Rayuan Wanita Gila (13)

4 2 0
                                    

"Jauh-jauh ke sini hanya buat diancem doang?" celetuk Jaka saat sampai di dalam lift. Refleks kedua bodyguard yang ikut mengantar menoleh tetapi kemudian memandang lurus lagi.

"Bukannya malah bagus kalau diperingati dulu? Kali ini Bapak gak akan mengambil tindakan sembrono karena sedang menjadi tontonan publik. Kalau tidak kamu tau kan apa yang bisa dia lakukan?" wanita itu kembali melingkarkan tangannya di lengan Jaka.

"Yah, kau kan yang paling mengerti Bapak yang terhormat Aditya Permana itu?" ucap Jaka Sarkas. Tiba-tiba saja suasana kembali panas hanya karena kedua orang itu saling melontarkan kalimat jawaban. Yang satu tampak tenang dan ramah, yang satu lagi tampak mudah tersulut emosi padahal biasanya dia orang yang cukup tenang juga.

Wanita itu hanya tertawa pelan, tetapi tidak melanjutkan kalimat yang mungkin akan membuat Jaka sepenuhnya terbakar karena emosinya sendiri. Saat berjalan keluar melewati lobby megah tempat mereka menunggu tadi, pandangan Elio terhenti ke seorang pria yang mengenakan setelan jas, sepertinya karyawan di sini. Pria itu tengah bicara dengan pria lain yang memiliki tubuh lebih besar dengan wajah serius.

"Kok kayaknya gak asing?" gumam Elio yang terdengar oleh Jaka yang langsung meresponnya.

"Apanya yang gak asing?" tanya Jaka kemudian, membuat Elio kaget sendiri dan menggeleng cepat.

"Itu kayaknya aku gak asing sama orang itu, tapi lupa ketemu di mana?" jawabnya setelah menimbang cepat.

Jaka mengikuti telunjuk Elio ke arah pria tadi, dan kemudian pria itu menoleh ke arah mereka. Seketika wajahnya berubah menjadi gugup. Dengan cepat dia pergi dari sana berjalan masuk ke dalam gedung sehingga jauh dari jangkauan pandangan Elio dan Jaka.

"Aneh!"

"Apanya?" tanya Sajani menyadari Elio dan Jaka sedang memandangi sesuatu.

"Oh bukan apa-apa, Mbak. Tadi sepertinya salah liat orang aja," ucap Elio cepat. Mereka semua sudah sampai di halaman depan. Mobil Jaka sudah terparkir menunggu. Elio kemudian masuk duluan ke dalam mobil. Saat itu dia melihat Sajani yang menarik tangan Jaka yang juga mau segera pergi dari sana.

"Ingat, berurusan dengan Permana kamu harus hati-hati jangan gegabah, Mas. Dia bukan tandingan kalian," ucap wanita itu tersenyum ramah seperti biasanya. Saat itu juga Sajani hendak mengecup pipi Jaka seperti yang terakhir kali dia lakukan tapi kali ini Jaka mengelak dengan memalingkan wajahnya.

"Kita liat saja nanti, cepat atau lambat kebenaran akan terbukti," balas Jaka kemudian. Sajani melangkah lebih dekat sehingga tubuh keduanya kini tidak memiliki jarak. Sajani mencengkram lembut wajah Jaka, menatapnya sambil tersenyum dan menciumnya.

"Yah, aku menantikannya. Jaga diri, Mas."

Sajani kemudian mundur dan membiarkan Jaka pergi dari sana kemudian melirik ke kaca jendela depan mobil Jaka. Di sana Elio seakan tidak percaya dengan apa yang dilihat dengan mata kepalanya sendiri. Wanita itu tersenyum dan melambaikan tangannya ke Elio tanda perpisahan. Pria itu hanya menunduk malu-malu.

Setelah mobil Jaka menjauh dari kawasan Permana Tower, Elio memperhatikan Jaka. Keingintahuannya sudah berada di ubun-ubun. Banyak sekali pertanyaan dalam bekanya itu. Dia tahu Jaka masih marah soal kejadian kemarin tapi rasa penasarannya mengalahkan ketakutannya sendiri.

"Wanita itu, Sajani Ayu, siapa dia Bang? Dekat sekali ya kalian?" tanya Elio akhirnya. Jaka melirik sekilas dan kembali menatap lurus kedepan fokus mengendarai mobilnya. Jaka menghela napas sesaat sebelum menjawab.

"Sajani Ayu, Kepala Sekretaris kepercayaan Aditya Permana. Sangat cerdas dan licik, mampu melakukan apa saja untuk mencapai keinginannya. Sangat berambisi dan dia itu mantan pacarku," ucap Jaka ditutup reaksi wajah tidak percaya Elio saat mendengar penuturan pria itu.

Whisper For HelpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang