Bro? -11-

878 95 18
                                    

"Doyoung, bangun. "

Doyoung sedikit bergerak , merasakan punggungnya ditepuk pelan. Perlahan Doyoung membawa tubuhnya untuk duduk tegak, dengan mata yang masih tertutup.

Junkyu terkekeh melihat wajah menggemaskan Doyoung yang baru bangun. Diusapnya pelan dahi si manis. Berharap sentuhan itu dapat membuat Doyoung membuka matanya.

"Bangun yuk. Makan malam. "

Perlahan, netra bulat nan indah itu terbuka. Doyoung mengerjap guna menyesuaikan cahaya yang masuk.
Dan saat pandangannya sudah fokus, tidak buram lagi, objek pertama yang didapatinya adalah Junkyu dengan senyumannya.

Doyoung turun dari pangkuan Junkyu, beralih untuk duduk sendiri di kursi sampingnya. Muka bantalnya membuat orang yang berada di ruang makan itu tersenyum.

"Mau cuci muka dulu? "Tawar Jaehyuk.

Doyoung menggeleng. "Males... "

"Yaudah. Ayo makan semuanya. "
Seru Hyunsuk, selaku yang tertua.

Kemudian mereka mulai menyantap makanan di piring mereka masing-masing dengan tenang. Termasuk Doyoung yang masih belum sepenuhnya menghilangkan kantuknya.

Setelah beberapa menit berlalu, mereka selesai dengan makanan mereka. Tapi tidak dengan Doyoung yang bahkan makanannya masih ada setengah.

Sadar jika tinggal dirinya saja yang belum selesai, Doyoung meletakkan sendok dan garpunya. Menyudahi acara makan miliknya.

"Doyoung, habisin aja makanannya. Kita tunggu kok. "Doyoung menoleh pada Jihoon yang baru saja berujar.

Doyoung menggeleng pelan. "Kenyang"

"Kenyang apaan? Itu masih ada setengahnya. Makan gih. Dihabisin. "

Doyoung kembali menggeleng.
"Kenyaang... "

"Kakak suapin ya? "Tawar Mashiho.

"Ish... Nggak mau. "

"Yaudah, nggak usah dipaksa kalau nggak mau. Tapi kalau nanti laper, bilang ya? "
Doyoung mengangguk menanggapi  Hyunsuk.

"Sekarang mau ngapain? Masih ngantuk?" Tanya Junkyu, seraya mengusak surai yang lebih muda.

"Ngantuk, tapi nggak mau tidur lagi."

"Kenapa? Besok sekolah, mending kamu tidur aja." Ujar Yedam.

"Mau sama bunda."

"Bunda udah tidur, sayang. Sama kakak aja ya?" Tawar Hyunsuk.

Doyoung menggeleng. "Mau sama bunda. Nggak ganggu kok, cuma mau tidur di sebelah bunda. Boleh ya?"

Entah apa yang merasuki Doyoung hari ini, Doyoung pun juga bingung kenapa ia bisa menjadi sedikit lunak dengan kesebelas saudaranya.

"No, bunda udah nyenyak tidurnya. Kalau kamu naik ke ranjang bunda, terus bunda kebangun, kasihan."

"Pelan-pelan kok naiknya...."
Doyoung masih berusaha meyakinkan kakak tertuanya itu.

Namun Hyunsuk tetap kokoh pada pendiriannya. "Jangan. Kamu tidur sendiri aja, atau mau kakak temenin?"

Doyoung menghela napas. "Sendiri."

Sadar dengan suasana hati adiknya menjadi buruk, Hyunsuk mendekat.
"Bukannya gimana-gimana. Tapi bunda sekarang udah tidur, belum lama. Jadi kalau nanti kebangun, kasihan. Paham?"

Doyoung mengangguk pelan. "Iya."

Hyunsuk tersenyum lalu mengelus surai Doyoung. "Pinter. Sekarang mau ke kamar atau kemana?"

"Kekamar aja."

"Ayo, kakak antar." Jaehyuk berdiri, menggenggam tangan yang lebih kecil dari miliknya."












































Pendek banget huhu(╥_╥)
Chapter depan deh, diusahakan up cepat. Semoga.

Adakah req buat chapter depan, momen si doy sama siapa?

Bro? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang