MENJADI AYAH (5)

14 2 0
                                    

"Akan aku abaikan semua pertanyaan sulit dalam kepala, asalkan untuk saat ini kamu berada di sisiku. Seolah melengkapi satu ruang kosong dalam hati."

"Lepasin aku!" gadis cantik itu menarik paksa lengannya yang dicengkeram kuat oleh pria di hadapannya itu lalu mundur menjauh.

"Dav, lo kapan sih mau ngerti kalau gue suka sama lo. Gue tulus sama lo, Dav!" ucap pria itu sambil maju mendekati Davinia yang mengisyaratkannya untuk berhenti di tempatnya saat ini berdiri. "Dav, please. Gue cinta sama lo," tambahnya kemudian.

"Kalo kamu tulus suka sama aku, jauhin aku, oke. Aku gak punya perasaan seperti yang kamu harapin. Aku cuma nganggap kamu atasan yang harus aku hormati jadi, please, jangan buat hubungan kita jadi gak nyaman gini," balas Davinia sedikit emosi. Dia memegang lengan yang tadi digenggam terlalu erat sehingga membuat kulit sensitifnya memerah.

Keduanya saling menatap dengan tajam. Davinia seperti tetap pada pendiriannya. Pria bernama Marcel itu memang selalu baik padanya selama ini, tetapi ternyata siapa sangka, pria kaya yang merupakan anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja itu menaruh hati padanya. Walau Dav sudah sering kali menolak dengan halus, Marcel tetap dengan obsesinya untuk memiliki gadis itu.

"Kamu gak tau kan kalau orang-orang di kantor pada ngomongin kita. Mereka pikir promosi yang aku dapatin dengan kerja keras aku di project itu semata-mata karena disukain sama atasan aku sendiri. Ini gak adil buat aku, Cel. Kita udah berteman cukup baik selama ini, gak bisa apa kita tetap sama?" Davinia tampak frustasi saat mengatakan kalimat yang sudah sering dia ucapkan ini.

Puncak kekesalannya terhadap sikap Marcel adalah, saat seharusnya promosi yang dia dapatkan beberapa hari lalu itu menjadi kebahagiaan atas keberhasilannya berbuah hinaan yang menyakitkan. Gosip beredar di kantor kalau gadis itu mendapatkan promosi karena sudah merayu atasannya sendiri yang memang tergila-gila kepadanya. Dav kelihatan sangat kesal dan muak di saat yang sama.

"Lo gak perlu denger kata-kata mereka, Dav. Kalau perlu mereka yang gak suka, bisa gue pecat! Asal lo sama gue!" Marcel kemudian mendekat dengan tiba-tiba dan mencoba memeluk Davinia dengan paksa.

"Gue cinta sama lo Dav, lo harus kasih gue kesempatan!"

Davinia meronta dan mencoba melepaskan diri dengan susah payah. Tubuh kecilnya tidak mampu melawan kekuatan Marcel yang begitu hebat, tetapi Davinia tidak mau diam saja, apa yang Marcel lakukan saat ini sudah masuk dalam tindak pelecehan terhadapnya. Sekuat tenaga dia mendorong, tetapi saat sudah berhasil membuat Marcel menjauh, pria itu dengan cepat meraih lengan Davinia yang sudah memerah akibat ulahnya.

TIN!!!

Suara klakson Xpander hitam membuat Marcel dan Davinia terkejut, namun kesempatan itu digunakan Dav untuk melepaskan kembali lengannya dari cengkeraman Marcel. Tidak lama sosok yang keluar dari mobil hitam mengkilap itu membuat Davinia bernapas lega dan langsung menghampirinya. Gerak tubuhnya terbaca seperti meminta perlindungan.

"Bang Jaka," ucap Davinia tampak sangat lega.

"Ada apa ini? Siapa dia?" Jaka memasang wajah seriusnya yang selalu berhasil mengintimidasi lawan bicara. Mungkin karena pekerjaannya juga sehingga Jaka terlihat berkarisma.

"Lo yang siapa!!" Marcel tampak tidak mau kalah, sorot mata kecemburuan terlihat jelas saat Dav berlindung di belakang tubuh Jaka yang tinggi dan tegap itu.

"Saya abangnya Davinia!!" balas Jaka tegas, seketika wajah Marcel berubah antara tidak percaya dan segan.

"Gak ada apa-apa Bang, ini atasan Dav kok." cepat-cepat gadis itu memotong pembicaraan agar tidak semakin runyam, sejujurnya dia tidak suka mencari masalah seperti ini. Bagi Davinia yang hidup merantau seorang diri di kota besar, dia hanya ingin hidup tenang. Bekerja, memiliki penghasilan dan bebas. Bebas dari apa pun yang mengekangnya.

Whisper For HelpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang