07.Sick

1.1K 58 9
                                    

Selepas bel pulang sekolah. Gita pergi ke kelas sebelah, kelas X IPA 1 tujuannya untuk menemui Rasya. Lelaki berwajah imut yang ia temui pagi tadi itu ternyata membuat gadis sepopuler Gita cukup penasaran. Gita menyembulkan tubuhnya di pintu kelas yang hanya terdapat beberapa anak saja yang berada disana karena yang lain pasti sudah pulang.

"Eh! Gita, cari siapa?" itu Dewa yang baru saja keluar kelas dan tak sengaja bertemu gadis manis itu.

"Cari, Rasya? dia udah pulang ya?" ucap Gita yang membuat Dewa cukup terkejut. Bagaimana Gita bisa mengenal Rasya yang baru pindah sekolah kemarin?

"Rasya sakit, dia di UKS sama Mario." ucap Dewa dan tak butuh waktu lama. Gita pun melesat ke UKS dan benar saja, di bangsal kedua ia menemukan Rasya yang tengah duduk bersandar di ranjang juga Mario yang tengah bercerita pada Rasya di sisi ranjangnya.

"Rasya.." suara lembut itu lantas mengalihkan atensi kedua murid laki-laki itu.

"Gita kok bisa disini?" ucap Rasya yang nampak gugup. Mario ternyata diam-diam memperhatikan sikap Rasya saat siswi bernama Gita itu datang. Entah perasaannya atau bagaimana, kenapa Rasya jadi terlihat salah tingkah. Tiba-tiba ide jahil terlintas di otak Mario.

"Aduh Sya! gue lupa, hari ini abang gue ngejemput terus dia barusan WA katanya udah sampe di depan, kalo gitu gue duluan ya, Rasya, Gita."

"Eh... Mario!" belum sempat melanjutkan  ucapannya, Mario sudah lebih dulu meninggalkan UKS. Kini hanya tersisa Gita dan Rasya dan sialnya kenapa suasana jadi canggung sekali saat ini bagi Rasya.

"Lo sakit apa, Sya? gimana sekarang, udah enakan?"

"Kayaknya asam lambung deh. Perut aku perih banget tapi udah enakan kok, sekarang aja udah mau pulang." ucap Rasya

"Kamu tadi pagi sarapan gak Sya?"

"Nggak."

Gita mengeluarkan sesuatu dalam tas gendongnya, sebungkus roti keju dan sebotol air mineral. Ia memang membeli itu di kantin sebelum pergi menemui Rasya.

"Ini buat lo! makan dulu, Sya, biar perutnya gak terlalu perih."

"Makasih Git." Rasya menerima pemberian Gita lalu mulai memakannya perlahan.

"Lo pulang sama siapa Rasya? apa ada yang jemput? kayaknya bahaya kalo pulang sendiri dengan kondisi lo yang kayak gini. Kalo lo kenapa-napa di jalan gimana?" celoteh Gita, Rasya hanya bisa tersenyum tipis.

"Aku bisa pulang naik taxi kok, aku udah gak papa".

Tak terasa keduanya terus mengobrol selama berjam-jam lamanya hingga Rasya memutuskam untuk pulang dan Gita dengan setia memapah Rasya yang masih nampak lemas saat berjalan







                           *****

Rasya dan Gita berjalan berdampingan di koridor sekolah. Rasya masih nampak lemas hingga berjalan saja harus di papah oleh Gita. Gita akan mengantarkan Rasya ke depan sekolah pada taxi yang sudah Rasya pesan, Gita pun tak keberatan untuk membantu Rasya.

Tak lama keduanya sampai di luar gedung sekolah. Namun karena taxi yang Rasya pesan belum datang, untuk itu Gita akan menemani Rasya sampai taxinya datang.

"Git... makasih kamu udah bantu aku. Maaf ya ngerepotin kamu." ucap Rasya yang tulus dari hatinya.

"Sama-sama. Jangan sungkan gitu, Sya. Kita kan teman."

Mendengar kata teman rasanya Rasya membatu seketika dan entah mengapa hatinya rasanya menghangat.

"T—teman?" gugup Rasya, Gita menampilkan senyum manisnya.

Tentang RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang