Chapter 14

102 12 31
                                    

Haruto dan Hyunsuk tiba di rumah Jungwon. Hal itu membuat Hyunsuk bingung. Kan dia mau bertemu ayahnya kenapa malah ke rumah Jungwon? Lagi pula kan Jungwon nya ada di Jeju.

Haruto mendorong kursi roda Hyunsuk memasuki area rumah Jungwon. Di dalam tepat nya di ruang tengah, ada beberapa orang disana dan bahkan hampir banyak karena mengucapkan bela sungkawa. Mata Hyunsuk tertuju pada Jungwon yang baginya sangat tampan, namun tubuhnya berada di dalam peti dengan mata yang terpejam. Tutup petinya ada di samping peti itu, petinya berwarna putih.

Hyunsuk mengalihkan pandangannya pada Junkyu yang tengah berdiri tepatnya di samping peti Jungwon. Haruto mendorong kursi roda Hyunsuk dan mendekat ke arah Junkyu. Junkyu tersenyum. Ia berjongkok, menyamakan tingginya dengan Hyunsuk.

"Ayah kok uwon di tutup di situ? Nanti uwon nya pengap iss ayahh!" Protes Hyunsuk.

Junkyu tersenyum tipis. "Enggak akan kok, uwon nya lagi tidur itu. Kalo enggak di tutup nanti ada nyamuk" jelas Junkyu. Terpaksa ia berbohong.

Hyunsuk mengedipkan matanya sebanyak tiga kali. "Oh, uwon bobo? Suk mau bangunin deh!" Seru nya.

Hyunsuk mengayuh rodanya sendiri untuk mendekat ke arah Jungwon. Tangan mungil Hyunsuk mengusap lengan Jungwon.

"Uwonn jangan bobo. Ayo bangun, katanya mau temenin suk buat terapi? Uwon nanti bangun ya, tapi jangan lama lama bobo nya." Ucap Hyunsuk seraya memainkan rambut Jungwon.

"Muka uwon kok pucet banget si?" Tanya Hyunsuk heran.

Jeno, Beomgyu dan Niki hanya bisa diam melihat interaksi Hyunsuk yang terus mengajak ngobrol jasad Jungwon.

"Gyu, Jen, Nik. Kok muka uwon pucet si? Uwon sakit ya? Kenapa ga pake lip balm aja biar ga pucet?" Tanya Hyunsuk.

Jeno tersenyum. Ia mengelus kedua bahu Hyunsuk dari belakang.

"Uwon Isss! Mau main ayo bangunnn!! Aaaaaa~ uwon ga boleh bobo lama lama." Protes Hyunsuk lagi.

Hyunsuk terus mengajak ngobrol Jungwon membuat kedua orang tua Jungwon semakin menangis karena sakit. Hyunsuk. Orang yang sering Jungwon ceritakan kalau Hyunsuk itu sangat lucu. Itu yang Jungwon ceritakan pada orang tuanya. Tapi sekarang? Orang yang sering Jungwon ceritakan bahkan sangat terpukul atas kepergiannya.

"Jejen, uwon enggak mau bangun. Kan katanya mau ngajakin suk terapi mau temenin suk, terus kita main" lirih Hyunsuk mengadu pada Jeno.

Jeno berjongkok. Menyamakan tingginya dengan Hyunsuk. Jeno meraih tangan Hyunsuk dan menggenggamnya.

"Untuk sementara, uwon nya enggak temenin suk dulu ya? Suk di temenin sama kita aja. Oke? Nanti uwon pasti pulang kok" tutur Jeno lembut.

Entah, Lo ga ngerti arti kata pulang sebenarnya.

Suk, sebenernya Lo masih bocah polos yang ga tau apa apa, suk. Lo jadi nakal juga kebawa sama pergaulan. Termasuk pergaulan sama kita. Di antara kita juga kan, Lo yang paling muda sendiri. Kita selalu ngejaga Lo.

Hari ini, detik ini, dan saat ini hingga seterusnya. Gue janji bakal jaga Lo buat jadi pengganti Jungwon.

Pertemanan mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Tapi tidak dengan Hyunsuk. Terpaut 2 tahun lebih muda. Jadi itu alasannya kenapa mereka sangat menyayangi Hyunsuk dan me jaga Hyunsuk layaknya adik mereka sendiri.







































Hari ini tepatnya di pemakaman, peti Jungwon mulai di masukkan ke liang lahat bersiap untuk di kuburkan.

"Ayah! Kok uwonnya di kubur si?! GA MAU! NANTI UWON PENGAP AYAHHH!!" Bantah Hyunsuk.

BERANDALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang