°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Sebut saja Rasya pengecut karena lari dari masalah, Rasya tak peduli.
Semuanya begitu menyesakkan untuk Rasya dan tak ada lagi alasan baginya untuk tetap tinggal disana di saat keluarganya sendiri tak ada satupun yang percaya padanya.Keluarga ya?
Masih pantaskah Rasya menyebut mereka keluarga? bukankah Rasya hanyalah benalu bagi mereka?kehadiran Rasya hanya menjadi kerikil tajam dalam keluarga mereka. Bukankah semuanya akan lebih baik jika Rasya tak ada di tengah-tengah Devita dan kedua kakaknya?
Lantas kemana Rasya harus pergi? ke rumah lamanya di Bandung? Rasya tak mungkin kesana, bisa saja Devita dan juga Vian menyusul Rasya kesana.
Rumah Nando? yah, tak ada pilihan lain selain rumah sahabatnya itu, setidaknya Rasya bisa menjauh sejenak dari Jakarta dan menenangkan pikirannya dan tak ada satupun yang tau alamat rumah Nando tentunya.
****
Pukul 1 siang, Devita dan Vian baru saja kembali dari sekolah Rasya demi memenuhi panggilan wali kelas dan kepala sekolah Rasya. Beruntunglah Vian bisa meyakinkan guru-guru dan kepala sekolah Rasya dengan membawa kekuasaan almarhum Adinata pun Vian lakukan demi membela Rasya hingga mereka tak jadi mengeluarkan Rasya dari sekolah dan hanya memberikan skors selama satu minggu pada Rasya.
Namun anak itu tak kunjung muncul di sekolah, bahkan saat Devi menanyakannya pada Bi Nina, rupanya Rasya belum keluar kamarnya sejak pagi. Bi Nina berkali-kali mengajak Rasya untuk keluar dan makan namun tak ada sahutan dari si pemilik kamar.
"Rasya! buka pintunya nak!! kamu harus makan Sya!!" teriak Devita yang jelas khawatir mendengar cerita Bi Nina.
Devita membuka knop pintu kamar Rasya yang ternyata tak di kunci dan memasuki kamar bungsunya itu dan betapa terkejutnya Devi melihat lemari pakaian milik Rasya terbuka begitu saja dan nampak kosong, hanya ada beberapa baju saja yang tertinggal termasuk seragam sekolah Rasya yang menggantung dalam lemari.
"VIAN!! REVAN!!" teriak Devita histeris tak lama Vian dan Revan menghampiri Devi di kamar Rasya.
"Ada apa bu?" ucap Vian
"Adek kalian, Rasya... Rasya gak ada Vian, Revan, Rasya pergi." lirih Devita di sertai tangisnya. Tubuhnya meluruh begitu saja ke lantai namun Vian dengan cepat menahan tubuh ibunya yang limbung.
"Ibu salah! ibu salah! Rasya pergi gara-gara ibu!" Devita menangis terisak dalam rengkuhan Vian, sedangkan Vian juga tak bisa berbicara banyak. Ia juga begitu terkejut dengan semua yang terjadi.
"Ibu, Rasya ninggalin surat ini."ucap Revan saat tak sengaja ia mendapati sehelai surat di atas meja belajar Rasya.
Revan menyerahkan surat yang berisi tulisan tangan Rasya yang rapi itu pada Devita dan Devita mulai membacanya dengan seksama bersama Vian juga Revan yang juga ingin tahu apa isi surat anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasya
FanficApa definisi bahagia? dan bagaimana caranya? rasanya Rasya ingin sekali merasakannya, jalan ceritanya begitu rumit dan seakan badai besar datang tiada henti dalam hidup Rasya. Ini tentang Rasya.. Tentang Rasya putra Adinata, seorang anak berusia 16...