Matahari mulai menunjukkan sinarnya,burung-burung juga mulai berkicauan membuat seorang pemuda manis terbangun dari tidurnya, ia adalah Jeonghan.
"Eunghh..."
Setelah mengumpulkan nyawa,Jeonghan bangun dan menatap sekitar,ternyata Jisoo baru saja selesai mandi."Yakk Jisoo,kenapa Lo gak bangunin gw sih?!"
Kesal Jeonghan karena sekarang pukul 06.36,sedangkan mereka akan pergi 07.30."Ini gw mau bangunin Lo,tapi Lo nya udah bangun duluan. Toh masih satu jam lagi"
Jawab Jisoo"Ishh,gw siap-siap tuh gak bisa cepet tau gak?!"
Gerutu Jeonghan seraya berjalan cepat masuk kamar mandi. Jisoo hanya dapat geleng-geleng kepala sabar,memang temannya satu itu kalo siap-siap udah kayak cewek.Tok tok
Jisoo yang mendengar ketokan pintu langsung berjalan untuk melihat siapa yang datang. Ternyata orang itu adalah Seungkwan dengan pakaian yang sudah rapi,sangat bersemangat sekali untuk jalan-jalan.
"Hyung! Apa kalian udah siap?"
Tanya Seungkwan dengan cerianya."Tinggal nunggu Jeonghan,perginya masih setengah delapan pagi kan?"
"Iya Hyung,gw cuma mau mastiin aja udah pada bangun belum hehe"
Cengir Seungkwan sebelum pergi menuju kamar Wonwoo dan Jihoon.Jisoo tersenyum maklum sebelum menutup lagi pintu kamarnya.
Seungkwan sekarang berjalan kearah kamar Wonwoo dan Jihoon,nah disini Seungkwan harus menggunakan tenaga ekstra karena dua orang penghuni kamar ini sangat amat Mageran,irit bicara,dingin dan pemalas,kata Seungkwan.
Seungkwan mulai mengetuk pintu kamar yang digunakan Wonwoo dan Jihoon dengan brutal,tak lama pintu terbuka menampakkan wajah kesal Jihoon dan tatapan tajam Wonwoo.
"Hehe Hyung,udah siap belum kalian"
Cengir Seungkwan karena takut kena amuk dua maung."Santay bisa gak sih?!"
Kesal Jihoon"Berisik tau gak!"
Wonwoo tuh emosi,lagi baca buku malah diganggu suara gedoran pintu."Ya maap,kan Kwan kira kalian belum bangun,soalnya kan kalian mageran tingkat akut!"
Ucap Seungkwan sebelum kabur memasuki kamarnya karena dipanggil oleh Minghao."Yaish anak itu"
Ucap Jihoon dengan tangan yang sudah mengayun hendak melayangkan sebuah pukulan kebelakang kepala Seungkwan."Gw gak kenal sumpah,bukan temen gw"
Ucap Wonwoo dengan tatapan datarnya.
.
.
.
Sekarang keenam pemuda manis sudah sampai disalah satu tujuan mereka, Tempat wisata yang ditanami tanaman bunga yang berasal dari berbagai negara."Hyung! Ayo fotoin gw!"
Ucap Seungkwan seraya menarik tangan Jihoon."Sabar Kwan astaga!"
Kesal Jihoon, pagi ini saja Jihoon sudah dibuat kesal dua kali oleh Seungkwan."Fotoin ya Hyung hehe"
Ucap Seungkwan seraya berpose sedangkan Jihoon hanya bisa pasrah mengambil foto Seungkwan."Mau dimana lagi? Jangan kuning Mulu bunganya,bosen. Banyak tuh bunga warna pink"
Ucap Jihoon dituruti Seungkwan.Sementara Jihoon dan Seungkwan saling foto memoto,Minghao berjalan sendirian mencari kursi kosong dengan alat lukis ditangannya.
"Wonwoo Hyung!"
Panggil Minghao membuat Wonwoo menoleh kearahnya dengan menunjukkan mimik wajah seolah bertanya ' ada apa? '."Menurut lo,gw mending ngelukis bunga warna apa?"
