Disebuah kamar bercat putih terdapat pemuda manis terbangun dari tidurnya.
"Eunghh"
Lenguh pemuda manis itu."Mimpi macam apa itu?"
Monolog pemuda itu seraya menggapai ponselnya yang berada dinakas.Setelah berhasil menggapai ponselnya,ia menelpon seluruh temannya lewat roomchat grup.
"Hyung-deul! Mimpiku sangat aneh!"
Seru pemuda ini"Mimpi? Aku juga mendapat mimpi semalam"
Jawab salah satu orang dari sebrang sana"Mari bertemu dan saling bercerita ditempat biasanya"
Ucap pemuda ini sebelum meletakkan ponselnya dan bergegas mandi.
.
.
.
SVT cafeMenjadi tempat enam pemuda sedang berkumpul dan menceritakan mimpi yang terasa sangat nyata.
"Sungguh Hyung! Aku merasa itu sangat nyata! Aku memiliki kekuatan es sama seperti pangeran Chwe!"
Ucap Seungkwan"Aku tau Kwan bahkan aku melihatnya sendiri,sepertinya memang kita berada dimimpi yang sama"
Ucap Jeonghan"Bahasa kita kenapa jadi baku gini?"
Celetuk Jisoo"Efek mimpi bisa ya sampe ngubah gaya bahasa sama kebiasaan?"
Sahut Wonwoo"Agak gak masuk akal"
Balas Jihoon"Kalo emang itu dimimpi,bukannya terakhir kali kita sadar ada awan hitam yang mengelilingi dan semua orang mendadak hilang?"
Jelas Minghao membuat semua orang menatapnya."Ah iya! Aku ingat! Bahkan kalian meninggalkan ku sendiri!"
Cemberut Seungkwan"Ini sebenarnya nyata atau hanya mimpi?"
Bingung Jihoon"Itu nyata"
Sahut seseorang dari belakang mereka,tanpa mereka sadari cafe yang semula ramai menjadi sepi dan hanya tersisa para pemuda dengan tujuh orang yang datang itu."Pa-pangeran..."
Sontak keenam pemuda berdiri dari duduk mereka dan menutup mulut mereka terkejut."Yang kalian sebut mimpi itu nyata,dan sekali lagi terimakasih untuk pengorbanan kalian. Maafkan aku yang asal menyimpulkan dan menjadi salah langkah. Terimakasih karena sudah menjaga keenam kakakku dari marabahaya yang aku buat. Sekali lagi terimakasih"
Ucap salah satu orang yang disebut pangeran itu."Pangeran Chan,right? Kami sudah memaafkanmu"
Ucap Jisoo mewakili yang lain"Kalau begitu,aku ijin pamit"
Ucap Chan membungkuk dan dibalas oleh keenam pemuda,tak lama pangeran tersebut menghilang."Kenapa kalian bisa ada disini?"
Tanya Seungkwan yang penasaran"Surat yang kalian berikan membuat kami sampai sini"
Jawab Vernon yang terus menatap Seungkwan dalam,membuat Seungkwan membuang tatapannya kearah lain,jika tidak maka pipinya akan memerah."Lalu,ada perlu apa kalian sampai datang kemari disaat tempat kalian adalah langit?"
Tanya Jisoo"Kami ingin menemui cinta pertama sekaligus terakhir kami"
Jawab Seokmin dengan senyum manisnya membuat Jisoo mati-matian menahan senyum."Kalau begitu kami pulang dulu"
Pamit Jeonghan yang sudah tidak kuat dengan situasi canggung ini"Siapa yang mengijinkan kalian pulang?"
Tanya Seungcheol"Bukannya kalian ingin menemui cinta kalian,lalu apa hubungannya dengan kami?"
Tanya Wonwoo"Kalianlah cinta pertama kami,sesuai surat yang kalian tinggalkan bukan?"
Tanya Mingyu"Carilah, telitilah,berusahalah, temukanlah,datangilah,dapatkanlah"
Sahut Soonyoung"Maksud kami,cari yang baru dan sebangsa dengan kalian. Kami hanya makhluk bumi"
Jawab Jihoon"Memang ada larangan bahwa makhluk langit tidak boleh berhubungan dengan makhluk bumi?? Tidakkan? Jadi mulai hari ini Wonwoo milikku"
Ucap Mingyu"Sama seperti Mingyu,aku akan meminta ah bukan maksudku memaksamu menjadi milikku"
Ucap Seungcheol pada Jeonghan"Aku tidak peduli,mulai hari ini kau milikku"
Ucap Jun seraya memeluk erat Minghao"Jisoo,kau mau kan menjadi milikku?"
Tanya Seokmin yang dijawab anggukan dan senyum manis Jisoo."Kau milikku,dan aku tidak menerima penolakan"
Ucap Vernon membuat Seungkwan ingin sekali menendang kepalanya."Aku sudah menepati janjiku Ji,walau telat. Kumohon jadilah milikku"
Ucap Soonyoung pada Jihoon yang setia menunduk."Aku kecewa padamu,dan pikiranku menolakmu. Tapi,sayangnya hatiku menerimamu Soon"
Ucap Jihoon membuat Soonyoung memeluknya erat.Biarkan mereka merasakan kebahagiaan,setelah merasakan pahitnya kehidupan.
.
.
.
.
ENDAkhirnya End!
Yeaayy!
Makasih untuk kalian yang udah mau baca hehe...
🥰💕.

KAMU SEDANG MEMBACA
HATRED
Genel Kurgu(END) Para pemuda yang bertugas untuk menyelamatkan para pangeran.