Ariel membuang napas lega. Dia memandang Naga yang masih bergeming di pohon. Kelihatannya Naga syok. Dia bisa melihat dari kedua mata Naga.
"Naga, " panggilnya sekali lagi.
"A—Ariel." Naga berdiri. Ketika akan melompat, pijakannya tidak seimbang membuat dirinya terhuyung.
Pupil mata Ariel melebar. Dia segera merentangkan tangan ke depan. Dia tidak yakin bisa menahan bobot badan remaja tersebut.
Brukk
Mereka berdua terjatuh dengan posisi Ariel di bawah Naga. Untung saja Naga sigap. Dia menghalangi kepala Ariel dengan telapak tangan. Sepasang manik mereka saling beradu. Naga menatap Ariel dengan instens. Raut wajahnya tak dapat terbaca. Dia sampai tidak mendengar panggilan Ariel saking fokusnya.
"Naga! " panggil Ariel lebih keras. Tidak tahukah orang ini bahwa bobotnya cukup berat.
Perempatan siku- siku terbit di dahi Ariel. Dia berdecak geram. Dengan sekuat tenaga, anak itu mendorong Naga.
"Aduh! " Naga meringis saat sikunya bersinggungan dengan benda tajam hingga mengeluarkan sedikit tetesan merah.
"Naga! " Ariel mendekati Naga dengan wajah khawatir. "Biar aku obati, " ucap Ariel sembari menarik lengan Naga.
Mulut Naga melengkung membentuk senyuman. Tidak ada yang menyadari itu, kecuali dia sendiri. Dia membiarkan Ariel menyeretnya. Mungkin kalau Ariel membawanya ke jurang yang curam, dia pasti manut saja.
"Maaf, Aku.... " Ariel melirik lengan Naga. Dia sudah mengobati bagian siku itu dan menempelkan plester di sana.
Naga tersenyum lembut. Tangannya bergerak membuat Ariel spontan memejamkan mata. Dia mengira Naga akan memukulnya, ternyata tidak. Dia mendongak saat merasa sapuan lembut di rambut.
"Tidak apa- apa. Ini bukan salahmu, " jawab Naga.
"Kau tidak marah? " tanya Ariel ragu.
Naga menggelengkan kepala. "Aku tidak mungkin marah pada orang baik sepertimu. Hm, Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sana? " tanya Naga.
"Aku tidak tahu. Waktu bangun, Kau tidak ada di sampingku. Jadi, Aku mencarimu. Aku sangat.... " Ariel membulatkan matanya. Dia tersadar dengan kalimat yang diucapkannya.
"Sangat apa, hm?" Naga menatap Ariel penuh harap. Entah ini halusinasinya atau bukan, dia melihat taman bunga mengelilingi Naga.
"Ng—Nggak ada. Aku cuma ingin mencarimu saja. Aku tidak khawatir padamu, " ucap Ariel gugup dan buru- buru. Dia menjatuhkan diri di kasur dan memiringkan tubuh.
"Ariel, Kamu—"
Bug!
Naga terdiam saat wajahnya terkena bantal yang dilempar oleh Ariel. Dia tersenyum tipis. Sedangkan, Ariel berusaha memejamkan mata dan menutupi diri dengan selimut. Dia sangat malu sekarang.
'Bodoh sekali, ' umpat Ariel dalam hati.
Tubuh Ariel mendadak kaku saat merasakan perutnya di peluk erat oleh seseorang. Dia merinding ketika telinganya terkena hembusan napas orang tersebut.
"Naga, minggir sana! " Dia mendorong orang itu.
"Nggak mau! " Naga kekeuh memeluk Ariel. Dia semakin mengeratkan pelukannya membuat Ariel sesak.
"Kau mau bikin aku mati, ya. Lepaskan tanganmu ini! " hardik Ariel geram.
Naga langsung menjauhkan tangannya. Namun, dia tidak melepaskan pelukannya. Kali ini tidak seerat yang tadi. Ariel hanya mendesah pasrah. Percuma juga dia melarang.
Mereka tidak sadar kalau diperhatikan oleh seseorang dari balik lubang kecil, kecuali Puri. Dia menatap tajam ke dinding. Dia bisa melihat kalau orang itu sangat marah di sana.
"Ah, sial! Apa yang dilakukan Si bodoh itu? Jangan sampai dia terpengaruh oleh bocah ingusan itu. Ini tidak akan aku biarkan. Aku harus membuat dia mengingat siapa yang harus dia patuhi! "
Puri mendengar ucapan orang tersebut. Dia akan mengamati dari dalam raga Ariel. Jika orang itu membahayakan Ariel, maka dia akan bertindak untuk melawannya.
"Kau terlalu meremehkan Ariel, Yang Mulia. Sekarang ... aku tahu siapa yang berhak aku lindungi, " gumam Puri. Dia melirik Ariel yang tertidur nyenyang dalam dekapan Naga. Dia lalu menjentikkan jari hingga orang di seberang sana memekik kaget.
"Apa yang terjadi? Kenapa alat cctvku rusak? " pekiknya histeris.
"Yang Mulia, ada apa? " Seseorang muncul dari luar jendela.
"Keen! " Dia tampak terkejut dengan kemunculan lelaki bertopeng itu. Bukannya orang ini sedang menjalankan misi di tempat yang jauh? Kenapa bisa muncul secepat ini? Dia memandang lelaki bernama Keen dengan tak percaya.
"Yang Mulia.... "
Di tempat yang berbeda dua orang sedang berbicara. Mereka terlibat pembicaraan yang serius dalam ruangan gelap.
"Kau yakin ini bekerja? " tanya orang pertama.
"Percaya padaku. Pil hijau ini ampuh 100 % .Aku yakin orang yang meminumnya akan mati dalam satu detik. Ingat, jangan sampai ada yang melihat perbuatanmu. Jika itu terjadi, kau tahu kan endingnya? "
"Ck, Aku mana lupa dengan hal itu. Tenang saja, aku pasti berhasil melakukannya. Oh iya, bagaimana dengannya? "
Terdengar helaan napas yang kasar dari mulutnya. "Sampai saat ini dia belum sadar. Aku harus mencari donor mata dan darah yang cocok untuknya, " gumamnya lirih.
"Kau jangan menyerah. Kita pasti bisa menyelamatkannya. Ini juga adalah salah satu cara untuk menebus dosa kita padanya dulu. Seandainya mereka— "
"Permisi.... "
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ariel Di antara 2 Dunia
CasualeMasuk ke dalam dunia novel dan menjadi salah satu karakter di sana tidak membuat Ariel takut atau khawatir. Justru dia bersikap santai dan tidak peduli. Entah apa tujuan para tokoh itu, dia akan melakukan cara untuk mengakhiri cerita yang menyebalka...