11. LITTLE BY LITTLE

329 37 0
                                    

     Jiyeon menatap lelaki yang duduk di hadapannya, tengah menyantap sarapannya yang berupa sup jagung, dan cakwe dilengkapi dengan susu kedelai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Jiyeon menatap lelaki yang duduk di hadapannya, tengah menyantap sarapannya yang berupa sup jagung, dan cakwe dilengkapi dengan susu kedelai. Jiyeon menunduk disaat tatapan lelaki itu tertuju ke arahnya.

"Ada apa?" Tanya Sunghoon pelan menatap Jiyeon yang hanya diam menunduk.

"Terimakasih untuk semalam, Sajangnim. Aku benar-benar berhutang budi padamu." Ucap Jiyeon membungkukkan badannya ke arah Sunghoon yang diam kaget menatapnya.

Sunghoon menatap ke arah lain.

Merasa jika Sunghoon tidak akan meresponnya, Jiyeon duduk kembali sembari menatap Sunghoon dengan tatapan tegang dan kaku.

"Maaf membuatmu bingung. Apartement masih dalam perbaikan, listrik masih dalam keadaan mati total semalam. Jadi, aku membawamu ke rumahku."

"Rumah?" Kaget Jiyeon menaikkan kedua alisnya kaget menatap Sunghoon.

Sunghoon mengangguk.

Jiyeon membuka mulutnya kagum.

"Makanlah sarapanmu. Setelah itu, aku bisa mengantarmu ke apartement-"

"Ani! Anieyo! Tidak usah! Aku akan menaiki bus, atau taksi online, atau apapun itu. Aku harus belanja, karena ini adalah akhir bulan."

Sunghoon terdiam menatap Jiyeon. Lelaki itu menunduk sebentar.

"Kalau begitu aku antar-"

"Anieyo! Jinjja! Tidak usah repot-"

"Aku yang menawarkan diri. Aku juga akan berbelanja, bahan masakku di apartement juga habis."

Jiyeon menoleh menatap dapur rumah Sunghoon yang mewah itu.

"Kenapa tidak mengambil bahan dari sini? Lagipula bukankah ini rumahmu? Kenapa tetap tinggal di apartement yang berbahaya itu?" Tanya Jiyeon menatap Sunghoon dengan bingung.

"Adikku tinggal di sini." Singkat Sunghoon tanpa menatap Jiyeon.

"Nee? Adik?" Jiyeon menoleh ke sekeliling rumah.

"Dia sedang berkemah di sekolahnya."

Jiyeon terdiam lagi. Gadis itu menoleh menatap Sunghoon.

"Berita yang keluar, mengatakan jika kau adalah anak tunggal. Jadi aku kaget." Ucap Jiyeon menundukkan kepalanya sembari memakan cakwe.

Sunghoon menatap Jiyeon, lelaki itu menaikkan kedua alisnya.

"Oh. Itu memang disengaja. Aku tidak mau adikku dipublikasikan sebelum umurnya menginjak 18 tahun."

Jiyeon mendongak. Ia terdiam menatap Sunghoon.

"Belum 18 tahun?"

Sunghoon menggeleng.

"Kurang satu tahun lagi." Ucap Sunghoon sembari memakan sup jagungnya.

"Omo, kalau begitu dia hanya terpaut satu tahun dengan adikku." Ucap Jiyeon semangat menatap Sunghoon.

SAVE ME [PARK SUNGHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang