Ariel termenung di Kamar. Dia memikirkan kejadian yang menimpa bintang beberapa jam yang lalu. Kondisi bintang sudah tidak apa- apa sekarang.
'Puri, Apa kau tahu sesuatu? ' tanya Ariel melalui batinnya.
"Saya tidak bisa memberitahumu. Tapi... Aku siap membantumu jika dalam bahaya, " jawab Puri.
Ariel diam. Dia tidak sadar kalau Naga memperhatikan dengan lekat.
"Ariel, " panggil Naga.
Ariel tersentak. Dia menoleh. "Iya? "
"Memikirkan apa? " tanya Naga.
Ariel menatap lurus ke depan. "Tidak ada,"jawabnya singkat.
Naga merasa tidak puas. Dia ingin bertanya lagi, tetapi suara ketukan pintu mengalihkannya. Dia segera membuka pintu. Tatapan yang tadi hangat berubah datar melihat sosok tersebut.
" Ariel sedang istirahat. Jangan ganggu! " cegah Naga.
"Minggir! Aku tidak butuh izinmu, "ucap orang itu ketus. Dia mendorong pundak Naga dan menghampiri Ariel.
" Ariel. "Ariel yang sedang membaca seketika menoleh. Dia menatap Kiran yang mendaratkan diri di sampingnya.
" Kamu sedang apa? " Kiran melirik sedikit. Sayang, Ariel sudah menutupnya.
"Tidak ada. Ada apa ke mari? " tanya Ariel malas.
"Nggak ada. Cuma mau lihat adik tercinta," jawab Kiran. Ariel memutar matanya dengan malas. Dia kembali fokus pada buku dan mengabaikan Kiran yang memainkan jemarinya.
"Ariel, awas! "
Tiba-tiba Naga menarik Ariel membuat anak itu jatuh dalam pelukannya. Dia juga menendang Kiran ke samping saat sesuatu melesat cepat ke arah mereka.
Tak!
Ketiganya menoleh. Kiran tampak syok. Ariel pun begitu, tetapi hanya sedikit. Dia perlahan mendekati sesuatu yang barusan menancap sempurna di pintu lemari.
'Panah? ' Ariel menatap bingung pada panah tersebut. Tak sengaja dia melihat sesuatu kecil berwarna putih yang terikat diujung runcing tersebut.
"Apa itu, Ariel? " tanya Naga. Dia memperhatikan dengan seksama.
Kiran bangkit dari syoknya. Dia menghampiri ariel dan Naga. Kedua netranya bergulir saat melihat deretan huruf kapital di kertas putih itu.
"Mati? " Kiran mengeja dengan cepat. Meskipun tulisan ceker ayam, tapi Kiran bisa membaca dengan jelas. "Maksudnya apa ini? " tanyanya heran.
Ariel dan Naga saling memandang. Mereka kelihatan bingung.
"Apa ini sebuah peringatan atau-"
Kiran berhenti bicara saat mendengar teriakan Putri. Dia langsung berlari keluar diikuti oleh Ariel dan Naga.
"Ariel, arah selatan di angka 12! " seru Puri.
Ariel berhenti melangkah. Diam-diam dia berbalik arah saat matanya melihat bayangan seseorang melintas dengan cepat. Dia mengejar sosok itu hingga sampai di kamar khusus pembantu. Langkahnya berhenti ketika mendengar gerutuan seseorang dari dalam. Suara seorang wanita.
"Sial! Bagaimana bisa aku gagal? Aku harus melenyapkan mereka. Karena merekalah, penyebab anakku mati," ucap wanita itu geram.
Ariel mengintip sedikit. Dia baru mengetahui ada pelayan di rumah ini. Pasti ayahnya yang melakukan ini.
Jantungnya berdetak dengan cepat dengan mata membulat. Dia mundur perlahan saat wanita itu berbalik dan memperlihatkan sosoknya dengan begitu detail. Wajahnya... wajah itu, tidak mungkin...! Napas Ariel memburu. Dia langsung pergi dengan tergesa-gesa sebelum ketahuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ariel Di antara 2 Dunia
AcakMasuk ke dalam dunia novel dan menjadi salah satu karakter di sana tidak membuat Ariel takut atau khawatir. Justru dia bersikap santai dan tidak peduli. Entah apa tujuan para tokoh itu, dia akan melakukan cara untuk mengakhiri cerita yang menyebalka...