Pagi hari ini Nindya masih memeluk guling dan bermanja-manja dengan selimutnya, Nindya merasa nyaman sekali rasanya dia tidak ingin meninggalkan kasur ini.
Nindya bangun dari kasur dan melihat jam ternyata masih jam 5 pagi, dia akan membangunkan Shaka, dia ingin mengajak Shaka lari pagi.
"Bhum, bangun." Ujar Nindya.
Hanya sekali panggil saja Shaka langsung terbangun dari tidurnya, dia langsung melihat Nindya.
"Kenapa?" Ujar Shaka.
"Mau lari pagi ga? Kalo gamau gapapa." Ujar Nindya.
"Gw mau, tungguin dulu sebentar." Ujar Shaka sambil berjalan ke kamar mandi.
"Okayy." Ujar Nindya.
Sedangkan Nindya sudah mengganti bajunya dari tadi, setelah dia bangun dia langsung bersiap-siap untuk lari pagi.
Mereka akan mengitari komplek Shaka saja, yang pastinya banyak sekali orang untuk lari pagi karena hari ini adalah hari weekend.
Nindya dan Shaka mulai berlari kecil untuk keluar dari halaman rumah Shaka, Nindya melihat-lihat kompleks tempat tinggal Shaka.
"Lo sering lari nin?" Tanya Shaka.
"Iya, biasanya sama temen-temen ke taman gitu." Ujar Nindya.
"Kalo gw ajak ke taman buat olahraga gimana? Mau ga?" Ujar Shaka.
"Mau dong." Ujar Nindya.
"Sekarang mau? Tamannya ga jauh dari sini." Ujar Shaka.
"Boleh deh." Ujar Nindya.
Mereka berlari kecil untuk ke sebuah taman kompleks itu, Dalam perjalanan ke taman ada seorang lelaki yang menggoda Nindya.
"Kiw cewek." Ujar lelaki itu.
"Wah olahraga sama pawangnya nih." Ujar lelaki itu.
"Cantikkk duhhh." Goda lelaki itu.
"Gausah godain dia." Ujar Shaka dengan menatap nyalang orang di depannya.
Lelaki yang mengetahui siapa itu Shaka langsung pergi dari hadapan Nindya, sedangkan Nindya hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Mereka berdua sudah sampai di taman kompleks itu, Nindya dan Shaka mulai berlari kecil mengitari taman itu.
"Shakaa pelan dong, masa gw ditinggalin." Ujar Nindya.
"Engga ditinggalin, makanya kejar." Ujar Shaka.
"Nindya gabisa lari Shaka." Ujar Nindya.
"Harus bisa lah, ayo kejar gw." Ujar Shaka, Nindya berusaha untuk mengajar Shaka namun dia ceroboh tidak melihat jalan.
"Aduh." Ringis Nindya sambil duduk di jalan itu.
Shaka yang mendengar ringisan Nindya langsung berlari ke arah Nindya yang lagi memegang kakinya.
"Kenapa?" Ujar Shaka.
"Kakinya keseleo sakit." Ujar Nindya.
"Bisa jalan? Kok bisa keseleo? diperhatiin lagi dong nin kalo jalan." Ujar Shaka.
"Bisa kok cuma rada sakit aja." Ujar Nindya.
Shaka hanya menghela nafas lelah kepada Nindya, Nindya sangat ceroboh lihatlah karena kecerobohannya sendiri dia keseleo seperti sekarang.
Shaka berjongkok di bawah kaki Nindya dia akan memeriksa kondisi kaki Nindya, dia hanya takut ada apa-apa dengan kaki Nindya.
Shaka melihat kaki Nindya yang memerah karena keseleo dan terdapat luka di kakinya dan mungkin sehingga kaki Nindya terlihat parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
Teen Fiction"Jangan jadi senja yang indahnya hanya sesaat." "Your'e mine, forever will be mine." "Gw tau lo, gw temen kecil lo." "Kalo ada apa-apa bilang ke Abang, Abang bakal ada selalu buat adeknya Abang." "Gw gamau ngerepotin kalian dengan masalah gw." Ep...