Tanya Minghao,karena ia bingung ingin menggambar bunga warna ungu putih biru pink hijau atau kuning."Hijau"
Jawab Wonwoo"Oke makasih Hyung"
Ucap Minghao sebelum mulai fokus dengan alat lukis dan bunga berwarna hijau dihadapannya.Setelah menjawab pertanyaan Minghao, Wonwoo sibuk mengamati setiap bunga yang ada,karena bunga-bunga yang berada disini sangat cantik dan menarik dimatanya,jika boleh mungkin Wonwoo akan membawanya pulang dan menanamnya dihalaman rumah miliknya.
"Cantik"
Berbeda dengan yang lain,kini Jisoo menyeret Jeonghan untuk membantunya mendapatkan foto bunga yang aesthetic.
"Semua foto yang Lo ambil bakal jelek semua kalo gak ada gw nya"
Celetuk Jeonghan dibelakang Jisoo yang masih fokus memoto bunga berwarna ungu,sedangkan Jisoo yang mendengar itu langsung menatap tajam Jeonghan. Jisoo tau maksud Jeonghan yaitu Jeonghan meminta difoto juga, tapi Jisoo tidak mau memotret Jeonghan,buang-buang memori dan tenaga saja."Kenapa Lo? Natep gw gitu bangett,bener lho kalo ada gw nya nanti tambah bagus,mau nyoba gak?"
Tanya Jeonghan dengan menaik turunkan alisnya."Sorry,gak dulu"
Jawab Jisoo berjalan meninggalkan Jeonghan sendirian.Disaat keenam pemuda itu sibuk dengan kegiatan masing-masing,tiba-tiba langit yang awalnya cerah dan penuh awan putih berganti menjadi langit gelap dengan awan hitam, belum lagi mendadak pengunjung yang lain hilang entah kemana.
"Ji Hyung,ini kenapa?"
Panik Seungkwan"Akh! Sial! Kemana para pengunjung? Kenapa tiba-tiba ilang?!"
Umpat Jihoon"Kita cari yang lain dulu hyung"
Ucap Seungkwan seraya berjalan mendahului Jihoon untuk kembali ke titik awal mereka berkumpul tadi."Hyung? Ini kita tadi ke kanan apa ke kiri ya?"
Tanya Seungkwan pada Jihoon.Namun anehnya Seungkwan tak mendengar jawaban apapun dari Jihoon,Mau tak mau Seungkwan menolehkan kepalanya untuk memastikan kemana Hyung mungilnya itu.
Sepi.
Itu yang Seungkwan lihat di sekitar tempat ia berdiri.
"Hyung!"
Tetap tak ada jawaban,karena takut Seungkwan memilih lari mencari Hyung nya yang lain dulu,bodoamat kalau Jihoon marah-marah karena ia tinggal,salah sendiri membuat Seungkwan takut.Disisi lain, Jisoo masih berusaha menghindar dari kejaran Jeonghan,sampai Jisoo tak lagi merasa ada suara teriakan Jeonghan membuatnya menghentikan langkah kakinya.
"Han?...Jeonghan!...jangan sembunyi! Langitnya gelap banget! kita harus cepet balik!"
Teriak Jisoo memanggil Jeonghan berkali-kali,tak lama tepukan dipundaknya membuatnya terkejut."Oh! Kwan? Yang lain mana?"
Tanya Jisoo begitu melihat siapa yang menepuk pundaknya,orang itu Seungkwan."Nah itu Hyung,gw tadi saling foto sama Jihoon Hyung tapi dia tiba-tiba ilang,terus alat lukis Hao Hyung ada dibangku sana tapi Hao Hyung gak ada,Wonwoo Hyung juga gak keliatan dari tadi"
Jelas Seungkwan dengan napas ngos-ngosan."Ini juga Jeonghan ngilang!"
Ujar Jisoo"Jeonghan hyung juga gak ada?! Jadi disini tinggal kita berdua?!"
Pekik Seungkwan."Sstt,kecilkan suaramu"
Perintah Jisoo yang dituruti Seungkwan.Tak lama pencahayaan mulai tidak ada,semua gelap.
.
.
.
.
TBCSorry kmrn ga up,
Aku kmrn sakit soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATRED
General Fiction(END) Para pemuda yang bertugas untuk menyelamatkan para pangeran.