"Tidak peduli masalahnya sebelum kematian mendekap erat, tugasku hanya membuat dia tetap menawan menuju perjalanan terakhir. Walau tak lagi mampu menilai, aku harap dia cukup puas..."
Elio memutuskan turun dan ikut memeriksa untuk meredakan rasa penasarannya. Jaka sendiri sudah berjongkok dan melihat bagian bawah mobil, kemudian berkeliling dan melihat sekitar. Wajahnya serius seperti biasanya.
"Kita nabrak apa, Bang?" tanyaku semakin penasaran setelah melihat kondisi bumper bagian depan mobil Jaka dalam keadaan sedikit penyok. Jaka kembali ke dekat Elio sambil menghela napas dan menaikkan bahunya tanda dia pun tidak tau apa yang terjadi.
Akhirnya kami memutuskan melanjutkan masuk ke dalam area rumah duka. Sampai di gedung serba putih itu Elio turun bersama ransel biru tua miliknya dan pamit ke Jaka. Tampak Jaka melihat Elio yang masuk ke dalam rumah duka dan Jaka yang memutar dan keluar dari area. Sekali lagi dia memperhatikan dengan seksama jalan yang tadi dia lewati, dan tidak apa-apa di sana.
Sementara itu Elio memasuki rumah duka dan bersiap di ruangan khusus yang disediakan. Ternyata sudah ada beberapa rekannya yang datang. Elio tergabung di sebuah yayasan yang menyediakan jasa bagi pihak keluarga yang ditinggalkan untuk mengurus prosesi penghormatan terakhir bagi kerabat mereka yang sudah meninggal. Tugas Elio adalah sebagai perias jenazah, hal yang sudah dikenalnya sejak kecil karena sang ibu juga memiliki profesi serupa.
Jenazah sudah tiba, Elio dan seorang rekannya masuk ke dalam ruang khusus dan memulai pekerjaan mereka. Jenazah sudah menggunakan gaun indah yang akan menemaninya kelak masuk ke dalam tempat peristirahatan terakhir. Tampak Elio menatap sejenak perempuan yang wajahnya penuh dengan lebam. Elio menutup matanya dan berdoa, "Aku akan lakukan yang terbaik untuk membuatmu cantik kembali. Semoga kau tenang di peristirahatan terakhir."
Prosesi doa sedang berlangsung di dalam gedung. Elio yang sudah selesai melakukan pekerjaannya berniat istirahat sejenak di halaman belakang rumah duka yang memiliki fasilitas terbaik di pusat ini. Saat melangkah ke luar dia melihat beberapa rekannya yang sudah duduk lebih dulu di sana dan bergabung.
"Tapi kasihan juga, walau ditutupi sedemikian rupa kita-kita ini tetap melihat kondisi wanita itu. Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik kelak," ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan senior di yayasan tempat Elio bekerja.
"Gosipnya, tempat mayat wanita itu ditemukan sangat berantakan," timpal yang lain. Tampak Elio mengambil tempat sambil ikut mendengarkan cerita.
"Benar... benar, beberapa besi dan bambu ditemukan dalam keadaan gentat katanya," ucap pria yang lain membuat semua mata tertuju padanya. Pandangan bingung seolah ada yang salah dalam pernyataannya barusan.
"Gentat? Gemuk bantat? Yang benar kalau cerita jangan pakai kata-kata yang sulit dimengertilah . Apa lagi itu gentat?" ucap wanita paruh baya yang tadi diikuti tawa yang lain.
"Itu bahasa Indonesia, minggu lalu aku bantu anakku mengerjakan pekerjaan rumahnya mencari arti beberapa kata baku sesuai kaidah bahasa indonesia dan si gentat ini artinya lekuk atau bengkok ke dalam kalau aku tak salah ingat, tapi aku juga gak tau apa benar penggunaan katanya dalam kalimat," ucapnya lagi sambil tertawa.
"Beno, Beno, jangan nyusahin otak kami yang udah mulai keriput termakan zaman lah, kecuali kalau kau ngomong gitu ke Elio bisa lah dia ngerti, dia masih muda dan cerdas," tambah wanita paruh baya itu sambil menatap Elio yang ikut tertawa.
Setelah suasana kembali hening pria yang menggunakan gentat yang tidak dimengerti hampir semua rekannya itu kembali memasang wajah serius. "Katanya lagi wanita itu..." dia melihat sekitar memastikan tidak ada pihak keluarga yang lalu lalang, kemudian dengan agak berbisik dia melanjutkan. "Dibunuh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper For Help
HorrorSetelah kematian sang Ibu, Elio memutuskan untuk merantau ke kota. Kehidupannya sebagai perias jenazah pun berubah 180 derajat setelah merawat seekor anjing yang dia selamatkan dan seorang anak perempuan cantik yang ditinggal ayahnya. Pada awalnya E...