Sudah beberapa hari Jimin mengikuti rencana untuk memata-matai kekasihnya sendiri dan berlaku sebagai bagian dari mereka. Bukan tanpa sebab dia melakukan ini, ada hal yang perlu dia ketahui karena itu dia sampai harus berpura-pura menghianati kekasihnya yang sampai saat ini belum menyadari perubahan sikapnya.Kata-kata yang sangat tidak dia sukai menjadi pemicu. Secepatnya dia akan menemukan 'itu' dan kembali menjadi dirinya sendiri. Dia mulai bosan melakukan ini apalagi mendengar setiap cemoohan terucap mengenai kekasihnya yang seakan bisa merusak gendang telinganya setiap saat.
Hari ini Jimin mengikuti pria itu pergi ke tempat mereka. Tentu dengan diam diam karena mengingat beberapa orang yang selalu berada di sekitar Jimin.
Wajah Jimin mendadak pucat sesaat mereka tiba di sana. Ingatlah ini adalah kandang musuh, sepercaya apapun mereka padanya dia bisa mati kapan saja kalau menimbulkan sedikit masalah.
" Ayo. "
Glek
Jimin menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Membuka pintu mobil yang membawanya ke sini dan mulai mengikuti orang itu.
Tempat ini cukup jauh dari tempat tinggalnya. Terasa asing dan Jimin benar-benar tidak tau tempat ini berada di kawasan apa.
Melewati salah satu lorong dia berpapasan dengan banyak orang menakutkan yang menatap dirinya seakan sebuah makanan enak yang membuat badan merinding. Rasanya Jimin mau pulang bertemu kasur tercintanya di rumah. Semoga saja tidak terjadi apapun selama dirinya berada di sini.
Sampai di pintu dengan ukiran rumit pria itu mulai membukanya. Bau khas minuman beralkohol bercampur asap rokok menyeruak keluar, Jimin mengintip sedikit ke samping dan melebarkan mata juga menutup mulutnya tidak percaya.
' PEMANDANGAN INI'
" Dimana sopan santun mu pada tamu kita. "
Suara kekehan terdengar. " Kalian minggir dulu. Aku mau menyapa tamu spesial ku. "
Pria itu berdiri setelah melepaskan diri dari wanita-wanita yang tadi mengelilinginya.
Jimin membeku ketika tangannya di tarik dan di cium olehnya. " Selamat datang. "
Seakan mendapat alarm peringatan, Jimin merasa dia tidak boleh dekat dekat dengan lelaki ini. Tatapan juga senyuman yang terlihat ramah jelas jika dia adalah orang yang berbahaya.
" Aku Wonho, pemilik tempat ini sekaligus orang yang akan membantu mu kedepannya. Jadi jangan lupakan nama ku. "
Berbeda dengan lelaki itu yang sampai saat ini belum Jimin ketahui namanya siapa, dia tanpa pikir malah memberitahukan namanya sendiri. Ini cukup membuat dirinya terkejut.
" Berbeda dengan yang ku dengar ternyata orangnya lebih menarik di lihat secara langsung. Senang bertemu dengan mu, mr. Park. "
Akhirnya jabatan tangan mereka terputus. Jimin melirik tangannya yang sekarang bergetar halus.
" Ajak dia berkeliling dulu. Sepertinya salah satu dari kita membutuhkannya. "
Jimin terkesiap saat tatapan mereka bertemu lagi. Akhirnya dia cepat cepat mengikuti pria satunya keluar.
.
.' Sepertinya tempat ini bukan markas utama mereka. Ataukah ada yang ku lewatkan? '
Jimin melirik kanan kiri meneliti setiap sisi yang mereka lewati. " Anu, bolehkah saya pergi ke toilet? "
" Hm, ikuti saja jalan itu di belokan ke 2 lurus kau bisa menemukan toilet disana. "
" Eh ah, baik. Terimakasih. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Instagram Bangtan || Jimin x All ||
FanfictionDisaat Jimin mempunyai enam pawang yang kelewat tampan. . . WARNING!!! Mengandung bahasa baku maupun nonbaku Bxb/yaoi content!! Batas 18+ tolong jangan baca kalau belum masuk umurnya ya☺ Tidak suka jangan di baca ;) ~Happy Reading~