Tubuhnya berdiri tegak dipinggiran sungai. Malam yang cukup ramai dengan lalu lalang manusia membuatnya bernapas lega, karena ia tak perlu khawatir dengan keadaan yang sunyi.
Hembusan angin malam yang menerpa kulitnya membuatnya bergidik merasa kedinginan. Bahkan jaket tebal yang ia kenakan saat ini tidak terlalu membantu.
Berkali-kali dirinya menatap pada arloji mahal yang terpasang apik di pergelangan tangannya. Pukul 22.00
Sudah terhitung 2 jam lamanya ia menunggu di tempat itu.Decakan sebal keluar dari ranum merah muda miliknya. Kakinya sudah mulai merasa kesemutan, namun janji yang dibuat oleh seseorang kemarin masih belum terpenuhi, karena orang itu sendiri.
Tangannya bergerak guna merogoh saku celananya. Mencari keberadaan benda pipih kebanggaannya. Menekan sebuah nomor yang ia sematkan.
"Halo? Kakak kapan datengnya? Aku udah nunggu dua jam disini"
'Astaga! Kakak lupa bilang sama kamu. Kakak ada urusan mendadak. Maaf ya, bby'
"Huft! Kenapa baru ngabarin sih? Aku capek daritadi berdiri sendiri disini"
'Iya, sayang... Kakak minta maaf. Sekarang kamu bisa pulang. Naik apa tadi? '
"Taxi"
'Yaudah. Mau kakak pesenin? '
"Nggak usah. Lanjutin aja urusan kakak"
Setelah mematikan panggilan suara pada nomor tersebut, ia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku dengan kasar.
Malam ini ia memutuskan untuk pulang berjalan kaki saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bro?
FanfictionTentang Doyoung, yang enggan menerima kehadiran keluarga barunya. Enggan menganggap kesebelas orang itu menjadi saudara tirinya. Namun hingga sudah terbiasa, suatu perasaan aneh muncul dalam dirinya. Warn! BxB