Netra indahnya terbuka secara perlahan merasa cahaya matahari masuk mengintip melewati celah gorden yang tak tertutup dengan rapat. Setelah meregangkan otot-ototnya, ia membawa tubuhnya untuk duduk. Bersandar pada headboard kasur nyaman miliknya.
Tak membutuhkan waktu lama untuk ia berdiam diri hanya untuk sekedar mengumpulkan nyawa, ia lantas berdiri, menuju kamar mandi guna membersihkan diri. Lalu bersiap untuk pergi ke sekolah pagi ini. Tanpa sarapan terlebih dahulu. Hanya meminum air hangat saja sudah cukup. Ia sudah terbiasa.
"Cie.... Yang kemarin habis ngedate sama mas pacar, gimana? "
Doyoung menghela napas kasar. Pagi-pagi sudah dilontarkan pertanyaan yang membuat dirinya kembali kesal mengingat kejadian semalam.
"Ngedate apanya? Orang gak jadi juga"
"Loh? Kok nggak jadi? Kenapa? "
Doyoung menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku miliknya.
"Gak tahu lah, Ny. Gwe sebel sama Jay pokoknya! "
Wonyoung tampak mengerutkan alisnya bingung. Ia mendekatkan bangkunya pada bangku milik Doyoung.
"Kenapa lagi itu kutu badak? "
"Bayangin ya. Kemarin malem udaranya tuh pas lagi dingin-dinginnya. Gwe udah tepat waktu. Malahan gwe dateng lima menit sebelum jamnya. Tapi nyatanya gwe malah nunggu dua jam! "
"Anjir dua jam?! Kemana tu orang? "
"Nggak tahu. Waktu gwe telpon, katanya ada urusan. Terus dia lupa ngabarin"
"Dih anjay? Kok gitu? Kalau gwe jadi elo udah gwe cakar tu muka Jay"
"Penginnya sih gitu. Apasih urusannya sampe lupa sama janji kaya gitu? Sebel gwe"
Wonyoung menepuk-nepuk bahu Doyoung. Bermaksud memberikan semangat pada teman sebangkunya itu.
"Udah, lupain aja! Hari ini lo bales deh perbuatan si Jay. Cuekin aja"
Doyoung mengangguk ragu.
"Kalau bisa"Wonyoung mendengus. "Dasar. Kalau udah bucin emang rada tolol ya? "
"Diem lo badut"
Jam istirahat telah tiba. Seluruh siswa-siswi dari penjuru kelas sekolah itu berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin. Mengisi perut yang meronta ingin mendapat jatah.
"Ayo ngantin? "
Wonyoung menoleh sembari memasukkan bukunya kedalam tas, mengajak Doyoung untuk pergi ketempat yang dapat menguras uang itu."Males ah. Lo duluan aja"
"Lo biasanya pagi nggak sarapan. Perut lo kosong bro. Ayolah"
"Lo hapal banget sama gwe. Perhatian, sayang deh"
"Najis. Jangan sampe lo jatuh sama pesona gwe deh, ya"
Doyoung tertawa. Jawaban dari Wonyoung selama obrolan mereka hari ini membuatnya cukup terhibur.
"Cepet ayo! "
"Nggak mau. Lo aja. Gwe nggak mood makan sumpah"
"Males makan apa males ketemu Jay? Mau titip aja gimana? "
Doyoung kembali menggeleng.
"Sianying dibilangin kagak juga. Udah sana. Lo aja""Yaudah. Gwe duluan ya. Oh, lo mau nyoba nyebat nggak? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Bro?
FanfictionTentang Doyoung, yang enggan menerima kehadiran keluarga barunya. Enggan menganggap kesebelas orang itu menjadi saudara tirinya. Namun hingga sudah terbiasa, suatu perasaan aneh muncul dalam dirinya. Warn! BxB