Chapter 46

2.2K 196 17
                                    

BUAGH!

Suara hantaman dari kepalan tangan seorang Park Chanyeol menjadi pertanda seberapa marahnya pria itu saat ini. Di depannya Yoongi sedikit terdorong ke belakang setelah menerima sambutan cukup mengagumkan dari sahabat rekan kerjanya.

Dia mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Tatapan nya tidak berubah sama sekali, masih datar seperti biasanya.

" Pulang, sebelum aku menghabisi mu. "

" Jimin ada disini. Biarkan aku bertemu dengannya. "

" Itu benar. Setelah kalian membuatnya menangis seharian jangan harap aku membiarkannya bertemu dengan mu. "

Sejenak mata Yoongi melebar terkejut. Bukan karena Chanyeol yang melarangnya bertemu Jimin, tapi karena mendengar kekasihnya ( well Yoongi tidak pernah menerima keputusan Jimin ) yang menangis seharian? Rasanya ingin sekali Yoongi memaki dirinya sendiri.

" Dia baik-baik saja? "

" Menurutmu itu terdengar baik? "

" Tidak. Biarkan aku bertemu dengannya. "

" Apa kau lupa kalian tidak memiliki hubungan apa-apa lagi, dia sudah mengakhiri semuanya. Jadi berhenti berlaku kalau dia masih milik mu, Min Yoongi. "

" Persetan dengan ucapannya. Dia masih kekasih ku. " Mata Yoongi menatap nyalang akan ungkapan Chanyeol barusan.

Chanyeol tertawa meremehkan.

" Katakan itu jika saja dia mau memaafkan mu. Dari awal sudah ku katakan pada kalian jangan tinggalkan luka pada adik ku sekecil apapun. Sekarang sudah kau lakukan, jadi kau bisa berhenti di sini. Aku sendiri bisa melindungi adikku tanpa bantuan mu, jadi lupakan saja niatan mu itu. "

Yoongi terdiam. Memang benar Jimin seperti ini karena perbuatan mereka, dia tidak bisa menyangkal itu. Dia hanya membiarkan Chanyeol balik memunggunginya dan berakhir pintu tinggi itu perlahan tertutup di hadapannya.

" Jangan kembali lagi. Rumah ku hanya menerima mu jika dia sudah memberi kata maaf. "

Blam

Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas. Entah apa yang tengah di pikirkan Yoongi saat ini, dia hanya menunjukkan raut tanpa ekspresi lagi namun terasa suram di sekelilingnya. Aura yang tidak bisa dikatakan baik atau katakan saja terasa lebih buruk.

Yoongi melangkahkan kakinya mulai meninggalkan kediaman Park Chanyeol. Dia menuju ke pekarangan tepat dimana dia meninggalkan mobilnya.

Tiba-tiba tatapan pria pucat itu berbalik. Memandang tepat di balkon lantai dua pada sosok cantik yang hanya memandang lurus dengan tatapan mata kosong.

" Jimin. "

Jimin yang menjadi objek tatapannya perlahan mengalihkan pandangan dan mulai bersitatap dengan Yoongi. Tampak pemuda itu terkejut sampai menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangannya. Sepertinya baru menyadari kehadiran Yoongi disana.

Namun yang membuat Yoongi kecewa adalah tatapan terluka yang si mungil tunjukkan. Dia kecewa pada dirinya sendiri sehingga mata itu tidak lagi ingin memandang kearahnya. Sebelum akhirnya Jimin berbalik masuk kembali ke dalam diantara pintu berbahan kaca itu.
.
.

Seokjin sedang menghadiri sebuah rapat dengan para pimpinan devisi perusahaan. Tatapan matanya sangat dingin mengintimidasi semua orang yang berada dalam ruangan itu.

" Pak bagaimana menurut anda? "

" Tidak becus! "

Tanpa babibu lagi pria tampan itu langsung beranjak pergi meninggalkan keterbengongan semua karyawannya.

' Lagi-lagi seperti ini. '

" Jangan ambil hati ucapannya barusan. Dia sedang gila. Kalian tetap lanjutkan saja meeting hari ini. "

Jaebum langsung ngacir nyusul bos besar sementara Sejun mengambil alih rapat yang sedikit absurd karena ulah atasan gilanya yang sudah tidak waras beberapa waktu belakangan.

" Sajangnim, sebaiknya obati dulu lebam di wajah mu. Itu bisa memburuk kalau dibiarkan begitu saja. "

Jaebum datang bersama pihak medis perusahaan yang berdiri di belakangnya membawa peralatan masak-- Ya kagak lah! membawa kotak p3k di tangannya.

Tadi bos nya itu datang-datang sudah membuat heboh karena bagaimana bisa dia pergi ke perusahaan dengan wajah yang babak belur. Dan yang lebih mengesalkan lagi mereka tidak tau apa sebabnya. Entah bosnya itu habis berantem atau kecelakaan tidak ada yang tau.

Setelah diijinkan perawat mulai mengobati luka di wajah Seokjin dan sedikit mengompresnya dengan es.

" Bagaimana? "

" Kemungkinan lebamnya akan membekas sampai beberapa hari ke depan. Namun jika sering di kompres dengan air hangat kemungkinan akan hilang lebih cepat. "

Jaebum mengangguk.

" Untuk sementara sebaiknya anda hindari media lebih dulu. Mereka bisa memunculkan berita yang tidak-tidak kalau tau masalah ini. "

" Anda mau kemana? "

Jaebum menghela nafas lelah dengan sikap semena-mena bosnya satu ini. Sudah beberapa hari ini dia di pusingkan dengan sifat temperamen Seokjin yang kadang minta banget buat di tonjok. Sayangnya Jaebum masih sayang dengan nyawanya.

Alhasil dia hanya mengekori kemana orang itu pergi. Namun belum sampai 5 langkah pria bermarga Kim itu menghentikan laju kakinya.

" Ada yang salah Sajangnim? "

" Cari tau siapa yang mengganggu Jimin akhir-akhir ini dan temukan dengan cepat. "

" Baik pak. "
.
.

TBC.

Instagram Bangtan || Jimin x All ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang