Satu Langkah Maju (14)

4 2 0
                                    

Tampak Jaka masuk ke dalam ruangan rapat dan melihat beberapa rekannya sudah di sana. Masih menggunakan pakaian yang kemarin, tampaknya Jaka tidak pulang ke rumah dan langsung datang karena rapat ini cukup penting. Tim Jaka, rapat untuk membahas barang bukti baru yang ditemukan elio kemarin.

"Jadi Jak, lo beneran nemuin ini di sekitar TKP?" tanya salah satu kerannya mengonfirmasi kebenaran itu.

"Iya, gak tau kenapa gue malam itu ke sana. Gue sempat liat orang mencurigakan dan coba kejar tapi telat, tapi gue menemukan barang itu tergeletak di dekat lokasi, tanah kosong yang banyak besi-besi bertumpuk itu," ucapnya. Tentu ada sebagian kebenaran yang disembunyikannya agar Elio tidak terseret dalam kasus ini. Cukup bagi Elio berurusan dengan salah satu keluarga Permana, jangan menambah daftar musuhnya.

Benda itu di letakkan di tengah salah satu rekan maju menggunakan sarung tangan dan membuka kotak tersebut perlahan. Saat dibuka kotak ternyata merupakan kotak musik biasa. Setelah diselidiki tidak ada sangkut paut atau kode tertentu yang disembunyikan di dalamnya, tetapi di bawah patung kecil yang berputar mengikuti irama, terdapat sebuah kunci.

"Kita udah konfirmasi pihak keluarga tentang kunci ini, tapi gak ada satu pun di antara mereka yang mengetahui kunci apa ini. Malah kemarin kapten kena semprot Pak Wilyoto lagi, katanya kenapa kita masih mengusut kasus kematian anaknya ini. Aneh..." keluh salah satu rekan Jaka.

"Bener Bang, kalau itu anak perempuanku akan kuselidiki terus sampai kutemukan pelakunya," tambah salah seorang lagi kesal.

Tim penyelidikan Jaka kali ini dipegang anak-anak muda yang bersemangat dan ingin menegakkan keadilan. Tipe yang sangat bersemangat saat awal-awal berkarir di bidang ini. Kapten adalah satu-satunya senior dalam tim yang selalu jadi penengah untuk mereka yang kadang gegabah menyimpulkan sesuatu yang bisa membawa mereka pada masalah lain.

"Adi dan Hidayat, kalian susuri lagi kegiatan korban selama dua tahun belakangan ini. mungkin ini kunci loker atau sesuatu yang tidak ada di dalam rumah. Jaka dan Dodit, kalian tetap cari tahu siapa orang mencurigakan itu. Arman, tetap selidiki hubungan Sonya Permana dengan orang tua korban kita, dapatkan sesuatu yang kuat yang bisa menjeratnya. Kita hanya punya hari ini dan besok sebelum kasusnya ditutup," ucap pria yang disebut kapten itu.

Pria paruh baya itu berdiri di tengah ruangan dan memperhatikan lima orang anak buahnya yang sangat ambisius menyelesaikan kasus ini, "Saya mengerti perasaan kalian, tapi yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengusutnya hingga batas waktu yang sudah disepakati. Mengerti!"

"Siap, Kapten!" ucap mereka serentak.

Pria paruh baya itu pergi, diikuti rekan Jaka yang lain. Tinggal lah Jaka dan Dodit di ruangan itu. Pagi tadi, setelah mendapat wajah orang yang Jaka curigai sebagai orang yang ditemui Elio malam itu di TKP, dia meminta Dodit mengamatinya dan mencari tau latar belakang orang itu, karena semalam ada gangguan yang membuatnya harus pergi dari Permana Tower.

"Jadi gimana?" tanya Jaka cepat. Dodit mengeluarkan berkas hasil investigasinya semalaman.

"Dia karyawan biasa di bidang pemasaran, anehnya dia tinggal di apartemen mewah baru seminggu terakhir. Dia juga baru mengganti mobilnya dengan model terbaru. Cukup aneh, kan? Lo yakin ini orang yang lo liat?" tanya Dodit balik. Jaka diam mengetuk-ngetuk pulpennya di atas meja berpikir.

"Lo bisa gue percaya gak, Dit?" tanya Jaka balik.

"Ah kampret lo, kita udah sahabatan dari akademi Jak, ya kali lo masih ragu sama kesetiaan gue ini," ucapnya dengan nada yang dibuat-buat, membuat Jaka tertawa. Jaka kemudian mendekatkan tubuhnya ke Dodit. Padahal di ruangan itu hanya ada mereka berdua, dan pintu tertutup rapat.

"Sebenarnya yang menemukan kotak itu bukan aku," ucap Jaka disambut tatapan tidak percaya Dodit.

"Kita obrolin di luar, ayo!" ajaknya cepat. Jaka menghela napas dan mengikuti Dodit dari belakang.

Whisper For HelpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang