Pandangan Ariel tak pernah lepas pada remaja berusia 15 tahun itu. Berkali- kali dia berdecak karena orang itu belum mengeluarkan suara.
"Sampai sampai kau diam? Tidak ada yang mau kau tanyakan, Adik? " tanya remaja itu dengan senyum mengembang.
"Justru akulah yang harus bertanya padamu. Darimana saja kau selama ini? Apa kau tahu, Ibu selalu khawatir padamu?! " ujarnya marah.
"Aku tahu. " Terdengar helaan napas dari mulut remaja tersebut. Dia melirik seseorang yang sejak tadi menempel pada Ariel. "Ngomong- ngomong, siapa dia? "
"Kau tidak perlu tahu, " jawab Ariel ketus.
"Sudah lama tidak bertemu, kau jadi tidak sopan pada abangmu ini ya, Adik, " celetuk Kiran menyeringai. Ya, orang itu ada adalah Kiran. Delapan tahun menghilang, dan sekarang dia kembali.
"Bukan urusanmu! " jawab Ariel dingin. Memangnya siapa yang takut? Hei, asal dia tahu, jiwanya adalah anak yang berusia sama dengan anak ini.
"Aku akan menjenguk Ibu. Kita akan berkumpul bersama lagi, " putus Kiran.
"Terserah, " jawab Ariel dengan nada tak acuh. Dia menarik lengan Naga. Sebelum masuk ke kamar, dia menyampaikan pesan pada Kiran supaya tidak lupa menutup pintu ketika pergi nanti.
"Orang itu siapa? " tanya Naga penasaran.
"Abang kandungku. Namanya Kiran, " jawab Ariel.
"Abang? Apa itu semacam hubungan yang erat? " tanya Naga tidak paham.
Ariel melirik sekilas. "Bisa dibilang begitu. Sebaiknya kau tidur saja. Aku akan mengerjakan sesuatu. "
Naga menggeleng. Dia memeluk Ariel dari belakang. "Aku tidak bisa tidur~," rengeknya.
"Jangan kekanakan, Naga. Aku tidak suka orang manja!" Ariel tahu Naga ingin ditemani, tapi kalau terus menuruti kemauan orang ini bisa- bisa dia bergantung terus padanya.
Naga menghentakkan kaki dengan kesal dengan bibir mengerucut. Dia tidur dengan ogah- ogahan.
'Puri, Aku penasaran. Selama delapan tahun, Kiran dimana saja? Kenapa dia muncul kembali? Ini sangat aneh, bukan? Dan satu lagi, kedua tokoh penting itu sudah bertemu. Ini semakin merepotkan, ' keluh Ariel dalam hati. Dia melirik Naga yang tertidur pulas. Puri hanya menyimak. Dia tidak ikut bicara tentang masalah ini.
"Tuan, sebenarnya.... "
"Ariel! " Tiba-tiba Kiran masuk tanpa permisi. Ariel merasa jengkel.
"Kiran, apa kau tidak punya sopan pantun?" tanyanya marah. Dia tidak suka dengan orang yang seenaknya masuk tanpa meminta izin.
Kiran terlihat tidak acuh. " Ariel, ayo keluar! Ibu dan yang lain sudah datang! "
Mata Ariel membola. Dia terkejut. "Ah! Cepat sekali! " Dia menggerutu kesal.
"Cepat, Ariel!" teriak Kiran yang sudah keluar duluan.
"Iya, iya. Dasar cerewet! " Ariel bergegas meninggalkan kamar.
Ternyata diluar sudah banyak orang. Termasuk orang- orang menyebalkan itu.
"Ariel, Nak! " Putri memeluk Ariel. Dia sangat merindukan putra bungsunya.
Ariel tidak membalas. Dia memandang beberapa orang tidak dikenal dengan pandangan bertanya.
'Siapa orang- orang ini? '
Menyadari kebingungan Ariel, Dhani memberi penjelasan. "Mereka adalah keluarga ayahmu, Ariel. "
Ariel tercengang. Jadi, mereka... Dia melirik Kiran yang terlihat akrab dengan seorang pria. Wajahnya tampak mirip dengan Kiran. Mereka seperti pinang dibelah dua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ariel Di antara 2 Dunia
AcakMasuk ke dalam dunia novel dan menjadi salah satu karakter di sana tidak membuat Ariel takut atau khawatir. Justru dia bersikap santai dan tidak peduli. Entah apa tujuan para tokoh itu, dia akan melakukan cara untuk mengakhiri cerita yang menyebalka...