⚠️ WARNING ⚠️
•
•
•‼️DIMOHON UNTUK POSTING. JANGAN NETHINK!‼️
‼️18+‼️
‼️TERDAPAT KATA TOXIC‼️
Disebuah bangunan yang terlihat terbengkalai. Seorang gadis terbaring lemas dengan kedua tangan dan kaki yang terikat oleh tali.
Dia, Shafira.
Keadaan Shafira terbilang sangat mengenaskan dengan kedua tangan dan kakinya yang terikat, mulut yang terikat kain, baju yang acak-acakan, serta jilbab yang sudah terlepas.
Ia menangis dalam hati mengingat semuanya. Semua yang terjadi padanya setelah dibawa oleh orang misterius ke tempat ini.
Kejadian malam itu. Malam yang seharusnya menjadi malam yang bahagia, seketika berubah kala tangannya yang ditarik paksa oleh beberapa orang, saat ia baru saja keluar dari toilet. Belum sempat ia berteriak meminta tolong, mulutnya sudah dibekap oleh seseorang menggunakan kain yang sudah tercampur obat bius membuat kesadarannya menghilang.
Kesadaran mulai pulih saat keadaannya sudah seperti ini. Kedua tangan dan kaki yang terikat, mulut yang terikat kain, baju yang acak-acakan, serta jilbab yang sudah terlepas.
Walaupun ia tidak melihat secara langsung apa yang terjadi, tetapi ia tau kejadian apa yang telah menimpanya hingga ia seperti ini. Ia menangis dalam hati. Disaat hatinya mencoba untuk menerima keadaan, kenapa takdir selalu mempermainkannya?
Mentalnya sudah hancur sejak lama, dan sekarang, dunianya. Dunianya hancur. Mereka menghancurkan dunianya!
Saking lamanya menangis, sampai air matanya sudah tidak keluar lagi saat ia menangis.
Kini, ia tidak ada harapan lagi untuk hidup. Semuanya hancur tidak ada yang tersisa.
Jika aku tidak ditakdirkan untuk bahagia, lantas mengapa Tuhan memberikan harapan sebesar alam semesta?- pikirnya.
"Kenapa aku harus diberi kehidupan jika takdirku selalu menyakitkan, Tuhan. Kenapa?"
"Aku cape Tuhan! Aku lelah! Kenapa aku harus diselamatkan jika setelahnya duniaku hancur tak tersisa!?"
Jika keadaan tubuhnya tidak sedang seperti sekarang, mungkin Shafira sudah menjerit jerit bagaikan orang gila.
Tapi memang sebenarnya ia sudah gila. Suka berbicara sendiri. Apalagi jika sudah dihadapkan dengan cermin.
Ada yang sama?
Shafira kembali menutup matanya dan berpura-pura pingsan saat telinganya tak sengaja mendengar suara langkah kaki saling bersahutan.
Pintu terbuka, dan benar saja. Beberapa orang memasuki ruangan tersebut. Mereka melangkah mendekati Shafira yang masih terkapar lemas.
Jika dilihat dari penampilan. Mereka terlihat seperti preman.
"Jadi, sekarang kita apakan ini anak?" tanya preman berambut pirang.
"Buang aja. Dia sudah bekas!" celetuk preman bermuka datar.
"Go*lok! Bekas juga bekas kita-kita!" Preman yang memiliki tubuh paling kurus menonyor temannya yang bermuka datar itu.
"Kata bos, bawa pergi terus tinggalkan di jalanan. Tapi bajunya harus diganti, kasian," ucap preman bertopi merah.
"Lah, terus bajunya mana? Masa kita yang harus beli bajunya?"
"Nanti di kirim. Tunggu aja."
"Sambil nunggu, sambil ngopi enak nih," kata preman bertubuh paling pendek diantar yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shafira Story [END!]
Novela Juvenil[ BELUM REVISI! ] [PROSES TERBIT! ] ☆☞ WELCOME TO MY SECOND STORY ☜☆ 📌 No plagiat-plagitor dan siders! →♡←→♡←→♡←→✧☆✧←→♡←→♡←→♡← Memang benar kata mereka, jangan terlarut dalam zona nyaman karena takdir tak selamanya akan sama. Kenyataan tidak semua...