Bab 8

746 69 4
                                    

"Sunyi itu sudah menjadi teman
Biru, mau dimana pun biru
Pasti ada sunyi yang menemani biru."

•••••

[Kisah Pilu Biru]

•••••

(18+)

Matahari mulai terbit dari arah timur menandakan hari semakin siang, mata tajam itu mengerjap dengan perlahan lalu menatap bingung ke arah langit-langit kamar tersebut.

"Ini kamar siapa?" Gumam alaric.

Alaric merasa berat di area perutnya lalu menatap ke arah perutnya dan cukup terkejut melihat ada tangan di atas perutnya.

Dan lebih mengejutkannya lagi ia tidak memakai bajunya. Segera ia menoleh dan mendapati clarisan yang masih tertidur pulas.

Alaric segera bangun dari tidurnya ia benar-benar tak habis pikir apakah ia melakukan yang tidak-tidak bersama clarisa? Disaat itu juga clarisa merasa terganggu akan penggerakan yang dilakukan alaric.

Matanya terbuka lebar dan segera mendudukkan tubuhnya. "Ada apa alaric?" Tanyanya.

"K-kenapa kau dan aku bisa disini dan apa-apaan ini aku tidak memakai baju dan kau juga!" Ujar alaric.

"Apakah kau lupa yang telah kau lakukan semalam?" Tanyanya kepada alaric.

"Aku melakukan apa?" Tanya alaric.

"Kau telah merebut keperawanan ku alaric jika kau lupa." Ujar clarisa dengan santai.

"Kau gila?!" Pekik alaric.

"Memang seperti itu kejadiannya alaric! Kau mabuk berat aku membawa mu ke rumah ku dan tiba-tiba kau...." clarisa tak melanjutkan ucapannya.

Ia menangis menutupi mukanya alaric yang merasa bersalah segegra memeluk clarisa. "Maaf, maaf aku lupa maafkan aku clarisa." Ujar alaric.

"Tidak apa-apa tapi aku hanya takut jika ada yang tumbuh di perutku hiks." Ucap clarisa dengan terisak.

"T-tenang lah aku pasti akan bertanggung jawab." Ujar alaric.

Tanpa alaric sadari clarisa sedang menyeringai dengan licik.

'Here we go' batin clarisa yang sedang merasakan kemenangannya.

Biru telah bangun dari tidurnya, biru tadi subuh sudah bangun karena telah mengerjakan ibadah solat subuhnya.

"Biru bosan." Ucap biru lalu biru menatap tiang infusnya lalu tersenyum kecil.

"Biru ke taman aja deh sekalian menghirup udara pagi hihi." Lalu biru turun dari ranjangnya dan memakai sweaternya.

Lalu segera berjalan menuju taman rumah sakit.

Tak pakai lama biru akhirnya telah tiba di taman dan segera ia dudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang ada disana.

"Humm sejuk sekali udara pagi ini, semoga hari ini akan cerah dan suasana biru akan ikut cerah." Ujarnya.

"Hai!" Tiba-tiba dari arah samping kanan biru ada remaja kecil yang menyapanya.

Kisah Pilu Biru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang