Favoritnya Nasi Goreng (6)

9 2 0
                                    

Aroma nasi goreng berkumpul di kedai milik Oma. Kedai tutup hari ini, seharian Oma bersama Elio mengunjungi sebuah sekolah swasta dekat kompleks perumahan mereka dan mendaftarkan Acha bersekolah. Dengan pertimbangan yang matang Oma memutuskan Acha setidaknya harus sekolah, sembari menunggu kabar tentang keberadaan ayahnya itu. Walau nanti ayah Acha ketemu, Oma berniat tetap memberikan bantuan kepada gadis kecil yang langsung membuatnya jatuh hati.

"Terus gimana? Lancar? Ada masalah gak sama dokumennya?" tanya Jaka membawa segelas besar jus jeruk dan meletakkannya di atas meja. Sudah ada Oma, dan Elio yang sedang menyiapkan nasi goreng ke masing-masing piring.

"Lancar, kok. Yang punya sekolah itu temen Opa kamu, jadi segala sesuatunya dimudahkan. Besok Acha udah bisa sekolah. Biar dia dapat teman," balas Oma sambil meletakkan telur mata sapi ke masing-masing piring yang berisi nasi goreng itu kecuali piring milik Jaka yang lebih suka telurnya didadar. "Panggil Acha suruh makan dulu," tambah Oma.

"Aku aja Bang," cepat Elio berdiri sebelum Jaka berniat bangkit dari duduknya. Elio keluar dan melihat Acha yang sudah akrab dengan Sui sedang berlarian membentuk lingkaran dan saling mengejar. Elio senyum melihat keduanya, tidak ada lagi ketakutan di mata anak perempuan yang tiba-tiba memanggilnya Papa itu.

"Cha, makan dulu yuk, Oma buatin nasi goreng," ucapnya kemudian. Gadis itu berhenti dan menatap Elio. Wajahnya tambah bahagia saat melihat pria itu dan berlarian kemudian memeluk Elio erat.

"Acha suka nasi goreng, Pa," ucapnya gemas. Elio tidak bisa untuk tidak tertawa merespon tingkah lucu gadis itu, kemudian menggandengnya dan membawa Sui ikut masuk serta. Elio juga tidak lupa memberikan makan malam kepada peliharaannya itu yang sudah berada di pojok favoritnya di dalam kedai.

Jaka menyodorkan segelas besar jus jeruk ke Acha yang kegirangan dan langsung meneguknya. Tidak lama Elio bergabung dan memulai makan malam mereka bersama. Tidak pernah pria itu bayangkan sebelumnya, kalau dia tanpa ibunya masih hidup dengan baik, sangat baik. Orang-orang yang baru dikenalnya itu memberikan warna berbeda yang tidak pernah dia lihat. Pelukan Oma sehangat milik Ibunya, Jaka seperti saudara laki-lakinya yang dewasa dan selalu bisa diandalkan, para tetangga ramah yang selalu menyapanya. Memiliki peliharaan yang dulu tidak mungkin karena Ibu tidak menyukai binatang dan tiba-tiba saja seorang anak yang dia selamatkan memanggilnya Papa.

"Acha suka banget nasi goreng, dulu kalau Ayah ada uang pasti selalu beliin Acha nasi goreng. Tapi buatan Oma lebih enak," ucap Acha senang. Elio menatap Acha sedih, pasti anak itu teringat ayahnya.

"Acha kangen Ayah ya?" ucap Elio membelai kepala Acha. Oma dan Jaka ikut menatap sedih, tetapi gadis itu menggeleng dan tersenyum.

"Gak kok, Acha seneng tinggal di sini. Acha gak perlu dipukul kalo gak dapat uang, Acha gak perlu ganti-ganti ayah lagi," balasnya sambil menyuap sesendok penuh nasi goreng memenuhi mulut kecilnya. Sontak perkataan gadis kecil itu membuat Elio, Oma dan Jaka kaget. Pasalnya Acha tidak pernah mau ditanya soal luka lebam di tubuhnya tempo hari. Terlebih kata-katanya membuat Jaka lebih penasaran lagi.

"Maksudnya gonta ganti ayah?" tanya Jaka setelah menatap Oma yang mengangguk seolah memberi persetujuan untuk bertanya lebih lanjut. Mungkin inilah saatnya menyelidiki latar belakang gadis kecil ini.

Acha terdiam sambil mengunyah dan menatap Jaka serta Oma bergantian lalu menatap Elio yang tersenyum padanya.

"Iya, Om. Ganti-ganti ayah. Sebulan Acha bisa sama ayah Jefri, sebulan depan bisa sama ayah yang lain lagi."

Tampak apa yang Jaka pikirkan benar dia mengangguk dan menyisipkan rambut ikal Acha di belakang telinga.

"Acha punya ayah kandung?" tanya Elio ikut penasaran setelah jawaban Acha itu. Gadis kecil itu menatap Elio dan memiringkan kepalanya seolah bingung lalu tampak berpikir sejenak.

Whisper For HelpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang