32. WHO WE?

243 30 2
                                    

       Pagi harinya, Jiyeon terbangun karena seseorang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dengan keras sembari meneriaki namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Pagi harinya, Jiyeon terbangun karena seseorang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dengan keras sembari meneriaki namanya. Siapa lagi jika bukan adiknya? Seojun.

"Noona! Sarapan! Jika tidak, makanannya akan kuhabiskan!" Teriak Seojun masih mengetuk pintu kamar Jiyeon.

Jiyeon berdecak kesal. Gadis itu beranjak dari tidurnya dan membuka pintu dengan kasar.

"Pagi, Noona ku yang cantik." Ucap Seojun menaikkan kedua alisnya menggoda Jiyeon yang berdiri di hadapannya masih dengan wajah bantalnya itu.

"Kau mau mati?" Kesal Jiyeon menatap Seojun tanpa ekspresi.

Seojun menghela nafasnya, lelaki itu berbalik badan.

"Ayo sarapan!" Seru Seojun meninggalkan Jiyeon yang masih diam melamun di ambang pintu kamarnya.

Gadis itu menghela nafasnya, ia menutup pintu kamarnya dan berjalan ke arah ruang makan.

Disaat ia berjalan hendak duduk di salah satu kursi, gadis itu dibuat menegang karena mendapati Sunghoon yang tengah berjalan membawa dua piring di tangan kanan dan kirinya.

Jiyeon yang tadinya bermalas-malasan itu langsung membuka sempurna matanya dan tersenyum ke arah Sunghoon.

Sunghoon menaikkan kedua alisnya sembari tersenyum.

"Sudah bangun?" Tanya lembut Sunghoon sembari meletakkan kedua piring itu di meja makan.

Jiyeon tersenyum dan mengangguk pelan.

"Selamat pagi." Ucap Sunghoon lagi sambil tersenyum manis menatap Jiyeon.

"Pagi." Jawab Jiyeon dengan lembut tersenyum menatap ke arah Sunghoon.

Sunghoon memundurkan satu kursi, ia menatap Jiyeon.

"Duduklah." Ucap Sunghoon mempersilahkan Jiyeon untuk duduk di kursi yang ia siapkan.

Jiyeon menaikkan kedua alisnya, ia berjalan dan duduk di kursi itu dengan pelan.

"Terima kasih." Lirih Jiyeon tersenyum samar tanpa menatap Sunghoon.

Sunghoon tersenyum, ia mengusap pucuk kepala Jiyeon sebelum ia berjalan pergi mengambil beberapa piring berisi makanan yang harus ia siapkan.

Seojun, lelaki itu menatap pemandangan yang sedari tadi mengganggu pengelihatannya. Ia tersenyum muak menatap apa yang ia lihat dari kakaknya dengan lelaki tampan yang tengah menyiapkan sarapan itu.

"Ada yang bergejolak, sepertinya aku ingin muntah." Ucap Seojun mengejek Jiyeon.

Jiyeon yang tengah tersenyum salah tingkah itu menatap adiknya dengan tatapan kesal.

"Diamlah, anak kecil." Ketus Jiyeon marah menatap Seojun.

Seojun berdecih, ia menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Jiyeon yang malah tersenyum lagi karena salah tingkah.

SAVE ME [PARK SUNGHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang