Chapter 15

122 17 26
                                    

"Kakak?" Panggil Junkyu lembut.

Hyunsuk menatap polos ke arah Junkyu. Sorot mata yang Junkyu khawatirkan. Kenapa Hyunsuk nya jadi seperti ini? Jujur saja, Junkyu sangat merindukan Hyunsuk nya yang dulu. Dimana dulu Hyunsuk adalah sosok yang menggemaskan yang selalu membuat jantung orang bersenam. Sekarang? Justru Hyunsuk berubah drastis. Meski sudah tidak nakal lagi, tapi Hyunsuk sekarang berubah karena apa kata Baekhyun tadi? Depresi? Ya semacamnya.

"Kakak, ini ayah sayang. Kakak kenal hm?" Tanya Junkyu lembut sambil tangannya berusaha menyentuh Hyunsuk.

Setelah hampir menyentuh surai Hyunsuk, justru Hyunsuk malah menepis tangan Junkyu membuat Junkyu terkejut.

"Sayang?"

"Ga usah sentuh suk kalo ayah ga mau celaka. Suk itu pembawa sial. Tangan suk juga bisa bikin orang celaka." Ketus Hyunsuk tanpa menatap Junkyu sama sekali.

Bagaikan di tusuk ribuan pisau membuat hati Junkyu teriris saat mendengar penuturan Hyunsuk barusan.

"Sayang hey? Ini ayah. Ayah mau pegang kakak, boleh ya?" Tutur Junkyu lagi.

"Per——akhh!"

Hyunsuk memegang kepalanya.

"Kakak.."

Dug!

"Mas Junkyu!"

Hyunsuk menendang perut Junkyu saat tangan Junkyu meraih tangannya tadi hingga membuat Junkyu jatuh terduduk nyaris saja kepalanya terkena ujung nakas.

"Mas, kamu gapapa? Ayo bangun."

Nadila membantu Junkyu bangun.

"GUE BILANG PERGI!! GUE INI PEMBUNUH! JANGAN PEGANG GUE DAN JANGAN NGURUSIN GUE! ORANG YANG SELALU DEKET SAMA GUE PASTI BERAKHIR KAYAK KAK ASA! PERGI GA?! PERGI!" Teriak Hyunsuk.

Ceklek.

"Junkyu tolong cekal tangan Hyunsuk. Paman mau menyuntikkan obat penenang dulu" titah Minho.

Junkyu mengangguk. Dengan terpaksa ia menyekal kedua tangan Hyunsuk membuat Hyunsuk menjerit meminta di lepaskan bahkan tak henti hentinya menendang perut Junkyu.

Minho mulai menyuntikkan obat penenang ke infus Hyunsuk. Perlahan, tubuh Hyunsuk meluruh. Matanya mulai terpejam. Junkyu menidurkan kembali Hyunsuk di brankar.

"Besok kita bawa Hyunsuk ke rumah sakit jiwa untuk di tindak lanjutkan agar melakukan perawatan khusus." Jelas Minho.

Junkyu mengangguk sambil menatap kosong Hyunsuk.

••••

"Sayang maaf ya? Kamu pasti capek banget, apalagi kamu lagi ngisi" ujar Junkyu sembari menunduk.

Nadila menggeleng. Ia mengulas senyumnya, menggenggam tangan besar Junkyu. Malam ini mereka berada di taman rumah sakit setelah kejadian Hyunsuk mengamuk siang tadi.

"Mas, aku tau kamu lebih capek dari aku. Selagi kandungan aku belum besar, gapapa. Kita bantu si kakak sembuh sama sama ya?" Tutur Nadila lembut.

Junkyu mendongkak, menatap wajah tulus sang istri. Junkyu meraih tangan Nadila dan mengecup punggung tangan sang istri. "Makasih ya, mas janji setelah ini kita ngabisin waktu bersama bareng baby J"

Nadila tersenyum. "Iya mas"

Junkyu memegang perut Nadila. Mengelusnya pelan. "Adek, maafin ayah ya. Ayah ga pernah nyapa adek, ayah sibuk. Nanti abis ini ayah bakal sering nyapa adek deh" ucap Junkyu sembari tangan kanannya tidak lepas dari perut Nadila.

Nadila tersenyum. "Kamu jangan kecapean mas. Nanti sakit, lagian kamu beberapa akhir ini belum istirahat" tutur Nadila.

Junkyu melepaskan elusannya pada perut Nadila. Ia menghadap ke depan, Junkyu menghela nafas panjang.

BERANDALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang