Saat ini, hanya tatapan kosong yang ada di wajah cantik Jiyeon. Bahkan gadis itu tak menyentuh makanan ada di hadapannya. Berkali-kali ia menghela nafasnya, mengusap tangannya yang terus berkeringat tanpa sebab.Gadis itu menunduk, membiarkan air matanya terjatuh begitu saja tanpa seijinnya. Ia usap air matanya, dan mencoba untuk mendongak lagi menatap depan.
"Ini sudah 5 tahun. Aku belum bisa melupakan itu." Gumam Jiyeon menggenggam tangannya sendiri.
Dengan usahanya, ia meraih sumpitnya untuk segera memakan makanannya yang kini sudah dingin. Hampir 30 menit Jiyeon mendiamkan makanannya hanya untuk melamun memikirkan suatu hal yang tidak bisa ia jelaskan secara rinci.
Tidak bisa dipungkiri, kehidupan Jiyeon berubah setelah ia mendapat kerja lagi setelah sekian lamanya berhenti. Gadis itu kini mulai sibuk dengan pekerjaan kantornya, mulai dari berkas, hingga hal-hal kecil lainnya yang harus ia urus seperkian detik.
Saat sedang sibuk dengan pekerjaannya, Jiyeon dikejutkan dengan ponselnya yang berdering dengan keras. Gadis itu berdiri dan berlari kecil ke arah ponselnya yang tengah diisi daya di atas meja lampu kamarnya.
"Nee, yeoboseyo?" Ucap Jiyeon sembari melepas chargernya.
"Noona, ini aku Seojun. Aku meminjam telepon temanku karena ponselku mati. Bisakah kau menyusulku di Rumah Sakit Linfei? Aku membutuhkan pertolonganmu sekarang."
Jiyeon membulatkan matanya.
"Ada apa denganmu?! Ya! Kau kecelakaan?!"
"Ani, Noona-"
"Aku ke sana, tunggulah!"
Jiyeon mematikan teleponnya dan berlari mengambil jaketnya. Dengan perasaan yang panik dan khawatir, ia keluar meninggalkan laptopnya yang masih menyala.
S A V E
M E"Anieyo, Appa. Aku baru saja kontrol, dan dokter masih mengatakan hal yang sama." Ucap seorang lelaki tampan berjalan sembari menenteng jas nya di pergelangan tangannya.
Itu Sunghoon. Lelaki itu baru saja selesai untuk kontrol masalah matanya. Namun, tidak ada perkembangan yang cukup puas untuk dirinya, alias hanya kata-kata yang sama dari sang ahli.
"Ya, Appa. Sampai jumpa."
Setelah telepon mati, Sunghoon memasukkan ponselnya ke dalam saku kemeja. Lelaki itu memakai jas nya sambil masih berjalan keluar dari rumah sakit.
"Noona, maafkan aku! Aku sudah mengatakannya namun kau mematikan teleponnya!"
Sunghoon menoleh ke arah dimana seorang lelaki tengah mengejar perempuan yang tampak marah berjalan menuju pintu lobby untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [PARK SUNGHOON]
RomanceAku hanya bisa melihatnya. Takdirku hanya dia, untuk dia dan tetap akan dia. - STORY BY : BBYAECHU -