"Nindya tadi habis keluar sama naga," ujar Nindya
"Kok ga bilang Abang?" Ujar Arjuna.
"Emm tadi naga udah bilang ke bunda." Ujar Nindya takut-takut.
Bukan apa-apa, Nindya hanya takut di diamkan oleh Arjuna, Arjuna bukan seorang yang melampiaskan amarahnya dengan membentak namun dia hanya diam ketika marah.
Arjuna menghela nafas ketika mendengar jawaban adiknya, lalu mengajak Nindya untuk masuk kedalam rumah.
Nindya mengikuti langkah kaki Abangnya yang sedang menuju ke dapur dan mendengarkan omongan sang Abang.
"Lain kali kalo keluar, Nagara suruh kabarin Abang juga." Ujar Arjuna.
"Siapp abanggg." Ujar Nindya dengan bersemangat.
Setelah menasehati Nindya, tak lama terdengar suara yang mereka tunggu-tunggu yaitu suara kak Utari dan ayah Abimana.
Mendengar suara Utari dan Abimana mereka berdua langsung menolehkan kepala ke asal suara itu. Sedangkan sang bunda menghampiri Abimana.
"Assalamualaikum." Ucap Abimana dan Utari.
"Waalaikumsalam ayahh, kakakk." Ucap Nindya sambil memeluk Utari.
"Kangennn." Rengek Nindya ke Utari.
Utari yang melihat Nindya yang masih manja kepadanya pun hanya tersenyum senang, dia sangat suka ketika adik-adiknya manja kepadanya.
Utari membalas pelukan Nindya dan mengelus punggung adik kecilnya dengan sayang dan menepuk rambut sang adik pelan.
"Kangen juga dongg dekk." Ucap Utari.
"Ga kangen sama ayah?" Ucap Abimana sok merajuk.
Nindya yang mendengar suara ayahnya yang pura-pura merajuk pun langsung memeluk badan nya.
Abimana memeluk Nindya sangat erat lalu mengecup pipi anak terakhirnya ini tak lupa Abimana mengacak rambut anaknya dengan gemas.
"Kangenn jugaaa." Ucap Nindya.
"Adek udah makan?" Tanya Abimana.
"Udahh dongg." Jawab Nindya.
"Pinter udah makan." Ujar Abimana.
"Kita kumpul dulu ya sebentar terus Nindya bobo." Ujar Kirana.
Mereka berlima mengikuti Kirana berjalan ke ruang keluarga dan Nindya duduk di tengah kak Utari dan sang bunda.
"Gimana tar?" Tanya Abimana.
"Lancar kok yah, aman." Jawab Utari.
"Kakak kemarin kemana? Kok ga bilang adek sih." Tanya Nindya.
"Kakak kemarin keluar kota dek, kakak ga bilang soalnya cuma sebentar." Ujar Utari.
"Kemarin di bilangin Abang, kalo ga dibilangin mana adek tau." Ujar Nindya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Maaf ya adek." Ujar Utari sambil mengelus rambut Nindya.
"Iya deh gapapa, besok-besok bilang ke adek juga ya." Ujar Nindya.
"Kak kok bisa pulangnya bareng sama ayah?" Tanya Arjuna.
"Tadi ayah sekalian jemput ke stasiun." Jawab Utari.
"Loh kakak naik kereta?" Tanya Nindya.
"Iya dek, naik kereta aja soalnya lumayan deket." Ujar Utari.
"Adek kan pengen naik kereta juga, adek belum pernah naik kereta loh sebelumnya." Ujar Nindya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
Teen Fiction"Jangan jadi senja yang indahnya hanya sesaat." "Your'e mine, forever will be mine." "Gw tau lo, gw temen kecil lo." "Kalo ada apa-apa bilang ke Abang, Abang bakal ada selalu buat adeknya Abang." "Gw gamau ngerepotin kalian dengan masalah gw." Ep...