"Ayah dikehidupan selanjutnya jadilah
Ayah yang baik, dengan Biru yang menjadi
Anak ayah."••••••••••
[Kisah Pilu Biru]
•••••
Alaric berlari dengan terburu-buru untuk menyusuri lorong rumah sakit sampai akhirnya ia tiba di depan ruang ICU ada sang ayah dengan sang adik.
"A-ayah Biru baik-baik aja kan?" Tanyanya.
Dafo tersenyum ia mengelus punggung kekar sang anak dengan lembut, "Masuk gih Biru udah nungguin." Ujarnya.
Alaric melirik Nares dengan pandangan yang menunduk Alaric kembali cemas akan keadaan biru, 'tolong beri ayah berita yang baik Biru...' Batinya.
Alaric membuka pintu ICU dan segera memakai pakaian yang Khusus. Ia berjalan menatap sendu ke arah sang anak yang sedang memejamkan matanya, banyak sekali alat-alat rumah sakit yang memenuhi tubuhnya.
Alaric mengambil temoat duduk di samping brangkar biru. "Halo anak ayah...... buka matanya nak bilang sama ayah kalau biru anak kuat." Ujar Alaric seraya mengelus surai lembut sang anak.
Biru yang hanya memejamkan matanya saja ia membukanya perlahan lalu menoleh menatap wajah sendu sanga ayah, biru tersenyum kecil menatap kehadiran ayahnya yang biasanya tak pernah datang jika biru opname.
"Ayah....akhirnya....datang...." lirih Biru dengan patah-patah.
"Iya sayang....ayah datang....maafin ayah nak kalau telat." Ujar Alaric.
"Ayah gaka telat......biru masih disini soalnya....." jawab biru Alaric benar-benar tak bisa menahan air matanya kala mendengar jawaban sang anak.
"Anak ayah kan kuat ya? Biru berarti harus tetep sama ayah jangan pergi kemana-mana ya nak? Nanti kalau biru mau jalan-jalan ayah yang akan menemani biru, biru mau tidur sama ayah juga gapapa. Ayah juga gak akan marah-marahin biru apalagi mukul biru gak akan lagi." Ucap Alaric.
"Terima kasih ayah....biru maunya gitu tapi jantungnya gak mau kerja sama....sakit ayah jantungnya gak mau berhenti bikin sakit biru....biru setiap harinya harus nahan sakit....minum obatnya juga banyak....terus pahit....biru gak kuat ayah..." lirih biru.
Alaric menggengam tangan biru dengan erat. "Jangan nyerah ya nak, beri ayah kesempatan kedua nanti kalau biru pergi ayah sama siapa?" Lirih Alaric.
"Biru temani ayah dari atas sana nantinya, ayah masih ada om nares masih ada kakek dan nenek. Ayah hanya ditinggalkan biru tidak akan membuat ayah kesepian." Jawab biru.
"Sttt kenapa bilang gitu biru?! Ayah gak bisa ditinggalin kamu, kamu berharga sayang jangan tinggalin ayah nak...." lalu biru menangis di lengan sang anak.
"Ayah maaf jika biru tak ada lagi untuk ayah, biru cuman bisa sampai titik ini. Ayah untuk perlakuan baik ayah mari digunakan untuk kehidupan selanjutnya dengan ayah yang anaknya tetap biru....." lirih biru.
Alaric mendongak lalu mengelus pipi lembut sang anak. "Biru ingin pulang?" Tanya Alaric dan biru mengangguk.
"Janji sama ayah biru harus jadi anak ayah di kehidupan selanjutnya?" Alaric memberikan jari kelingkingnya kepada biru, biru menerimanya dengan lemas.
Lalu Alaric bangkit dan segera memeluk sang anak. "Bahagia ya nak, pulang dengan nyaman ada ayah yang siap di sampingmu." Ujar Alaric.
"D-dadah ayah...." lalu setelahnya mesin EKG berbunyi lantang, Alaric terisak kencang di leher sang anak, malaikat kecilnya telah pulang ke rumah sanng pencipta membawa rasa sakit yang telah ia rasakan di dunia.
"Dadah anak ayah.....bahagia ya nak sakitnya tinggalin disini aja...." ujar Alaric.
Dafo dan Nares masuk dan langsung menarik Alaric kedalam dekapannya. "Nangis gapapa nak gapapa, ayah yang akan jadi sandaran kamu....." ujar Dafo.
Sedangkan Nares mengelus pipi dingin sang keponakan dengan air mata yang terus menurun. "Jagoannya paman, anak baiknya paman udah sembuh ya nak? Jangan dibawa rasa sakitnya maafin paman gak bisa jaga kamu nak....bahagia biruu, biru sudah di rumah paling nyaman dan aman ya nak sering ke mimpi paman ya nak." Lalu Nares terisak dan ikut memeluk sang ayah.
Biarlah malam ini akan menjadi saksi bisu bagaimana malaikat kecil yang baik itu kembali pulang ke pangkuan sang pencipta dengan orang-orang yang menyanyanginya terus menangis tak kuat menahan rasa sedih ini.
"Anakku ya tuhann sakit sekali rasanya.... biruku..... ya tuhan nak......malaikat kecil ayah....." Alaric terus menagis dengan kecang.
"Cucu kakek bahagia di sana ya nak, maafkan kakek jika terkadang masih ada salah yang kakek buat untuk Biru.... bahagia selalu malaikat kecil....."
Keesokan paginya rumah Alaric sudah penuh dengan orang-orang yang datang untuk ikut berduka cita memberikan kata tabah dan sabar akan kehilangan.
Alaric sedaritadi terus saja menatap wajah manis sang anak di bingkai dekat peti sang anak. Sedangkan Nares juga ikut merenung di samping Alaric.
Dafo yang sibuk menerima tamu ikut menatap sendu ke dua anaknya yang menatap bingkai foto sang malaikat kecil mereka.
Sedangkan Yura..... ia menangis dengan penuh penyesalan ia menangis dan menyenbunyikan dirinya di dalam kamar sang cucu, ia merasa menyesal kala ia tak sengaja menemuka kota besar dengan syal dan surat di kamar nya yang tak sengaja ia temukan semalam.
"Maafkan neneh biru..... maafkan nenek....nenek menyesal sayang, terima kasih nak syal mu akan selalu nenek pakai. Setelah biru pergi cahaya di keluarga ini serasa menghilang nak... biru bahagia disana ya cucuku..." lirih Yura.
••••••
Peti itu dimasukkan ke dalam liang tanah lalu kembali ditimbun dengan tanah yang memenuhinya, Alaric meneteskan matanya setelah ini ia tak akan menemui raga anaknya, tak akan melihat senyum hangat sang anak secara langsung.
"Susah biru.... ayah butuh biru....kembalu nak ayah mohon..."
Dan ya seperti ini lah akhir kisah dari kisah perjalanan biru banyak makna yang dapat kita ambil dari kisah biru, biru untuk mu bahagia lah selalu di atas sana kami sekua menyayangi mu biru.
END.
[Kisah Pilu Biru]
Terima kasih kepada pembaca yang telah mendukung author dengan cara memberi vote dan komen, dan maafkan jika ada banyak-banyak kesalahan dalam cerita ini. Saya sebagai author Kisah Pilu Biru pamit undur diri.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Pilu Biru (END)
Teen Fiction••• Mengisahkan seorang anak yang bernama Atala Biru Alaric yang sangat mengharapkam sebuah kasih sayang dari seorang ayah. Dahulu biru dan ayah sangatlah dekat, sampai tiba-tiba datang lah takdir buruk yang menimpa mereka hingga membuat sang ayah m...