⊰thirteen⁠⊹ฺ

76 15 1
                                    

"Sini duduk di dalem dulu biar enak ngobrolnya." Ujar Arjuna dari dalam.

"Abanggg." Rengek Nindya.

"Lututnyaa sakitt." Ujar Nindya manja.

Arjuna yang tau maksud dari Nindya pun langsung mengangkat badan adeknya dan mendudukkannya di ruang keluarga.

Setelah sampai di ruang keluarga, Nindya duduk bersandar pada dada sang kakak dan mendengarkan obrolan mereka.

"Kamu siapa? Kenapa bisa anak saya terluka seperti ini? Kenapa bisa anak saya sama kamu bukannya sama Raden?" Tanya ayah Abimana kepada Shaka.

"Gini om, saya temannya Raden tadi ada sebuah insiden yang bikin Nindya luka seperti ini, Raden juga terluka cukup banyak gara-gara insiden ini sehingga saya yang mengantar Nindya." Ujar Shaka.

"Kenapa bisa anak saya terlibat insiden ini?" Tanya ayah Nindya.

"Tadi saya telfon Raden, saya suruh ke markas tapi dia malah mengajak anak om, saya tidak tau ada penyerangan seperti itu karena tiba-tiba ada suara ricuh di depan dan ternyata ada yang nyerang markas kita, anak om sudah dijaga oleh teman-teman saya namun mereka masih bisa mengincar anak om. Ada yang menjadikan anak om sebagai tawanan agar saya bisa nunduk dibawah mereka, namun saya tidak membiarkan itu terjadi karena mereka adalah orang yang suka bikin kerusuhan. Saya dan Raden menyelamatkan anak om, Raden dorong anak om untuk menjauh dari kerumunan tadi tapi malah jatuh." Cerita Shaka panjang lebar.

"Siapa yang berani menjadikan anak saya tawanan?" Ujar Abimana menaikkan suaranya satu oktaf

"Namanya Deon, maaf om saya tidak bisa menjaga nindya dengan baik." Ujar Shaka.

"Berani sekali anak itu menjadikan anak saya tawanan, terimakasih sudah menyelamatkan anak saya." Ujar ayah Abimana.

"Bang, Nindya bawa ke kamar ketiduran gitu." Ujar ayahnya kepada Arjuna.

Setelah mendengar perintah sang ayan, Arjuna menggendong Nindya dan membawanya ke kamar, Arjuna menidurkan Nindya di kamar lalu menutup pintunya. Setelahnya Arjuna ikut ayahnya dan Shaka mengobrol.

"Nama kamu siapa?" Tanya ayah Nindya.

"Saya bhumi Shaka putra langit om, dipanggil Shaka." Ujar Shaka memperkenalkan diri.

"Kamu anaknya Abraham sama Ayu? Makin gagah aja ya kaya Abraham, Abraham itu teman saya dulu." Ujar Abimana.

"Hahaha, Iyaa om." Ujar Shaka.

"Saya mau pulang ya om, sudah malam soalnya takut dicariin." Ujar Shaka sopan.

"Sebentar tunggu istri saya pulang, saya ada titipan untuk orang tua mu." Ujar Abimana

Tak berselang lama mereka menunggu bunda Kirana dan Kakak Utari dengan asik mengobrol suasana yang tegang pun sudah mencair. Yang ditunggu pun akhirnya datang.

"Assalamualaikum ayah, Abang, ini bunda bawain jajan sama pesenannya ayah tadi." Ujar bunda Kirana.

"Waalaikumsalam Bun, ini Shaka anaknya Ayu sama Abraham." Ujar Abimana memperkenalkan Shaka.

"Halo Tante, halo kak." Ujar Shaka canggung.

"Jangan Tante panggil bunda ya, jangan panggil om juga panggil ayah aja." Ujar Kirana.

"Iya bun yah, saya mau izin pulang ya udah malem soalnya takutnya di cariin." Ujar Shaka sopan.

"Eh Shaka, ini buat orang tua kamu ya, titip salam juga." Ujar Abimana.

"Iya yah, makasih yaa, saya pamit dulu, assalamualaikum." Ujar Shaka.

Shaka keluar dari rumah itu membawa bingkisan yang dikasih oleh Kirana dan Abimana, lalu di susul oleh Arjuna.

EpochTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang