Lima hari telah berlalu, namun Raden masih belum berbaikan dengan Nindya, entah mengapa Raden sangat sulit untuk memaafkan Nindya.
Hari ini waktu camp sekolah telah tiba, Nindya sudah menyiapkan barang-barang yang akan dibawa dan tidak ada yang tertinggal.
"Bun, Nindya mau berangkat yaa." Ujar Nindya.
"Iyaa dekk, hati-hati udah bunda titipin ke Shaka, Raden sama Nagara ya, dengerin omongan mereka." Ujar Kirana.
"Bun, adek bisa sendiri loh, kenapa harus di titipin ke mereka bertiga?." Ujar Nindya.
"Bunda percaya sama mereka bertiga dek, yaudah gih berangkat nanti telat." Ujar Kirana.
"Iyaa ndaa." Ujar Nindya.
Nindya menyalami tangan bundanya dan berjalan ke teras rumah untuk melihat sang Abang yang sudah siap di dalam mobil.
"Abang, yuk berangkat." Ujar Nindya.
"Iyaa, yuk." Ujar Arjuna sambil menjalankan mobilnya menuju ke sekolah Nindya.
Camping yang di adakan oleh sekolah nusa bangsa ini memakan jarak yang cukup jauh sekali, sehingga mereka menumpangi bus.
Dan Nindya kebagian duduk dengan Raden, sehingga bunda Nindya menitipkan Nindya kepada Raden untuk menjaga putri bungsunya itu.
"Hati-hati ya dek disana, Abang gabisa ikut, tapi tetep Abang pantau." Ujar Arjuna.
"Siapp, tapi kan Nindya bukan anak kecil lagi yang harus di awasin bang." Ujar Nindya.
"Kamu tetap anak kecil di mata abang dek, udah gih sana." Ujar Arjuna mengelus kepala Nindya dengan sayang.
"Dadaahhh abanggg, hati-hatii ya." Ujar Nindya sambil melambaikan tangannya.
Nindya berjalan ke arah bus yang banyak sekali anak berkumpul di depan bus itu, Nindya melihat ada Raden teman sebangkunya di bus.
"Haii radenn." Sapa Nindya, namun masih di abaikan oleh Raden.
Mungkin Nindya akan mengajak ngobrol Raden nanti ketika di bus, bisa tidak bisa Hari ini mereka harus sudah berbaikan.
Nindya masuk ke dalam bus dan duduk di sebelah jendela, dan di sampingnya ada Raden. Entah mengapa bisa Raden duduk dengan Nindya bisa jadi ada permintaan dari seseorang sehingga Raden bisa menjaga Nindya.
"Raden, jangan diemin gw." Ujar Nindya.
"Raden ayo baikan jangan diem-diem terus." Ujar Nindya.
"Raden ajak gw ngobrol." Ujar Nindya.
"Raden kalo gamau ngajak ngomong sama baikan gw mau pindah aja duduk sama cowo lain." Ujar Nindya sambil berdiri dari duduknya.
Sebelum Nindya berdiri dari duduknya dan meninggalkan dirinya, Raden menarik tangan Nindya sehingga Nindya langsung duduk kembali di bangkunya.
"Diem disini." Ujar Raden.
"Ajak gw ngobrol lah, masa di diemin aja." Ujar Nindya yang kesal.
"Iya sayang nanti di ajak ngobrol." Ujar Raden sambil terkekeh pelan.
"Bener ya? Kalo engga gw mau pindah duduk." Ujar Nindya.
"Iya nindyaaaa." Ujar Raden yang harus ekstra sabar.
"Kenapa hampir semingguan ini lo diemin gw?" Tanya Nindya.
"Coba ceritain apa yang udah lo lakuin kemarin sebelum gw diemin lo." Ujar Raden.
"Sebelum lo diemin gw, gw baikan sama Shaka soalnya Shaka marah sama gw, terus gw gatau tiba-tiba Shaka dateng ke rumah bareng ayah, Abang sama kakak pulang." Cerita Nindya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
Novela Juvenil"Jangan jadi senja yang indahnya hanya sesaat." "Your'e mine, forever will be mine." "Gw tau lo, gw temen kecil lo." "Kalo ada apa-apa bilang ke Abang, Abang bakal ada selalu buat adeknya Abang." "Gw gamau ngerepotin kalian dengan masalah gw." Ep...