Mimpi (1)

88 21 15
                                    

"Mimpi itu ada dua macam, bisa saja dia hanya sekedar bunga tidur atau mungkin sebuah pesan..."

Bau amis menyeruak membuat pria itu terpaksa menarik kaus putih yang sudah melar untuk melindungi penciumannya. Dalam keadaan temaram, kurang pencahayaan, Elio berjalan dengan perasaan takut dan penasaran, sambil meniti jalan setapak yang memiliki lebar kurang lebih tiga meter itu. Elio mengerahkan keberaniannya untuk terus melangkah menuju bau menyengat yang mengganggunya.

Saat langkahnya semakin dekat dengan sumber bau, Elio justru berhenti sambil memegang dada dan mencengkeram kaus melarnya yang sudah tidak digunakan untuk menutupi hidung. Raut wajahnya sulit dibaca saat itu, namun tidak lama kemudian kakinya yang bergetar lemah itu membuatnya terduduk. Dilihatnya, tubuh seorang wanita yang sudah bersimbah darah. Keadaannya mengerikan, kepalanya hampir hancur, seperti habis menghantam benda keras.

Dengan bersusah payah, dia menyeret lututnya mendekati tubuh itu. Tangannya mengangkat sambil bergetar hebat.

"Bu?" suaranya bergetar mencoba menyentuh wanita itu. Namun saat tangannya mencoba meraih tubuh wanita yang sudah membesarkannya dengan baik itu, tiba-tiba mata wanita itu terbuka dengan menyeramkan. Kepala yang hampir hancur itu terangkat, kemudian menatap Elio penuh penghakiman.

Napas Elio tertahan, Melihat wanita yang dia cintai sepenuh jiwanya itu bangun dengan tubuh berlumur darah dan mengerikan. "Bu..." panggilnya lirih sekali lagi dengan tetap berlutut dan melihat tubuh itu melayang di depannya.

"Aku... dibunuh..." ucap wanita itu lirih. Bukan suara yang Elio kenal lagi.

"Siapa, Siapa yang melakukannya Bu? Siapa?" Elio tampak emosional saat itu. Dalam sekejap wajah wanita yang hampir hancur itu berada dekat dengan Elio. Matanya menyiratkan kemarahan dan dendam. Menatap lurus kedua manik hitam pekat milik anak laki-laki yang sangat dibanggakannya sewaktu dia masih hidup.

"KAU!!!"

Terdengar gonggongan lembut seekor anjing yang meloncat-loncat di bawah sofa tempat Elio tidur. Pria itu terkesiap dengan peluh memenuhi tubuhnya. Cepat dia melihat keadaan sekitar. Dia menggunakan baju yang sama seperti di dalam mimpi yang terasa nyata itu, tapi dia tau betul sekarang dia berada di rumah kontrakan yang baru dihuninya sebulan ini.

Perlahan Elio mengatur napasnya, mengangkat Sui, anjing Shih tzu piaraannya di atas pangkuannya. Mungkin Sui tau, majikannya sedang tidak baik-baik saja makanya terus-terusan menggonggong agar Elio bangun dari mimpi terburuknya itu. Sementara Elio mengelus tubuh Sui yang lembut sambil menatap kosong layar hitam di depannya.

"Kenapa aku mimpi buruk begitu?" tanyanya setengah kesal dan setengah lagi sedih. Pria itu kemudian meraih pigura di samping sofa yang fungsinya berubah menjadi tempat tidurnya setiap hari. Padahal dia memiliki kamar lengkap dengan ranjang yang nyaman, entah kenapa sofa yang menjadi pilihannya.

Elio menatap pigura yang berisi fotonya dengan wanita yang membesarkannya, masih dengan Sui dalam pangkuan. Anjing piaraannya itu kini sudah tenang seperti Elio.

"Kenapa Ibu bilang gitu ke aku? Apa kecelakaan itu..." ucapannya terputus. Elio menghela napas dan melihat jam di dinding menunjukkan pukul 2 dini hari. Dia pun memutuskan mengembalikan pigura ke tempat semula dan kembali tidur dan membiarkan Sui tidur di dekatnya. Perlahan Elio kembali tertidur dengan lelap. Sui menatap wajah majikannya dan menjilatinya kemudian ikut tidur.

Elio berusaha tidak memikirkannya lagi sudah enam bulan Ibunya meninggal karena kecelakaan. Kematian yang tiba-tiba itu sampai hari ini masih hangat dalam ingatannya. bagaimana, tidak. Hanya Ibu yang dia miliki di dunia ini.

Saat kembali membuka matanya, Elio mengerjap beberapa kali sambil mendengar suara motor-motor para tetangganya yang mungkin sudah bersiap berangkat kerja. Elio menoleh ke Kiri untuk melihat jam di dinding. Sudah pukul enam pagi. Sui tampak tidur di atas perutnya, entah sejak kapan. Dengan perlahan dia memindahkan Sui yang akhirnya ikut terbangun.

Whisper For HelpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang