayah menelponnya.

"Halo pah...." lirih Alaric

"Halo nak, Biru kemana? Ayah ingin berbicara dengannya ayah tiba-tiba saja rindu kepadanya."

"A-ayah hiks B-biru masuk rumah sakit hiks dia kembali drop." Isak Alaric.

"Apa?! Kenapa bisa?! Sekarang kamu di rs mana?"

"Rs cempaka yah..."

"Ayah segera kesana." Lalu panggilan terputus oleh sepihak.

Kisah Pilu Biru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang