Suasana kediaman Adinata begitu ramai di kunjungi banyak orang. Keluarga, rekan bisnis, media, bahkan sahabat dan teman-teman Vian dan Revan datang untuk memberikan ucapan bela sumgkawa. Di antara banyak yang datang diantaranya adalah Yoga, sahabat sekaligus sekertaris Alvian dan juga kedua sahabat Revandra, yakni Shaka dan Jonathan
Ketiganya nampak mengucapkan beberapa kata penenang bagi Vian dan Revan yang nampak begitu kacau. Devita juga tak kalah kacaunya. Suaminya pergi dalam keadaan sehat walafiat dan pulang dalam keadaan tak bernyawa. Bagaimana mungkin Devi dan kedua puteranya tak mengalami shock dan terguncang.
"AYAH!! JANGAN TINGGALIN REVAN!! BANGUN, YAH!!" teriak Revan histeris dengan suara seraknya. Revan sedari tadi menangis histeris dan sama seperti Devita. Revan juga sempat tak sadarkan diri saat mendengar kabar kecelakaan ayahnya. Bahkan jasad Adi dan Aryo sudah tak dapat lagi dikenali karena hangus terbakar di dalam mobil mereka.
"Udah, Van, jangan gini! nanti ayah sedih, Van. Liat kamu yang kayam gini." lirih Vian yang juga sedari tadi menangis namun mencoba untuk lebih kuat dan lebih ikhlas demi adik dan ibunya.
"Bang... suruh ayah bangun!! AYAH!!"
Vian menarik Revan dalam rengkuhannya. Ia tahu Revan yang paling terpukul dengan kematian ayahnya. Selama ini Revan paling dekat dengan sang ayah dan tentu Revan menjadi yang paling tak bisa merelakan kepergian Adinata.
"A—yah."
Revan dan Vian menoleh saat mendengar suara lirih yang begitu asing bagi mereka. Dan apa katanya tadi? ayah?
"Rasya." Devita yang memang menjadi satu-satunya orang yang mengenal Rasya langsung merengkuh tubuh Rasya yang sedari tadi dalam rengkuhan Rama karena Rasya yang tak bisa berjalan dengan benar dan sesekali limbung. Tubuh Rasya meluruh lemas ke atas lantai. Kedua kakinya begitu lemas saat melihat sebuah peti mati yang tertutup itu yang ia yakini bahwa peti itu berisi jasad sang ayah.
"AYAH!! AYAH JANGAN PERGI!!JANGAN TINGGALIN RASYA SENDIRI!! BANGUN, YAH!!" Rasya menangis histeris. Devita juga tak bisa menenangkan karena ia sama hancurnya dengan Rasya. Keduanya menangis dengan posisi duduk di atas lantai dan saling memeluk satu sama lain.
"Jadi lo yang namanya Rasya!! pergi!! gara-gara lo ayah meninggal, dasar anak pelakor!!" bentak Revan penuh amarah dan menarik tubuh Rasya hingga pelukannya dengan Devi terlepas lalu tubuh Rasya tersungkur begitu saja.
Kehadiran Rasya pun menarik perhatian banyak orang termasuk Setyo, ayah Adinata sekaligus kakek Vian dan Revan.
"Revan, tenang, nak!" ucap Devita.
"Gak bisa, bu!! gara-gara dia ayah meninggal!! coba aja kalau saat itu ayah gak pergi ke nemuin dia pasti ayah masih hidup, dia pembunuh, bu!!"
Revan menarik paksa tangan Rasya dan hendak melayangkan pukulan namun tangan Devita lebih dulu menahan Revan.
"REVANDRA!!" bentak Devita. Rasya masih menangis terisak sembari menundukan wajahnya, sedangkan Revan, wajahnya sudah memerah saking emosinya.
"Revan tenang! jangan gini, Van! Kamu hormatin ayah juga, Van!" Vian menarik Revan dalam pelukannya dan Revan mencoba berontak namun lama kelamaan tubuh Revan melemas dalam pelukan Vian dan Revan terduduk di atas lantai sembari menangis dan meraung namun tetap melemparkan hinaan pada Rasya.
"Bang... gue gak mau anak pelakor itu disini. Suruh dia pergi bang! suruh pembunuh itu pergi!" lirih Revan, Rasya yang mendengar itu lantas berbalik dan melangkah keluar rumah sampai tangan Devi meraih tangannya.
"jangan pergi, nak!"
"Tapi bang Revan gak mau liat aku." lirih Rasya disela tangisnya.
"Jangan hiraukan Revan, ya! Revan masih sangat shock makanya dia kaya gitu. Kita anterin ayah, emangnya Rasya gak mau nganterin ayah untuk yang terakhir kalinya?" Rasya hanya mengangguk lemah. Ia hanya menuruti Devita saat Devita menggandeng tangannya untuk kembali masuk ke dalam rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasya
FanfictionApa definisi bahagia? dan bagaimana caranya? rasanya Rasya ingin sekali merasakannya, jalan ceritanya begitu rumit dan seakan badai besar datang tiada henti dalam hidup Rasya. Ini tentang Rasya.. Tentang Rasya putra Adinata, seorang anak berusia 16...