Dibuang oleh ibunya sejak kecil, lalu tersesat ke tempat asing. Dia pikir akan mendapatkan kasih sayang. Nyatanya sama saja dengan kehidupan sebelumnya. Memang dia tidak peduli dengan mereka dari awal. Namun, bersama mereka menumbuhkan perasaan yang sudah lama mati. Ketika dia membiarkan mereka masuk ke dalam ruang lingkupnya, mereka perlahan menjaga jarak sejak hadirnya orang baru.
"Aku sudah menikah dengan Rosa. Maaf, Aku tidak memberitahumu, " ucap Dhani pada Putri. Ariel yang masih balita hanya bisa menyimak obrolan kedua orang dewasa itu.
"Om galak, kenapa tidak bilang? Kiran tidak mau punya adik lagi! " teriak Kiran.
"Kiran, jangan begitu—"
"Kiran nggak mau tahu, Ibu. Kiran tidak mau dia jadi adik Kiran! " Kiran menunjuk Bunga yang sedari tadi menunduk.
"Kiran! " Putri memanggil Kiran yang berlari ke kamar. "Bang, maafin anakku. Dia—"
"Aku mengerti, " potong Dhani cepat. Dia merasa bersalah. Tetapi, semuanya sudah terlanjur. Dia kira tidak akan kembali pada mantan kekasih nya. Ternyata, takdirnya berkehendak lain.
Ariel mengingat kenangan itu. Sejak itu, Kiran berubah menjadi dingin. Orang itu mulai jarang bicara padanya. Ibu mereka sibuk membujuk Kiran hingga melupakan keberadaan anaknya yang lain.
Hingga suatu hari....
"Kembalikan anakku! Kiran!! "
Ariel yang tertidur pulang menjadi bangun. Dia mendengar teriakan ibunya dari luar. Dia berjalan tertatih- tatih dan hampir saja terjatuh.
Ariel melihat ibunya meraung- raung di teras rumah. Dia menghampiri wanita itu. Saking buru- buru, Ariel terjatuh. Keningnya berdarah terbentur ubin lantai.
"Ariel! "
Ariel menyentuh keningnya yang tertutup dengan poni. Goresan kecil itu membekas membentuk garis miring.
"Ariel, Kita disuruh ke ruang makan, " beritahu Naga.
Ariel berdeham. Dia menghampiri Naga. Mereka sama- sama meninggalkan kamar. Naga melirik Ariel. Remaja itu ingin menanyakan sesuatu pada anak kecil berwajah manis tersebut. Namun, mulutnya susah untuk menyebut beberapa kalimat.
"Lama sekali. Darimana aja kalian? " sergah Bunga dengan ketus. Dia merungut kecil.
Ariel dan Naga tampak tidak peduli. Mereka duduk di samping kiri Andrian dan Andre yang duduk di samping kanan. Jadi, mereka berada di tengah kedua pria tersebut.
"Ariel, mau apa? " tanya Putri.
"Sayang, berdoa dulu, " tegur Andrian.
"Eh, maaf, " ucap Putri menyengir.
"Aduh, kamu ini. " Anika geleng- geleng kepala dengan ketidaksabaran adik iparnya.
Mereka semua berdoa dipimpin oleh Frans. Lalu, makan malam bersama dengan tenang. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu.
"Andre dan Ariel kompak banget, ya, " celetuk Anika. Spontan mereka menatap kedua lelaki berbeda generasi itu.
Andre dan Ariel saling melirik. "Namanya keponakan, Mbak, " balas Andre.
"Mungkin karena waktu kecil Andrian dan Andre sangat dekat. Makanya salah satu anak Andrian mirip dengan Andre. Maksudku... tingkahnya, " simpul Frans.
"Em, tapi.... " Anika terlihat ragu.
"Apa yang kau pikirkan, Anika? " tanya Frans. Dia menatap Anika dengan tajam. Jangan sampai istrinya ini mengatakan hal aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ariel Di antara 2 Dunia
DiversosMasuk ke dalam dunia novel dan menjadi salah satu karakter di sana tidak membuat Ariel takut atau khawatir. Justru dia bersikap santai dan tidak peduli. Entah apa tujuan para tokoh itu, dia akan melakukan cara untuk mengakhiri cerita yang menyebalka...