Bab 12

858 86 2
                                    

"Ayo! mulai sekarang kita ambil yang
Bahagianya saja ya?"

••••••

[Kisah Pilu Biru]

•••••

Mata lentik kecil yang cantik itu terbuka dengan perlahan merasa pencahayaan mengganggu dunia gelapnya.

Biru merenggangkan tangannya ia menatap kosong langit-langit kamar tersebut dengan sebentar sampai dirinya kembali dengan kesadaran yang cukup.

Biru mendudukkan dirinya lalu menatap sekelilingnya dengan bingung. "Loh kok biru tidurnya disini ya?" Gumamnya matanya tertuju dengan tempat tidur bayinya.

Biru tersenyum kecil lalu segera beranjak dari sana.

"Pagi bi inah." Sapa biru saat melihat bi inah yang sedang memasak.

"Pagi juga tuan muda, ingin mandi tuan muda?" Tanya bi inah.

"He'em ayah udah jalan ya bi?" Tanya biru balik. "Iya tuan muda tadi pagi sekali tuan sudah berangkat lebih dulu karena ada meeting penting." Jawab bi inah.

"Yaudah kalau begitu biru mandi dulu ya." Lalu biru segera menuju kamarnya.

Beberapa menit telah biru lewati kini biru sedang bersiap-siap dengan seragamnya, dirasa telah siap semua biru segera menuruni tangan untuk memulai kegiatan sarapannya.

"Pagi jagoan kecil." Sapa nares.

Nares telah tiba saat biru sedang mandi, ini adalah suatu rutinitas jika nares mendapatkan shift pagi untuk pekerjaannya, nares akan mengantar biru ke tempat sekolahnya.

"Pagi paman!" Sapa biru dengan semangat.

Biru pun mendudukkan dirinya untuk memulai sarapan. "Makan dulu nanti kita langsung berangkat ya." Ucap nares dan biru hanya mengangguk.

Setelah mereka berdua sarapan tiba-tiba saja nares menarik lengan biru, "Sebentar paman mau memakaikan jam pada biru." Ujar nares dan biru hanya diam.

"Dah selesai, biru ini jam nya bisa mendeteksi dikala jantung biru kambuh ya? Kalau jam nya bunyi berarti biru harus segera minum obat oke?" Jelas nares.

Biru mengangguk. "Terima kasih paman..." ujarnya "sama-sama jagoan." Jawab nares seraya mengelus surai lembut biru.

"Udah yuk kita berangkat." Nares dan biru segera menuju mobil.

•••••

Biru saat ini sedang berjalan di koridor sekolahnya ia menarik nafas supaya kegugupan tak lagi menguasainya.

"Halo brow!" Sapa bocah kecil lainnya, biru menoleh ke samping menemukan atensi hamka teman sekelasnya.

"Widih jam baru ya?! Keren banget pasti mahal ya biru." Ujar hamka.

Biru sungguh sangat malas jika sudah bertemu dengan hamka, hamka ini tipikal anak yang sangat berisik walaupun hamka itu asik.

"Ayo masuk ke kelas kamu ngapain diem aja di situ?" Tanya hamka.

Kisah Pilu Biru (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang