Istana utama di Caratland menjadi tempat dimana keenam pangeran berkumpul.
"Jadi bagaimana? Sudah menemukannya?"
Tanya sang Raja pada keenam pangeran yang duduk dihadapannya."Sudah appa"
Jawab Seungcheol selaku pangeran yang paling tua."Kalian apakan mereka?"
Tanya sang RatuMendengar pertanyaan ratu,keenam pangeran itu terdiam.
"Jawab!"
Desak sang ratu"Tombak menusuk pada pundaknya"
Jawab Seungcheol"Anak panah yang menancap di kaki"
Jawab Jun"Menyakar telapak tangannya"
Timpal Soonyoung"Mengacaukan ingatannya"
Seokmin ikut buka suara"Membuat banyak memar di setiap bagian tubuh nya"
Mingyu menjawab dengan perasaan bersalahnya."Trisula yang menancap dipaha kanannya"
Timpal Vernon"Ini semakin parah,mereka harus segera bergerak"
Ucap sang Raja"Tapi mereka juga butuh waktu untuk melakukannya dan mendapatkan bola itu kembali"
Ujar sang Ratu"Untuk hari ini hingga tujuh hari kedepan, kalian tinggal disini,ini perintah"
Ucap sang Raja."Baik appa"
Jawab para pangeran"Nanti kita coba terapi untuk menghambat kutukan itu bekerja"
Perintah sang ratu."Baik eomma"
Jawab keenam pangeran.
.
.
.
Sehari setelah kejadian anak panah menancap dikakinya serta Xu yang menyembuhkan,malam ini hal yang dilakukan Minghao adalah menyoret-nyoret kertas yang ada dihadapannya,entah apa yang ia gambar,ia juga tidak tahu.Puk
Seseorang menepuk pundak kanan Minghao membuatnya terkejut dan sedikit membanting pena nya.
"Maaf mangejutkanmu"
Ucap Xu si merpati putih."Lain kali datang itu bilang-bilang dulu,kaget tauu"
Kesal Minghao dengan pipi menggembung kesal,yang justru membuat Xu terkekeh gemas melihatnya."Latihan sekarang? Mumpung kau sedang sendiri diistana ini selama seminggu"
Ujar Xu membuat Minghao menoleh dengan wajah bingung."Memang mereka kemana?"
Tanya Minghao"Ke istana utama"
Jawab Xu."Mau belajar apa emang kita sekarang?"
Tanya Minghao mulai meletakkan pena dan menutup buku coret-coretnya."Kau harus ikut denganku dulu"
Ucap Xu membuat Minghao menatapnya ragu."Ada apa?"
Tanya Xu"Memang tidak apa jika aku keluar dari sini?"
Tanya Minghao menatap Xu"Kita pakai sihirku,ayo pergi"
Ajak Xu dengan kali mengepakkan sayapnya,ia dan Minghao menghilang.
.
.
.
Sekarang Seungkwan sedang duduk sendirian dikasurnya bertumpu kepala ranjang jangan lupakan kaki yang lurus diatas ranjang,dengan mata yang tak lepas memandang keluar jendela kaca.Tiba-tiba muncul beruang putih,yang mana membuat Seungkwan terkejut.
"Yak! Jangan membuatku kaget bisa kan?! Kenapa tiba-tiba banget datengnya!"
Maki Seungkwan pada Boo yang baru saja datang,jangan lupakan gaya kuda-kudanya seperti hendak menghajar orang,reflek."Maafkan aku,aku datang tiba-tiba juga karena kau sedang sendirian,maka dari itu aku akan mengajakmu latihan daripada melamun tidak jelas seperti tadi"
Ucap Boo menjelaskan"Melamun tuh enak tau!"
"Kalau kau kerasukan bagaimana? Aku tidak bisa mengobatimu"
Ucap Boo."Ish ini jadinya gimana? Mau ngapain?"
Tanya Seungkwan yang mulai jengah"Latihan! Ayo cepat!"
Ucap Boo seraya menarik Seungkwan agar mau berdiri dari acara duduk dikasur."Tapi imbalannya berikan aku coklat ya? Aku sedang ingin"
Ucap Seungkwan"Seharusnya kau yang membayar ku karena sudah mengajarimu,bukan aku yang membayarmu"
Balas Boo menatap malas Seungkwan."Berikan aku itu atau aku akan tidur saja"
Ancam Seungkwan."Yasudah ayo cepat! Atau cokelat mu aku batalkan"
Ancam balik Boo"Ayok!"
Ucap Seungkwan dengan senyum manisnya sebelum tangannya digenggam Boo dan mereka menghilang.
.
.
.
Jihoon tengah menggulung dirinya didalam selimut dengan mata terpejam,entah ia harus apa sekarang,dirinya sangat amat bosan.Tiba-tiba disaat Jihoon sedang sibuk dengan dunianya,ada tangan yang menoel-noel pipi nya membuat ia terkejut dan segera mendudukkan dirinya dengan mata yang mula-mula terpejam sekarang melotot,takut-takut kalau orang itu Soonyoung.
"Tenang,aku bukan pangeran"
Ucap Lee seolah dapat membaca pikiran Jihoon."Harimau satu ini benar-benar"
Kesal Jihoon karena Lee membuatnya jantungan."Kau sedang apa?"
Tanya Lee pada Jihoon yang sedang bersiap menggulung dirinya kembali dengan selimut."Kau tidak punya mata? Aku akan kembali rebahan"
Jawab Jihoon malas."Bangun,ayo kita latihan"
Ajak Lee yang membuat mata Jihoon yang mulai akan terpejam kembali terbuka,lebih tepatnya melotot terkejut untuk kedua kalinya."Plise,jangan gila sekarang...yakali malem-malem kita latihan?! Mending tidur"
Jujur Jihoon bosen,tapi kalau disuruh latihan malam-malam begini dia sangat amat malas."Bangun,kita harus latihan berhubung kau sendirian diistana ini selama seminggu"
Ucap Lee seraya menepuk-nepuk gulungan selimut dengan Jihoon didalamnya.Jihoon yang mendengar hal itu langsung mengangkat kepalanya.
"Memang orang itu kemana? Bukannya ini tempat dia tinggal?"
Tanya Jihoon seraya memiringkan kepalanya bingung."Iya,tapi pangeran Soonyoung dipanggil ke istana utama,udah ayok sekarang latihan atau sihirku membuatmu tergantung terbalik sekarang juga"
Kesal Lee yang kesabarannya diuji oleh segumpal manusia mungil nan menyebalkan didepannya ini."Iya-iya ini berdiri"
Ucap Jihoon menghela napas kesal."Naik ke punggungku"
Titah Lee yang mau tak mau Jihoon turuti"Kita pergi sekarang"
Ucap Lee sebelum dirinya dan Jihoon menghilang.
.
.
.
.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/344563834-288-k251009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HATRED
General Fiction(END) Para pemuda yang bertugas untuk menyelamatkan para pangeran.