Bro? -10-

1.2K 115 19
                                    

Entah sudah berapa kali Doyoung menyuruh keduanya untuk keluar dari kamar miliknya, tapi tetap saja tidak membuahkan hasil. Sampai rasanya mulut Doyoung berbusa karena terus mengeluarkan kalimat yang sama. Bahkan sekarang Doyoung sudah selesai mandi. Dan keduanya masih tetap berada di kamarnya.

"Nggak asik lo, Hwan. Curang ya? "

"Yaelah, bang. Kalah mah kalah aja. Gue emang jago main uno. Lo aja yang noob"

"Berisikkk! Mending keluar deh kalian!"

Entah Junkyu maupun Junghwan menoleh. Keduanya sama-sama terdiam. Tapi detik berikutnya, mereka melanjutkan permainan yang sempat tertunda, tanpa suara.

Doyoung mendengus pelan. Memang sudah tidak berisik sih. Tapi mereka belum keluar dari kamar miliknya.

"Gue ngantuk, keluar sana. "

"Nggak boleh tidur. Bentar lagi waktunya makan malem. "Tegur Junkyu.

"Yaudah sih, orang gue ngantuk. "

Junkyu mendengus, lantas berdiri. Mendekat kearah Doyoung yang sedang tiduran dan menarik tubuhnya dengan pelan, namun cukup untuk membuat Doyoung yang sedikit memberontak itu menurut.

"Tidur sore nggak baik. Ayo kebawah aja, ngelakuin sesuatu biar lo nggak ngantuk. "Junkyu kembali menarik tubuh Doyoung agar berdiri.

"Nggak mau! "

"Hwan. "Kode Junkyu.

Junghwan mengangguk lalu ikut berdiri untuk membantu Junkyu menarik Doyoung. Sebenarnya tenaga Junkyu lebih dari cukup untuk menarik Doyoung. Tapi Junkyu sedang malas saja untuk mengeluarkan tenaga.

Dan Doyoung yang sering dijuluki sebagai boneka kertas itu pun langsung terangkat dengan mudahnya karena dua titan ini.

"Gue bilang nggak mau?! "

"Ya harus mau. "Jawab keduanya.

Entah apa yang harus Doyoung lakukan sekarang karena kedua lengannya digandeng oleh Junkyu dan Junghwan yang memaksanya untuk berjalan keluar dari kamarnya.

"Eh? Itu adeknya kenapa di seret? "
Mata Hyunsuk terbekalak kaget melihat Doyoung yang dipaksa berjalan.

"Katanya ngantuk, tidur sore kan nggak baik. Jadi kita paksa keluar kamar. "

"Oh? Yaudah, bagus. Jangan tidur sore ya? Kalau emang kondisi badannya nggak enak, baru boleh. "Hyunsuk mengusak rambut milik Doyoung sebentar, sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

Begitupun dengan tiga manusia yang bergandengan ini. Ketiganya mulai menuruni tangga. Tentu dengan wajah masam Doyoung.

"Gue nggak mau. "

"Yah... Udah sampe bawah ini. "
Ujar Junkyu.

"Yaudah, gue tinggal ke atas lagi. "

"Lo keatas lagi, gue rusak pintu kamar lo, kak. "Timpal Junghwan.

Doyoung hanya mampu mendengus sebal. "Gue ngantuk... "

"Makannya kita bawa kebawah. Mau jalan? Biar ngantuknya ilang. "Tawar Junkyu.

Doyoung menggeleng. "Maunya tidur. "

"Kan tidur sore nggak baik, kak. " Junghwan kembali mengingatkan dengan lembut.

"Tapi gue ngantuk. "

"Nggak boleh tidur. "Tangan Junkyu terangkat, mengelus surai adik tirinya dengan lembut.

Bibir Doyoung sedikit melengkung kebawah. Ditubrukkannya tubuhnya pada tubuh Junkyu dengan pelan. Mengusakkan kepalanya di perpotongan leher Junkyu.

"Kak Kyu, ngantuk... Mau tidur, boleh ya? "

Sumpah demi apapun, sikap Doyoung membuat Junghwan maupun Junkyu terkejut. Tapi tidak bisa dipungkiri jika rasa gemas juga menggerogoti keduanya. Jangan salahkan sikap manja Doyoung yang tiba-tiba muncul. Rasa kantuknya sudah sangat berat sekarang. Jadi ia harus mencari cara agar keduanya luluh.

"Tahan sebentar ya? Ini udah mau malam. Bentar lagi makan malam, habis itu baru boleh tidur. "Ujar Junkyu sembari melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Doyoung.

"Lama. Maunya tidur sekarang... "

"Kalau tidur sekarang, malemnya malah susah tidur. "Junghwan ikut menimpali. Tangannya bergerak keatas untuk mengusap punggung sempit itu.

"Ih... Tapi---"

"Loh? Kyu? Hwan? Itu siapa? Doyoung?"

"Iya, kak. "Jawab keduanya.

Orang tersebut mengangguk, lalu berjalan mendekat. Mengintip wajah Doyoung yang bersembunyi di leher milik Junkyu. "Doyoung kenapa? "

"Ngantuk. Tapi gue sama Junghwan nggak bolehin buat tidur. "

Yoshi mengangguk. "Sebenernya emang harusnya gitu. Tapi Doyoung kayanya ngantuk banget ya? "

Doyoung mengangguk. Ia tidak berbohong. Bahkan mungkin bisa saja detik itu juga ia tertidur di pelukan Junkyu walau sambil berdiri.

"Tidur sebentar aja ya? Lima menit, habis itu kakak bangunin. "Saran Yoshi.

"Sebentar banget... "

"Karena emang sebenernya nggak baik tidur sore. Tapi karena kamu kayanya ngantuk banget, jadi sebentar aja ya?" Ujar Yoshi sembari mengelus surai Doyoung.

Akhirnya Doyoung mengangguk setuju. Lima menit lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?
Dan dengan itu, Doyoung merasa tubuhnya melayang. Ternyata Junkyu menggendongnya. Biarkan untuk saat ini Doyoung tidak menolaknya.

"Lah? Udah tidur aja? "Komentar Junghwan, kala melihat Doyoung yang sudah terlelap di gendongan Junkyu.

"Gemes banget? Coba kalau setiap hari sikapnya begini, udah gue bekep kemana-mana. "Ujar Junkyu sembari membawa Doyoung keruang makan.

"Nggak di kamar aja, Kyu? "Tanya Yoshi.

Junkyu menggeleng. "Disini aja. Sekalian kalau bangun pas makan malem tinggal makan. "























Apalah?


Bro? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang