Part 13

753 108 3
                                        

Happy reading

✧❁❁❁✧✿✿✿✧❁❁❁✧

Jantung Frans berdegup kencang. Bukan karena jatuh cinta, melainkan gugup dengan kedatangan Anika yang tiba-tiba. Dia mengira istrinya belum pulang.

"A—Anika, kapan kamu pulang? "

Anika mengernyit. Dia memandang suaminya bingung. "Lho, Mas sendiri kapan pulangnya? Bukannya masih sibuk di sana? " tanya Anika.

Frans mengusap hidung yang tidak gatal. Dia menatap ke arah lain dengan rasa gugup yang menggoroti dirinya. "Hm, M—Mas baru pulang karena mendengar kabar hilangnya Kiran. Maaf, tidak memberitahu, " ucapnya kikuk.

Anika mengangguk. "Tidak apa- apa, Mas. Tunggu, wajahmu kenapa, Mas? Kok seperti habis dipukul orang? " tanya Anika. Saat hendak menyentuh wajah Frans, tangannya langsung ditepis. Anika tertegun melihat respon suaminya.

"A—Aku habis dibegal. Aku bisa mengobatinya sendiri. Sebaiknya kamu ke tempat putri. Dia pasti membutuhkanmu, " ucap Frans.

"Tapi, Mas.... " Anika menatap Frans ragu- ragu.

Frans mengibaskan tangan. "Pergilah."

"Ya sudah kalau begitu. Aku keluar dulu ya, Mas. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, panggil saja aku, " pesan Anika dijawab deheman oleh Frans.

Setelah Anika keluar dari kamar, Frans menghubungi seseorang. Entah apa yang dibicarakannya. Wajah itu terlihat serius sekali.

Di lokasi yang berbeda, seseorang mengangkut sebuah karung dan membawanya ke dalam rumah.

"Apa ini yang kau bawa? " tanya gadis itu dengan wajah kaget.

"Periksa saja. Sepertinya manusia, " jawab lelaki itu datar.

Gadis berambut sepunggung yang disisi poninya dihias dengan pita merah jambu membuka ikatan karung itu dengan hati - hati. Dia melotot saat melihat isi di dalamnya.

"Ya ampun... Kiran! " pekik gadis tersebut.

"Apa? Kiran? " Lelaki itu ikut terkejut.

"Dia masih bernapas, Rama! "

"Biar aku baringkan dia di sana. " Lelaki berhodie biru itu menggendong Kiran sampai ke dipan yang dilapisi dengan tikar. Dia meletakkan Kiran hati- hati.

"Bagaimana bisa dia berada di dalam karung? " tanya Rama tidak mengerti.

"Pasti wanita itu yang melakukannya lagi," terka gadis tersebut.

"Kau yakin, July? Bukankah dia sudah mati? " tanya Rama heran.

"Cih, orang jahat sepertinya mana mungkin mati dengan cepat, " jawab July sinis.

Kedua orang itu adalah teman masa kecil Kiran. Mereka berpisah sudah sangat lama dan tak menyangka akan bertemu Kiran dalam kondisi seperti ini.

"Sebenarnya apa yang direncanakan oleh wanita itu? " gumam Rama.

"Tentu saja... apalagi kalau bukan harta. Dari dulu dia terobsesi dengan harta sampai memisahkan satu keluarga kecil, " ungkap July geram.

"Darimana kau tahu? " tanya Rama heran.

"Karena aku adalah bagian dari keluarga itu, " aku July dengan sorot tajam ke depan.

"Jangan-jangan kau.... "

July mengangkat sebelah alisnya. "Jangan-jangan apa? "

Rama menggeleng. "Ah, nggak ada. Mungkin aku salah orang. "

Ariel Di antara 2 DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang